۝ Chapter 16 ۝

1007 Kata
"Dalton, ini bayaranmu untuk hari ini." ujar si tua Linstown sambil memberikan beberapa keping uang kepada Dalton yang sudah bekerja sangat keras hari itu di tokonya. "Terima kasih banyak, tuan Linstown." ujar Dalton sangat bahagia karena bisa mendapatkan uang lagi hari ini, dan setelah menerima uang dari si tua Linstown, Dalton diminta untuk segera pulang ke rumahnya yang meskipun di dalam toko yang sudah di tutup itu masih terlihat sedikit berantakan karena si tua Linstown yang sedang menghitung persedian sisa bibit tanaman gratis untuk dia berikan sebagai sample untuk pelanggan barunya, sama seperti ketika dirinya meminta Dalton untuk memberikan beberapa bibit wortel pada pelanggan baru mereka tadi siang. Si tua Linstown selalu sengaja menyisihkan beberapa butir dan menempatkannya di kantung-kantung kecil untuk dirinya bagikan kepada pelanggan-pelanggan baru, entah itu bibit super atau bibit biasa dari beberapa jenis tanaman sayur dan buah. Usai diperintahkan untuk pulang setelah mendapatkan bayarannya, Dalton pun langsung berjalan meninggalkan si tua Linstown pergi yang meski pun dirinya berusaha mengatakan bahwa dirinya ingin membantu pria tua itu, tetap saja si tua Linstown tidak membiarkan Dalton untuk terus bekerja dan selalu memintanya untuk pulang dan beristirahat karena waktu yang menunjukan hampir jam makan malam sebentar lagi. Pasar terlihat cukup sepi hari itu, bahkan para penjual juga sudah tidak lagi terlihat di sekitar toko mereka masing-masing, semuanya sudah pulang dan melakukan kegiatan mereka bersama dengan keluarga mereka, seperti malam-malam sebelumnya. Dalton yang memang sudah sangat lelah dengan kegiatannya hari itu pun memutuskan untuk pulang ke rumah, seperti orang lain. Hanya saja, ketika berjalan pulang, tidak sengaja dirinya bertemu dengan Reese yang sedang berjalan-jalan bersama dengan anjing peliharaannya. Tanpa memberikan anjing itu sebuah rantai, Reese yang memang sudah terbiasa dengan anjing berbulu cokelat dan putih itu, seperti begitu saja membiarkannya bergerak ke mana pun dan hanya mengkuti arahan dari suaranya saja. Dengan sebuah lambaian tangan, Reese berusaha untuk menyapa Dalton yang berjalan pulang. "Aku tidak tahu kalau kau bekerja dan pulang selarut ini." ujar Reese yang anjingnya langsung menghambur ke arah Dalton, seolah mereka benar-benar sudah sangat akrab sebelumnya. Dan, memang itulah yang terjadi, anjing itu menjitali dan berusaha memeluk Dalton dengan sangat erat. "Hahaha ... aku tidak ingat kalau aku pernah memeluk anjing sebesar ini." puji Dalton sambil memeluk dan mengelus bulu tebal milik anjing setinggi lututnya tersebut. "Dia sepertinya merindukanmu." Reese berkomentar mengenai anjingnya yang benar-benar terlihat sangat senang ketika bertemu kembali bersama dengan Dalton. "Benarkah? Tidar merindukanku? KenapaTidar merindukanku apa aku sering memberimu makanan? Kurasa tidak, aku tidak punya cukup banyak makanan untuk ku berikan kepadamu." ucap Dalton yang masih sambil terus mengelus-elus buku tebal anjing peliharan Reese tersebut. "Aku terkejut dia masih mengingatmu, karena ayah bilang, kalau dia sudah tidak pernah membawa Tidar pergi berjalan-jalan lagi seperti ini setelah aku meninggalkan rumah untuk bekerja." jelas Reese yang mengingat ucapan ayahnya ketika dirinya berada di rumah dan melihat anjing peliharaannya yang hanya selalu berkeliaran di sekitar rumah saja. "Benarkah? Jadi kau tidak pernah pergi bermain, Tidar? Kenapa kau sangat malang sekali, anak baik~" ucap Dalton, terdengar seperti pemuda itu sedang bicara pada anak kecil, Dan seperti mengerti apa yang diucapkan oleh Dalton, anjing berbulu cokelat itu pun langsung menyalak, seolah mengiyakan apa yang Dalton katakan. Melihat abgaimana respon Tidar pada pertanyaan yang diajukan oleh Dalton, Reese hanya bisa tertawa, benar-benar terlihat sangat senang, hingga setelah perbincangan singkat mereka, Dalton pun mengajak Reese untuk pulang bersama, mereka berjalan beriringan dengan Tidar yang seekali berlarian, seolah tidak ada rasa dingin yang mengganggunya dengan bulu yang sangat tebal di tubuhnya. "Apa yang kau lakukan selama berada di rumah dan tidak pergi bekerja lagi?" tanya Dalton, kembali memulai percakapan mereka sambil jalan. "Aku? Aku sedikit melakukan beberapa pekerjaan yang biasa kulakukan di rumah, membantu ayah, memasak makan siang, mencuci dan menjemur pakaian, seperti biasanya. Tidak ada hal spesial yang bisa kulakukan terlebih, sekarang kau selalu sibuk bekerja dan ketika pulang ke rumah, kau bahkan tidak datang ke rumahku untuk mengajakku pergi ke hutan untuk berburu lagi." ucap Reese. "Aku mendapatkan buruan besar waktu itu jadi, aku tidak akan pergi berburu selama beberapa hari ke depan." balas Dalton yang dia ingat, bahwa dirinya memang sehrusnya pergi berburu dalam beberapa hari ini akan tetapi, karena dirinya juga tidak bisa pergi ke hutan setelah mendengar ceritaan dari Reese mengenai apa yang Clammie lihat di kandang ternak mereka, dirinya merasa seperti harus jauh lebih waspada karena bagaimana pun, jika hewan ternak di kandang milik mereka habis dimakan makhluk aneh, maka mereka sudah tidak akan memiliki apa pun selama musim dingin nanti. "Jadi, kau akan pergi berburu lagi kapan?" Reese kembali bertaya. "Mungkin tiga atau empat hari lagi. Pekerjaanku sedikit banyak di toko." Dalihnya. Yang padahal, pekerjaan yang Dalton lakukan tidaklah sebanyak yang dia katakan pada Reese. "KAlau begitu aku akan ikut denganmu dan memasang beberapa jebakan. Mungkin kita akan bisa mendapatkan beberapa ekor kelinci lalu memakannya sambil melihat pemandangan hutan di atas bukit yang biasa kita datangi." ucap Reese, mengingat apa yang sering mereka lakukan dulu, sebelum kehidupan dewasa yang terasa sangat berat seperti sekarang mereka lakukan. "Hahaha ...," Dalton terkekeh, dia tidak percaya bahwa Reese masih berpikir bahwa dirinya masih memikirkan apa yang sering mereka lakukan di masa lalu yang padahal, mereka melakukan itu sudah sangat lama dan sudah tidak pernah mereka lakukan lagi sekarang karena setelah Reese lebih sering berada di rumah dan membantu orang tuanya melakukan pekerjaan rumah dan yang lainnya, membuat Dalton sedikit kesulitan untuk mendapatkan teman bermain, karena beberapa remaja lelaki seusianya, semua pergi ke ibu kota untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar daripada bekerja di sebuah toko kecil seperti yang dirinya lakukan sekarang. "Aku tidak menyangka kalau kau masih mengingat apa yang kita lakukan dulu, hingga hari ini." Ucap Dalton yang dibalas tertawaan yang sama oleh Reese. "Tentu saja aku masih ingat. Di desa kecil ini, tidak ada anak perempuan yang sepertiku. Mereka lebih memilih untuk bekerja di rumah-rumah bangsawan dan menikah di usiaa yang masih sangat muda, semetnara aku, aku tidak ingin melakukan hal seperti itu karena masih ada banyak hal yang ingin kulakukan, seperti-" "Seperti mengacaukanku, bukan?" potong Dalton, membuat mereka berdua tertawa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN