“Dalton.” Panggil Reese setelah berjalan cukup jauh dari rumah keluarga Caldwell.
“Hm?” balas Dalton dengan sebuah deheman yang terdengar lembut.
“Apa beberapa hari ini kau bercerita tentang hal-hal mengerikan pada Clammie?” tanya Reese sambil terus berjalan meninggalkan Dalton di belakang.
“Kenapa? Apa ada sesuatu yang dia ceritakan padamu?” pemuda itu penasaran. Karena selama ini Clammie hanya bisa mengajaknya ribut dan bukan bercerita mengenai banyak hal tapi pada Reese, bocah itu malah berlaku sebaliknya.
“Dia bercerita banyak hal yang tidak bisa aku katakan dengan mudah. Tapi, aku rasa dia mendapatkan beberapa masalah karena apa yang kau perbuat.” Ucap Reese terdengar marah kali ini pada pemuda yang terus berjalan di sebelahnya.
“Apa maksudnya itu? Kau menuduhku melakukan hal buruk pada bocah itu?” tanya Dalton pada Reese yang sambil berjalan, gadis itu terus memelototinya dengan tatapan yang menyebalkan.
“Aku tidak menuduhmu melakukan hal buruk tapi, berhentilah bercerita tentang sesuatu yang menakutkan pada Clammie, dia mengatakan kalau dia mengalami mimpi buruk akhir-akhir ini.” Jelas Reese.
“Dia bicara apa?” tanya pemuda itu lagi, dia benar-benar penasaran dengan apa yang dikatakan oleh adiknya pada Reese.
“Dia mengatakan kalau dia melihat pemandangan mengerikan saat dia bangun tengah malam.” jawab Reese, memulai ceritanya, persis seperti Nyang diceritakan oleh Clammie kepadanya.
“Pemandangan apa?” Dalton mulai penasaran.
Langkah keduanya berhenti di tengah kegelapan dan hanya lampu yang dibawa oleh Dalton sajalah yang menjadi penerangan mereka, bahkan dalam kegelapan itu, Reese juga Dalton tidak bisa benar-benar melihat wajah keduanya dengan benar.
"Clammie bilang kalau dia sering melihat ada mahkluk aneh di belakang rumah kalian. Seorang nenek-nenek dengan kuku panjang dan jemsrinyang kurus. Aku tidak tahu apa yang dia lihat sebenarnya tapi, Clammie bilang bahwa dia melihat mahluk itu berjalan mengendap ke kandang ternak kalian, berusaha membuka pintunya tapi tidak bisa jadi, dia hanya mengambil beberapa butir telur lalu membawanya pergi." Jelas Reese.
Mendengar penjelasan Reese, Dalton hanya bisa terdiam. Dia sempat kepikiran mengenai beberapa hal yang dirinya ingat bahwa akhir-akhir ini ketika dirinya mengecek telur-telur di kandan ayam, dirinya kadan tidak menemukan apa pun bahkan jika masih tersisa, maka telur itu hanya akan terusa satu atau dua butir. Tidak lebih. Bahkan beberapa hari ke belakang ini, dirinya sempat tidak menemukan apa pun untuk dirinya bawa di kandang ayam.
Dan jika ceritaan Clammie benar, maka dirinya harus megecek semua yanndikatakan eh Reese malam ini termasuk dengan apa yang dirinya juga ayahnya lihat tadi di halaman belakang, tentang makhluk yang sedang asik memakan kepala rusa hasil buruannya hingga isi otak dan yang lainnya habis tak tersisa dan yang lebih mengerikannya, apa yang Reese katakan saat ini, sama seperti apa yang dirinya lihat tadi bersama dengan sang ayah, mengenai makhluk seperti manusia dengan kuku panjang dan jari-jari yang kurus.
Pemandangan yang benar-benar tidak biasa tapi bisa dikatakan sebagai hal yang benar-benar mengerikan untuk diingat terlebih semua yang diceritakan oleh Clammie megenai makhluk itu memang benar dan dirinya tidak mungkin membiarkan Clammie melihat ataupun menemukan makhluk aneh itu lagi terlebih dengan apa yang sudah makhluk itu lakukan pada kepala rusa hasil buruannya tadi siang.
"Dalton," panggil Reese lagi, "apa kau berpikir sama seperti apa yang kupikirkan?"
"Apa?" Tanya pemuda itu penasaran. Apa kau berpikir kalau yang mengikuti kita tadi di hutan bukan srigala tapi makhluk yang diceritakan oleh Clammie?"
Dalton ingin sekali mengatakan 'iya' tapi, jika dirinya mengatakan hal itu, maka itu akan membuat Reese panik dan tidak merasa tenang karena Clammie lah yang sudah melihat makhluk itu secara langsung meski tidak saling bertatap muka. Akan tetapi, jika dirinya tidak mengatakan 'iya', bisakah Reese mempercayainya? Terlebih dengan semua hal yang sudah terjadi malam ini.
"Entahlah ...." Dalton mengambil keputusan. Dia tidak membiarkan Reese mengetahui apa yang dirinya dan ayahnya lihat tadi di halaman belakang rumah mereka.
"Kau yakin? Maksudku, kenapa aku tidak merasakan hal yang sama?" Reese bersikeras.
"Tidak ada. Ayo pulang~ " ajak Dalton yang seolah tidak membiarkan Reese tetap di sana.
Reese yang awalnya tidak ingin berjalan terus dipaksa untuk mengikuti Dalton, berharap agar obrolan mereka berhenti saat itu juga karena bagaimana pun, mereka masih di tengah jalan dan mungkin saja mereka tidak akan tiba di rumah tepat waktu dan malah semakin malam, sementara dirinya juga harus kembali ke rumah yang jika semakin malam mereka berada di jalan seperti itu, maka semakin malam pula dirinya mengistirahatkan tubuh.
"Dalton! Dalton dengarkan aku!" Reese bersikeras.
"Tidak. Kita pulang sekarang." Ujar Dalton yang terus menyeret Reese.
Jarak dari rumah Dalton ke rumah Reese tidak terlalu jauh, hanya melewati ladang miliknya kemudian masuk ke area erumahan warga di mana tak jauh dari dua rumahnyang berjejer adalah rumah milik keluarga Wayne. Keluarga Reese.
Kepala keluarga Wayne dan Caldwell memang bukanlah teman baik tapi, mereka cukup baik dalam mengelola tanah dan peternakan mereka dan karena profesi dan taraf ekonomi yang sama, membuat kedua keluarga ini cukup berhubungan baik bahkan mereka juga beberapa kali bertukar apa yang mereka miliki, di saat-saat sulit yang panjang seperti musim dingin dan berbagi beberapa potong daging dari hasil buruan juga bukanlah hal buruk yang harus dilakukan keduanya. Bahkan, keluarga Wayne juga sering memberikan beberapa kantung gandum untuk Dalton dan hal itu membuat Dalton juga orang tuanya merasa berhutang budi dan menjaga Reese bisa pulang dengan selamat sampai ke rumah seperti ini setelah bermain di rumah mereka, adalah kewajiban.
Mungkin sekitar lima belas menit mereka berjalan, akhirnya mereka pun tiba di rumah keluarga Wayne. di sana, Dalton disambut cukup hangat oleh ibunya Reese, sempat ditawari secangkir kopi akan tetapi, karena Mala semakin larut, Dalton akhirnya memutuskan untuk pulang tanpa menerima tawaran tersebut.
Bermodalkan penerangan dari lampu yang dirinya bawa, Dalton pun kembali berjalan pulang, menyusuri jalanan yang cukup gelap, melewati ladang gandum dan tanah lapang yang cukup luas, bahkan dari tempatnya berjalan, Dalton juga bisa melihat hamparan hutan yang sangat lebat dan gelap di depannya, benar-benar gelap hingga rasanya dia tidak bisa melihat apa pun dari tempatnya berdiri saat ini.
Pikiran Dalton kembali mengingat ucapan Reese tadi. Jika memang benar yang dikatakan Clammie adalah makhluk yang sama dengan yang dirinya juga sang ayah lihat, maka artinya, dirinya harus lebih waspada lagi dan tidak memperlemah pengawasan mereka karena jika iya, maka hewan ternak mereka yang tidak seberapa, akan habis dimakan maklum yang entah apa itu.