Chapter 22

1106 Kata
Meninggalkan Gail, Dalton yang masih tidak percaya dengan apa yang dirinya dapatkan dari sang ayah, membuat pemuda ini merasa sangat kesal. Jengkel dan sangat marah, terlebih dengan apanyang seharusnya dirinya dapatkan jika berhasil mengejar orang yang seperti manusia tapi bertigkah seperti makhluk buas itu. Ya, makhluk buas. Bagaimana tidak, sekilas Dalton bisa melihat bahwa gigi-gigi mekhluk itu sangat runcing dan tajam. Dengan tubuh yang seperti manusia tapi bungkuk, bertubuh kurus dan sangat tidak berbentuk seperti manusia terlebih dengan rambut yang seperti rambut jagung, sepanajng bahu dan terlihat sangat mengerikan karena tatapannya juga terlihat sangat tajam. Dalton yang mengetahui hal itu tidak bisa membicarakannya dengan sang ayah karena dirinya merasa bahwa ayahnya mengetahui sesuatu yang jauh lebih banyak dari yang dirinya ketahui tapi tidak ingin membagi apa pun dengannya. Dalton menghela napasnya kuat-kuat, dia mencoba untuk berbaring di atas ranjangnya dan memejamkan mata, membuang apanyang dirinya lalui sepanajng hari ini dan tidak melakukan apa pun yang seharusnya tidak dirinya lakukan. Pemuda ini mencoba melirik asiknya yang tidur tepat di ranjang tak jauh dari ranjang miliknya, bocah itu terlihat sangat tenang dengan tidur yang terlihat sangat lelap dengan napas yang terdengar teratur. Sejenak Dalton bersyukur karena ibunya sudah menidurkan Clammie, menemaninya hingga bisa senyenyak saat ini, membuat dirinya lupa bahwa beberapa hari belakangan, Clammie sempat mengalami hal buruk yang dia ceritakan pada Reese, megenai sosok yang berkeliaran di kandang ternak mereka setiap malam. Dalton kembali bangun dan berjalan menuju ke arah jendela yang di mana pemandangan yang disuguhkan adalah pemandangan kandang ternak mereka. Sepanajng mata memandang, tidak ada yang terlihat aneh dengan kandsn ternak mereka bahkan sejauh lahan mereka berdiri, semuanya tidak ada yang terasa mencurigakan atau diwaspadai karena Dalton melihat sendiri bahwa makhluk aneh itu berlari masuk ke dalam hutan dengan sangat cepat. Ya, sangat cepat hingga dirinya tidak tahu apakah dirinya bisa menangkap makhluk itu atau tidak jika benar-benar bisa mengejarnya. Karena sejauh yang dirinya ingat, dirinya tidak pernah berlari secepat itu di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Hanya saja, yang Dalton sesalkan hingga detik ini adalah keputusan ayahnya. Jika saja ayahnya tidak memanggilnya untuk berhenti dan masuk ke dalam rumah. Mungkin sekarang dirinya biisa menangkap makhluk aneh itu dan tidsk membiarkannya melarikan diri seperti itu, yang Dalton takutkan bukanlah tidak bisa mengejar makhluk itu tapi, karena ayahnya melarang dan memintanya untuk kembali, sungguh membuat Dalton kecewa. Karena jika tidak, mungkin sekarang mereka akan aman dari ancaman makhluk aneh itu. Menghela napasnya panajng, Dalton yang tidak menemukan apa pun sejauh batas tanahnya, membuat Dalton memilih untuk kembali menuju ke ranjang dan kembali berbaring, berusaha untuk tidur dan melupakan kekesalannya pada sang ayah. Meninggalkan Dalton yang mencoba untuk tidur, di lantai bawah, usai menenangkan istrinya, Ella. Gail yang masih belum benar-benar bisa tenang dengan dirinya memutuskan untuk pergi dari kamar usai menyelimuti istrinya dengan baik. Penasaran yang Gail rasakan adalah penasaran yang sama dengan yang dirasakan oleh Dalton. Kepala keluarga Caldwell ini memilih untuk melihat lahan miliknya melaluinkaca jendela, melihat bagaimana seluruh tanahnya baik-baik saja dan tidak bermasalah lagi sedikit pun. Mengunakan semua kaca jendela yang ada di rumahnyaz Gail memastikan bahwa apa yang tadi mereka lihat sudah tidak ada lagi di tanahnya. Setelah memastikan bahwa memang tidak ada apa pun lagi, Gail yang kepikiran mengenai Dalton, memutuskan untuk naik ke lantai atas, melihat anak-anaknya dan dia cukup lega saat dia melihat Clammie juga Dalton yang sudah tidur dengan sangat pulas, pemuda yang menjadi anak sulung keluarganya itu terlihat sangat nyenyak tertidur setelah seharian bekerja cukup keras di toko pupuk si tua Linstown. Dia ingat ketika dirinya meminta si tua Linstown untuk meminta pria tua itu untuk memperkerjakan anaknya, agar Dalton bisa menghabiskan waktu di tempat lain daripada di rumah mereka, ladang atau pun sungai dan hutan. Dan hal itu cukup sukses membuat Dalton melupakan kegiatannya yang dulu dia lakukan ketika lebih sering bermain di hutan daripada di tempat lain. Dan sekarang, semua usahanya terasa sangat sia-sia. Gail bukannya tidak sadar ketika dirinya melihat Dalton pulang membawa hasil buruan yang dia dapatkan ketika dirinya mengatakan bahwa akan berburu. Dia melihat makhluk itu dengan sangat jelas, dia melihatnya berjalan megendap, jauh di belakang Dalton juga Reese hari itu, berjalan dengan sangat perlahan di antara semak dan pepohonan yang tinggi. Tidak ada yang sadar bahwa di sana ada makhluk itu mengikuti, mengekori anaknya juga Reese dengan sangat apik. Gail tahu bahwa dia menginginkan rusa hasil buruan Dalton hanya saja, dirinya juga tidak bisa membiarkan Dalton untuk membuang rusa hasil buruannya itu begitu saja karena Gail yakin bahwa Dalton juga sudah sangat sudah payah untuk mendapatkan buruan hari itu jadi, malam itu dirinya juga sengaja meminta Dalton untuk tidak mengambil jeroan dan kepala rusa itu, membuangnya di halaman belakang sambil berharap agar makhluk itu tidak melakukan apa pun kepada anak sulungnya. Namun, ternyata dirinya salah. Makhluk itu ternyata sudah datang jauh sebelum Dalton membawa rusa buruan itu pulang ke rumah, karena menurut Ella, anak gadisnya sempat bercerita bahwa dia melihat ada sesuatu berjalan menuju ke kandang ternak mereka melalui kaca jendela yang ada di dalam kamar anak-anaknya tersebut. "Sepertinya aku harus menutup kaca jendela itu agar mereka tidak melihat apa pun lagi ...." Gumam Gail yang lansung menutup pintu kamar anak-anaknya. **** Malam berlalu sangat panjang untuk Dalton yang tidur cukup larut malam itu putra sulung keluaga Caldwell itu terbangun ketika hidungnya tidak sengaja membaui aroma lembut dari roti gandum dari dapur, yang mungkin saat ini sudah cukup disibukan dengan sarapan mereka yang sedang dia buat. Dalton yang bangun sempat mencoba melihat ke arah kasur Clammie dan masih menemukan adiknya tertidur di kasur itu, bergelut selimut sambil memeluk boneka miliknya. Melihat Clammie yang masih terlelap, Dalton hanya tersenyum sebelum akhirnya dia memutuskan utuk turun dari ranjang dan bergegas untuk menuju ke dapur, menemui ibunya dan makan sarapan seperti yang dia inginkan dan dengan aroma senikmat itu, Dalton yakin bahwa sarapan mereka pagi ini akan benar-benar terasa nikmat. Tiba di bawah, benar saja, Dalton menemukan ibunya sedang memasak sarapan untuk mereka semua yang ada di rumah itu. "Kau bangun pagi sekali?" tanya sang ibu yang melihat Dalton yang sudah turun. Padahal, seperti yang dirinya juga tahu bahwa Dalton tidur sangat larut karena kejadian semalam akan tetapi, pemuda itu malah sudah bangun sangat pagi, hari itu. "Apa ayah sedang memberi makan ternak?" tanya Dalton karena tidak menemukan ayahnya di sana. "Begitulah rutinitas ayahmu. Tidak ada yang lain." jawab Ella yang langsung dibalas senyuman oleh Dalton. "Hari ini aku tidak akan pergi ke toko, mungkin aku akan pergi ke sungai untuk memancing, jadi— " "Aku melarangmu pergi ke sungai. sebaiknya kau pergi ke toko dan lakukan pekerjaanmu daripada melakukan hal seperti itu, jika hanya untuk memancing. ayahmu juga bisa melakukannya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN