BAB 23 – Kemarahan Lukman

1670 Kata

Tujuh belas jam perjalanan, membuat Azzam cukup lelah. Delapan bulan sudah, pemuda itu tidak pernah melihat tanah kelahirannya. Tanpa direncanakan terlebih dahulu, pemuda itu terpaksa harus kembali ke kampung halamannya atas perintah ayahanda tercinta. “Assalamu’alaikum ....” Suara Azzam terdengar menggema di dalam rumah berdesain sedernaha namun luas itu. “Wa’alaikumussalam ... Azzam, Masyaa Allah ... sudah datang, Nak. Ayo masuk.” Eli—ibunda Azzam—menuntun putranya masuk ke dalam rumah. “Abi mana, Ummi?” “Abi ke toko.” “Aisyah?” “Aisyah kuliah, sebentar lagi juga pulang.” Tidak lama, “Assalamu’alaikum ....” Terdengar suara perempuan dari luar rumah. Azzam membalik badan dan terpana melihat adik kesayangannya sudah berdiri di depan pintu, “Aisyah?” “Uda Azzam?” Aisyah tersenyum l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN