Chapter 31

1025 Kata
Dalton yang tidak bisa tidur memilih untuk tetap terjaga dan bangun dari tidurnya untuk melihat sang adik yang masih tertidur lelap di atas kasurnya tanpa terganggu sedikit pun dari dirinya yang berusaha membangunkan anak itu dengan mengguncangkan bahu Clammie beberapa kali. Akan tetapi, adiknya itu sama sekali tidak terganggu. Dalton juga bisa mendengar bagaimana tenangnya irama napas sang adik terdengar sangat teratur, sepertinya adiknya itu sangat lelah dan baru bisa mendapatakan jam istirahat yang baik untuk dirinya sendiri. Karena hal itu, Dalton hanya bisa menggeleng dengan memilih untuk tidak lagi mengganggu sang adik yang sedang tertidur. Karena hal itu, Dalton yang tidak bisa tidur memilih untuk turun ke lantai bawah, mencari sesuatu untuk bisa menghilangkan rasa bosannya atau sekedar duduk di perapian untuk menghangatkan badan. Namun, saat dirinya turun, dirinya menemukan sang ayah yang masih duduk sambil memakan ikan kering yang sudah diasapkan tepat di depan perapian bersama secangkir teh yang dia minum. Mendengar suara langkah Dalton dari atas menuju ke lantai bawah, Gail Caldwell yang sedang bersantai di depan perapian. Menoleh ke arah di mana Dalton datang, melambaikan tangan ke arah sang anak sambil mencoba mengajaknya untuk bergabung dengan dirinya di depan perapian. “Kau belum tidur?” Tanya Gail yang dibalas anggukan oleh Dalton. “Ada apa? Tidak nyaman?” Tanya Gail lagi, yang padahl lelaki ini tahu bahwa apa yang dirasakan oleh anaknya adalah perasaan tidak nyaman karena pertengkaran yang terjadi antara anak sulungnya dengan sang ibu, dan pertengkaran itu tentu saja akan membuat Dalton merasa sangat tidak nyaman dengan semuanya. Setelah mengikuti lambaian tangan sang ayah, Dalton akhirnya memilih untuk duduk di samping sang ayah dan ikut makan ikan kering yang sedang dimakan oleh sang ayah dan meminum teh dari cangkir yang sama seperti sang ayah. Mendapati anak sulungnya terlihat sangat santai dengan apa yang dirinya lakukan kepada sang ayah, yaitu dirinya sendiri, Gail Caldwell merasa bahwa dirinya sama sekali tidak terganggu dengan apa yang dilakukan oleh sang anak. “Kau tahu bahwa apa yang dilakukan oleh ibumu mungkin adalah hal yang benar.” Gail memulai mengambil kata-kata untuk bicara pada sang anak yang memang sedang sangat panas bersama dengan sang ibu setelah semua hal yang dilakukan Ella kepada anak mereka. “Apa yang sedang ingin kau katakan, ayah?” Dalton bertanya dengan nada yang sedikit tidak senang karena ayahnya seperti sedang berusaha membela sang ibu. “Aku ingin kau menahan dirimu saat kau berhadapan dengan ibumu. Karena, aku yakin kalau kau sendiri tidak menginginkan bertengkar dengan ibumu itu, bukan?” Gail mencoba bertanya mengenai pertengkaran tidak penting yang dilakukan oleh anak dan istrinya tersebut. Namun, alih-alih langsung menjawab pertanyaan sang ayah, Dalton langsung menggeleng dengan sedikit helaan napas yang terdengar sedikit keras. Sementara Gail, hanya tersenyum dengan sedikit wajah yang tertunduk tapi dengan cepat dia langsung mengangkat tangannya dan mengelus pucuk kepala sang anak. “Aku akan memberitahu alasan kenapa ibumu bersikap seperti itu dan juga makhluk yang kau lihat tempo hari tapi, setelah ini berjanjilah untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak penting atau kembali masuk ke dalam hutan.” “Aku bisa melakukannya jika kau mengatakan sesuatu kepadaku mengenai hal ini." Dalton mencoba untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh sang ayah meski sebenarnya dirinya sama sekali tidak bisa benar-benar berpikir bahwa semuanya baik-baik saja, karena selain dirinya sangat penasaran mengenai sosok yang sempat mereka lihat beberapa hari yang lalu hampir menghancurkan kandang dan mencuri ternak milik mereka setelah memakan jeroan hasil buruan yang Dalton dapatkan di hutan tempo hari. "Menurutmu, apa yang kau pikirkan ketika melihat makhluk itu untuk pertama kalinya?" tanya Gail sambil mengunyah ikan kering, seperti yang sejak tadi dia lakukan. Ditanya demikian oleh sang ayah, Dalton memutar kepalanya, mencoba untuk mengingat semua hal yang dirinya lihat tempo hari, mengenai makhluk yang dirinya lihat bersama sang ayah, makhluk yang menyerupai seorang wanita tua dengan sedikit bungkuk tanpa pakaian selembar pun di tubuhnya dan rambut jagung yang terlihat sangat berantakan. Jika disebut sebagai manusia yang terkena gangguan mental, sepertinya predikat itu sama sekali tidak cocok disematkan untuk seorang seperti itu. "Aku tidak tahu tapi, apa mungkin dia bukan manusia?" tanya Dalton yang hanya dibalas anggukan, sebuah anggukan pertanyaan yang Gail ajukan kembali pada anaknya, Dalton. "Kenapa kau berpikir kalau dia manusia." Gail balik bertanya pada Dalton, membuat pemuda itu memutar bola matanya sambil berpikir mengenai apa yang ayahnya tanyakan dan mencoba mencari jawabannya. "Dia memang tidak seperti manusia tapi, dia berdiri menggunakan dua kaki dan berjalan seperti kita, jadi apa itu tidak terlihat seperti manusia, ayah?" Dalton mencoba untuk memastikan apa yang dirinya coba katakan kepadanya. Gail menggeleng sambil menggaruk-garuk janggut tipis yang ada di dagu lelaki yang adalah kepala keluarga Caldwell tersebut sedikit tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh anak sulungnya tersebut. "Dia memang berdiri seperti manusia, memiliki penampilan seperti manusia tapi asal kau tahu bahwa sebenarnya dia bukanlah manusia, Nak." jawab Gail. "Lalu?" "Namanya Beatrix Essme, dia seorang penyihir dan namanya sangat ditakuti oleh kami, oleh nenek moyang kami." Gail mulai bercerita. "Beatrix Essme adalah penyihir yang sudah membuat anak-anak di desa ini menghilang dengan semua di desa ini, semua bahkan tidak mampu mengingat satu persatu anak-anak mereka hingga tidak ada apa pun yang bisa mereka lakukan untuk membalaskan apa yang sudah Beatrix Essme lakukan selama ini." Sepasang mata Dalton melotot ketika mendengar penjelasan sang ayah, dirinya tidak percaya mengenai Beatrix Essme, seorang penyihir yang entah seperti apa caranya, makhluk itu masih bisa hidup hingga detik ini dan itu benar-benar mustahil. "Aku tahu kalau kau juga tidak akan percaya mengenai hal ini tapi, memang seperti itulah keadaannya. Kami semua percaya bahwa Beatrix Essme masih hidup hingga saat ini setelah ribuan tahun berlalu dan sekarang, wanita penyihir itu tinggal di dalam gelapnya hutan Black Hills yang dalam, tidak terjamah dan tidak pernah ada satu pun tanda khidupan di hutan itu, bahkan hewan-hewan sekali pun tidak pernah ada yang mau menginjakan kaki di dalam hutan tersebut. Semuanya pergi, semuanya menghindar karena ketakutan." jelas Gail yang membuat Dalton menelan ludahnya karena takut. Pemuda ini memang sudah sering mendengar bagaimana kacaunya hutan Black Hills yang tidak pernah terjamah oleh manusia selama bertahun-tahun, bahkan ayahnya pun tidak pernah membiarkan dirinya untuk masuk ke dalam hutan itu dengan alasan apa pun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN