“Dalton.” Panggil si tua Linstown, lelaki pemilik toko pupukdi mana Dalton bekerja. “Sepertinya kau harus melayani pelanggan kita satu itu.” Tunjuknya pada seorang wanita ang sedang berdiri tepat di depan toko dan tersenyum, menunggu untuk dilayani.
Karena memang itu adalah pekerjaannya, Dalton langsung berjalan menghampiri wanita yang mengenakan baju berwarna cokelat dengan selembar syal yang dia sampirkan pada bahu hingga menutupi d**a dan sebagian lengannnya, di mana wanita itu juga terlihat membawa sebuah keranjang belanjaan yang berisi beberapa sayuran juga dua potong roti yang dibungkus oleh kertas. Tersenyum dengan sangat manis ke arah Dalton yang berjalan menghampirinya.
“Ada yang bisa kubantu?” tanya Dalton penasaran karena baru kali itu dirinya melihat pengunjung wanita yang datang ke toko sambil membawa keranjang belanjaan dengan wajah yang benar-benar terlihat asing di matanya. Ya, baru kali itu Dalton melihat si wanita.
“Apa kau memiliki pupuk untuk menumbuhkan ukuran wortel agar bisa lebih besar?" tanya wanita itu, terdengar ramah.
“Mungkin kau harus membeli bibit yang berbeda dari yang kau beli jika ukuran wortel yang kau tanam itu kecil.” Jelas Dalton, membuat si wanita keheranan.
“Apakah jenis dari bibit wortel itu berbeda-beda?”
“Semua tanaman memiliki jenis dan ras mereka masing-masing, jika kau menginginkan wortel yang berukuran besar, maka kau harus menanam wortel yang memiliki kualitas terbaik.” Jelas Dalton yang mencoba seramah mungkin pada pelanggan wanita mereka hari itu.
“Tapi, wortelku sudah tumbuh tapi karena ukurannya sangat kecil, makanya aku datang ke toko ini untuk mendapatkan nutrisi untuk mereka agar bisa tumbuh semakin besar.” Jelas wanita itu lagi yang tentu saja membuat Dalton kembali tersenyum.
“Baiklah, aku akan memberikanmu beberapa pupuk dan penyubur tanaman agar wortelmu tumbuh subur dan tidak ada banyak hama yang muncul.” Jelas Dalton yang langsung masuk kembali ke dalam toko dan mengambil sekantung pupuk dan sebotol kecil penutrisi tanaman agar tanaman yang ditanam oleh wanita itu menjadi lebih subur dan bisa tumbuh dengan baik.
Usai menyiapkan beberapa benda yang dipesan oleh wanita itu, Dalton tidak hanya itu, Dalton juga memberikan beberapa butir bibit wortel untuk bisa wanita itu bandingkan dengan wortel-wortel yang sudah ditanam oleh wanita itu lebih dulu.
“Tapi aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli bibit-bibit itu.” Tunjuk wanita itu pada bibit-bibit yang diberikan padanya oleh Dalton.
“Tidak masalah. Aku memberikan ini gratis dan karena kau adalah pelanggan baru di tempat kami, kuharap kau bisa datang lagi untuk membeli pupuk dan yang lainnya
"Kau serius? Aku adalah orang baru di kota ini dan sudah mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari tuan rumah di kota ini." ucap wanita itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Dalton. "Alicia Cana." ucapnya yang membuat Dalton seolah tidak memiliki pilihan kecuali menyambut uluran tangan itu dengan senang hati.
"Dalton Caldwell. Kau orang baru?" tanya Dalton dan wanita bernama Alicia itu pun mengangguk dengan senyum yang tidak menghilang dari wajahnya.
"Aku baru pindah beberapa minggu lalu tapi, aku tidak tinggal di sekitar kota, aku tinggal di dekat danau yang berada di bagian utara, Aku tinggal dengan ibuku." jelas Alicia yang sedikit membuat Dalton sedikit merasa tidak percaya bahwa ada orang yang tinggal sekitar danau seperti itu, setelah bertahun-tahun mereka tahu bahwa di sekitar danau itu ada seekor buaya yang cukup untuk menerkam seseorang yang bergerak di sekitar danau dan karena hal itu ada tidak pernah ada lagi yang berani mendekat ke sisi danau karena hal tersebut. Tapi, mendengar Alicia yang berani tinggal di sana, membuat Dalton juga si tua Linstown yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka, merasa sedikit keheranan.
"Kau tinggal di tempat seperti itu dengan ibumu?" tanya si tua Linstown pada Alicia yang dijawab anggukan oleh wanita tersebut.
"Aku tinggal di sana dan membangun sebuah rumah kecil yang cukup untuk kami berdua." jawab Alicia lagi.
"Tidak! Tidak! Bukan itu maskudku, maksudku adalah, tidak ada siapa pun di sekitar sana, apa kau yakin tinggal di tempat seperti itu?" Linstown kembali berkata. Namun, Alicia hanya mengangguk seolah tidak peduli jika dirinya tidak memiliki tetangga sekalipun.
"Aku sudah mulai terbiasa dengan semua itu. Akan tetapi, sekarang sudah waktunya aku kembali dan terima kasih untuk tambahan bibit wortelnya." ucap Alicia sambil memberikansejumlah uang untuk membayar pupuk dan suplemen tanaman yang diberikan oleh Dalton kepadanya.
Setelah Alicia Cana pergi dari toko pupuk mereka, membuat Linstown sekali lagi keheranan dengan apa yang dirinya dengar dari Alicia Cana tadi, mengenai wanita itu yang tinggal di danau sebelah utara bersama ibunya tanpa ada seoerang lelaki bersama mereka yang membuat si tua ini benar-benar tidak percaya.
"Kau tidak percaya dengan apa yang dia katakan saat dia bilang kalau dia tinggal di dekat danau sebelah utara sana?" tanya Dalton yang membuat si tua Linsworn benar-benar tidak habis pikir, bahkan beberapa kali menghela napasnya sambil berkacak pinggang, melihat ke arah di mana Alicia Cana pergi.
"Tentu saja aku sulit mempercayai hal seperti ini karena bagaimana pun, tidak pernah ada orang yang benar-benar bisa tinggal di tempat seperti itu dan bertani seperti wortel." jelas Linstown yang dibalas anggukan oleh Dalton.
jujur saja dirinya juga tidak mempercayai hal itu akan tetapi, melihat Alicia yang memiliki wajah cantik dan tubuh yang terlihat sangat bagus. Bahkan, senyum Alicia pun terlihat sangat cantik dengan syal yang disampirkan olehnya di bahu.
"Kau tertarik padanya?" tanya Listown pada Dalton.
"Dia cantik. Suaranya lembut dan rambutnya yang sedikit bergelombang juga terlihat sangat menarik, benar-benar seorang gadis yang- "
"Bagaimana dengan Reese? Dia juga cantik dan baik. jangan sampai kau mengecewakannya." ucap si tua Linstown sambil tersenyum mengejek.
"Kami hanya berteman. Sejak kecil kami selalu bersama jadi, tidak ada salahnya kalau aku melirik wanita lain, aku ini laki-laki yang sudah dewasa." Dalton berdalih dan hal itu malah membuat si tua Linstown tertawa karenanya.
Bahkan, sebelum memerintahkan Dalton untuk kembali melakukan pekerjaannya, si tua Linstown juga meminta bahwa Dalton harus sedikit lebih memperhatikan kedekatan antara teman kecil dan seorang gadis dewasa 'hari ini'
"Memangnya apa bedanya? Dia tetap orang yang sama, lagi pula, Reese tidak akan menyukai pemuda sepertiku." jawab Dalton yang membuat si tua Linstown langsung memukul kepala pemuda tersebut.
"Kau belum memastikannya, makanya kau tidak akan tahu."
"Tapi dia memang hanya teman kecilku, pak Linstown." Dalton masih berdalih sebelum obrolan mereka berhenti dan pemuda ini kembali melanjutkan pekerjannya.