"Jadi maksudmu, memang sudah tidak ada lagi orang-orang seusiaku di desa ini selain Dalton?" Tanya Reese, mencoba mengambil kesimpulan dari apa yang dijelaskan sang ayah kepadanya.
Ayah Reese mengangguk dengan sedikit kesedihan tergambar jelas di sana. Reese yang memang sudah tidak sanggup lagi menahan perasaan, membuat air matanya meleleh dengan sangat deras, meski tidak ada isak tangis yang terdengar tapi, orang tuanya mampu melihat bahwa ada kesedihan tergambar jelas di wajah itu, terlihat bahwa anak mereka belum mampu menerima bahwa memang pada kenyataannya hanya dirinya dan Dalton saja lah yang tersisa dari sekian banyaknya warga seusianya di desa tersebut.
"Lalu, kenapa mereka semua menghilang? Pergi ke mana mereka?" Tanya Reese lagi tapi, pasangan suami dan istri itu menggeleng tanpa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Reese.
"Apa maksudnya ini? Jadi, kalian tidak tahu di bawa ke mana anak-anak seusiaku selama ini, pergi?" Reese mulai meradang tapi, kedua orang tuanya berusaha untuk menenangkan anak gadis mereka satu-satunya itu untuk berusaha agar tidak mengamuk.
"Kami tidak tahu Reese." jawab sang ibu, memulai. "Bahkan orang tua mereka sendiri pun tidak tahu, pergi ke mana anak-anak mereka setelah malam itu."
"Malam itu?"
Sang ibu mengangguk. "Setelah anak-anak mereka menghilang, aku dan ayahmu keheranan, kami berpikir bahwa anak di keluarga itu sakit tapi, mereka sama sekali tidak sesakit itu, mereka bahkan tidak mengatakan kepada kami bahwa mereka memiliki seorang anak, mereka bersikap seolah mereka adalah pasangan yang baru saja menikah dan belum memiliki anak. Karena itu, aku ingin kau menjauhi hal-hal seperti itu, aku tidak ingin kehilanganmu setelah aku pernah kehilangan Abraham." ucap sang ibu sambil memeluk Reese sangat erat kemudian menciuminya.
"Tunggu! Jadi, maksudmu, orang tuanya lupa siapa anak mereka? jika mereka lupa, lalu bagaimana kalian bisa mengingat bahwa keluarga itu pernah memiliki anak?" Reese mencoba menjauhkan tubuh ibunya dan kembali bertanya, berharap sang ibu bisa menjelaskan mengenai apa yang barusan dirinya katakan kepada Reese, sejelas-jelasnya.
"Aku ingin kau tahu, bahwa aku sama sekali tidak percaya pada apa yang aku dan ayahmu rasakan. Aku sangat sedih ketika mengetahui semua orang hanya tahu mengenai dirimu tapi tidak dengan Abraham, mereka bahkan mengatakan bahwa kami berdua ini berhalusinasi, mereka bilang bahwa kami tidak pernah memiliki Abraham seumur hidup kami dan kami hanya memiliki dirimu." jelas sang ibu, hanya saja kalimatnya harus sedikit dijeda karena ketika bercerita, suara sang ibu yang sedikit tercekak membuat pernapasannya sedikit terganggu kemudian membuatnya terbatuk yang hal itu langsung membuat Reese menepuk punggung sang ibu.
"Bu, pelan-pelan ...." ucap Reese, karena dia merasa bahwa ibunya sedikit tertekan dengan apa yang saat ini sedang dirinya ceritakan.
"Aku dan ibumu masih mengingat mengenai Abraham, sama seperti keluarga Caldwell kehilangan anak sulung mereka di usia Clammie saat ini."
"Tunggu, benar! Clammie, kenapa dengan Clammie? Apa karena dia selalu berada di rumah jadi dia masih ada?"
"Keluarga Caldwell selalu menyembunyikan Clammie dari semua orang, mengurungnya dan membiarkan anak itu berada di lingkup pengawasan mereka sepanjang waktu. Hanya saja, mereka sadar bahwa hal itu tidak akan berlangsung lama dan karena hal itu, mereka mencoba mewaspadai Clammie sepanjang waktu dan mengenai makhluk itu, dia adalah penyihir, Reese ... dia adalah penyihir dari Black Hills Forest yang tidak pernah menunjukkan wajahnya selama ratusan tahun di depan orang lain tapi, kali ini sepertinya berbeda."
"Dia punya alasan ...?"
"Dia pasti menginginkan Clammie sebagai tumbal keabadian yang selama ini dirinya miliki."
"Jadi penyihir itu memang benar-benar ada?" Tanya Reese masih tidak percaya. Akan tetapi, kedua orang tuanya mengangguk dan mengatakan bahwa penyihir itu memang benar-benar ada dan sekarang sedang berkeliaran di antara mereka tanpa henti.
"Kenapa mereka menginginkan Clammie? Tidak, kenapa mereka menginginkan anak-anak kecil dan yang masih muda?" Tanya Reese lagi.
"Sudah kukatakan, dia membutuhkannya untuk ritual keabadian. Selama ini, Beatrix Essme menggunakan darah dan daging anak-anak untuk membuat dirinya tetap hidup."
"Tapi ya, di desa ini bahkan sudah tidak ada lagi anak-anak, jika dia kebali setiap tah—"
"Dia tidak kembali setiap tahun, Reese. Dia kembali ketika dia menemukan darah yang manis utuknya. Dua ouluh lima tahun sejak terakhir kali kami dan keluarga Caldwell kehilangan anak sulung kami. Kami selalu berusaha untuk menyembunyikan dirimu juga Dalton dan membangun garis pembatas di Black Hill, bukan untuk menahannya agar tidak datang. Tapi, untuk menghalau kalian untuk tidak masuk ke dalam hutan itu."
Reese terdiam sejenak dengan kata-kata ayahnya. Pagar penghalang di Black Hill? Reese seperti mengingat sesuatu mengenai hal tersebut. Dia seperti mengigat mengenai sebuah pagar kawat yang melintang dan itu jelas tidak bisa mereka lewati.
"Jadi, sejak lama kalian sudah tahu mengenai ini tapi tidak pernah memberitahukan kepadaku?" Reese sedikit kesal dengan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
"Kami bukan tidak ingin memberitahukannya tapi, kami hanya ingin sedikit memberi jeda. Kami sendiri takut jika kami memberitahukannya padamu, kau akan memberitahu hal ini pada Dalton Caldwell. Anak itu, aku tahu kalau dia sedikit berbeda. Dia tidak bisa jika kita terus diam seperti ini, dia akan terus mencari tahu dan kemungkinannya masuk ke dalam Black Hill adalah sangat besar terlebih, hari ini aku melihatnya bersama dengan wanita itu. Alicia Cana ...."
"Siapa itu Alicia Cana? Tadi juga ibu bertanya padaku bahwa ada anak perempuan seumuran denganku berjalan bersama Dalton. Ayah. Katakan padaku apa Dalton dalam bahaya?!" Reese mencoba mendesak ayahnya untuk bicara. Akan tetapi, ayahnya hanya menggeleng.
"Alicia Cana adalah anaknya Beatrix Essme hanya saja, aku juga belum yakin apakah Beatrix Essme benar-benar memiliki anak atau tidak karena itu semua hanya legenda, sudah ribuan tahun akan tetapi, jika itu mungkin adalah Beatrix Essme, aku rasa tidak mungkin karena kepalanya sudah kita tanam dan tidak akan pernah mungkin diketemukan oleh siapapun ataupun bersatu dengan tubuhnya." Jelas ayah Reese, membuat gadis ini tertegun.
Semua cerita megenai penyihir dan anaknya ini membuat gadis ini tidak habis pikir mengenai apa yang sebenarnya terjadi, mengenai semua hal yang tidak dirinya mengerti, tentang Dalton, anak-anak yang hilang dan dilupakan oleh keluarganya juga tentang black hill forest yang dipagari oleh kawat besi yang melintang untuk menghalau siapa pun agar tidak masuk ke dalam hutan lebat dan gelap itu. Sebuah cerita tidak masuk akal tapi sesuatu yang tadi mereka lihat dan alami pun, tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang bohong. Semuanya nyata.
"Jadi, itu adalah penyihir ...?" Gumam Reese.