Chapter 23

1023 Kata
Mendengar larangan yang diberikan oleh sang ibu, Dalton hanya bisa terdiam sambil mulai menyantap sarapannya, mengabaikan sang ayah yang harus dirinya bantu di kandang ternak sana. Ini adalah pertama kalinya sang ibu melarang Dalton untuk melakukan banyak hal, termasuk pergi memancing yang sebenarnya sudah sering dia lakukan bersama sang ayah atau pun sendirian ketika dirinya memang tidak bekerja jadi, ini adalah benar-benar sesuatu yang sedikit tidak masuk akal untuk Dalton yang tidak pernah diperlakukan demikian oleh sang ibu. “Aku akan pergi ke rumah orang yang bekerja di kediaman walikota, hari ini. Aku ingin kau dipercepat untuk pergi bekerja ke sana dan selama kau di sana, sebaiknya kau bekerja dengan baik, berkemas dengan barang-barang yang hanya kau perlukan, tidak dengan barang-barang yang tidak berguna. Di sana kau akan bekerja dan jauhkan pikiran-pikiranmu mengenai apa yang ada di rumah ini.” Jelas Ella yang hanya dibalas anggukan oleh Dalton. “Baiklah. Tapi, karena aku tidak tahu aku harus apa, mungkin aku akan pergi ke rumah Reese dan bermain dengan anjingnya dan menghabiskan waktu seharian di sana.” “Kenapa kau tidak pergi saja bekerja pada si tua Linstown lagi?” tanya Ella yang merasa bahwa apa yang dilakukan oleh ibunya tidak diiyakan oleh Dalton begitu saja. Pemuda ini hanya mengggeleng dan menatap ke arah sembarang arah. “Aku tidak ingin melakukan apa pun hari ini.” Ucap Dalton yang membuat ibunya hanya bisa mengangguk dan mengiyakan hal tersebut. “Baklah. Jangan lakukan apa pun, tapi jangan pergi ke luar lebih jauh dari desa dan jangan pernah masuk ke dalam hutan.” Ella memperingatkan. Akan tetapi, hal itu sama sekali tidak digubris oleh sang anak. “Aku akan pergi ke tempat Reese, terima kasih untuk maakanannya.” Ucap Dalton yang langsung pergi meninggalkan meja makan dan meninggalkan rumah, mengabaikan ayahnya yang juga baru saja masuk ke dalam rumah setelah berktutat sepanjang pagi bersama dengan ternak-ternak miliknya di kandang. Melihat anaknya yang pergi begitu saja di waktu yang cukup pagi, Gail hanya bisa menatap bagaimana Dalton berjalan sambil menutup pintu. Hingga akhirnya Dalton langsung bergerak meninggalkan rumah dan tanpa mengatakan apa pun lagi. “Mau pergi ke mana dia?” tanya Gail pada sang istri yang masih sibuk berkutat di dapur juga piring-piring makanan yang sedang dirinya lap. “Dia bilang ingin pergi memancing denganmu ke sungai untuk memancing seperti biasanya tapi, dirinya kularang untuk melakukan hal itu.” Jawab Ella lagi. Namun, alih-alih mengiyakan keinginan sang istri, Gail malah membuat sebuah helaan napas yang terdengar mengganggu sang istri. Membuatnya menatap sang istri yang masih sedang bekerja, membereskan piring-piring yang dirinya gunakan tadi dan menaruhnya di meja agar bisa digunakan oleh sang suami. “Kenapa kau menghela napas seperti itu?” tanya Ella sedikit kesal. “Karena seharusnya kau tidak perlu melakukan hal seperti itu. Aku sudah paham dengan apa yang kau lakukan jadi, sebaiknya kau tidak terlalu membebani Dalton dengan melarangnya untuk melakukan ini itu, maka jika dia terus dilarang, aku yakin kalau Dalton akan mengamuk dan meminta penjelasan mengenai semua ini kepada kita.” “Tapi, tidak dengan cara melarangnya seperti itu karena tidak ingin membiarkan dia masuk ke dalam hutan, kurasa itu akan menambah kegilaan Dalton yang bisa saja akan masuk ke dalam hutan ketika kita tidak tahu atau melakukan hal yang jauh lebih parah dari ini.” Jelas Gail yang tentu saja hal itu bertentangan dengan sang istri. Alih-alih mendengarkan apa yang dikatakan oleh Gail, Ella malah menggebrak meja dengan sepasang mata melotot ke arah sang suami, kemudian berkata. “Dia sudah datang dan tidak akan ada yang bisa mengendalikannya jika dia sudah bisa sampai ke tengah kota. Dia akan mengutuk kita semua jika dia tahu siapa kita.” Ucap Ella sambil menahan amarah. “Kau juga harus pedulikan anak-anakmu karena jika bukan karena leluhur kita, dia tidak akan pernah datang kembali. Temukan kepalanya secepatnya atau nyawa anak-anak kita dalam bahaya, kau paham mengenai ini bukan? Dan jangan lupakan bahwa kita pernah kehilangan seorang anak dua puluh lima tahun lalu.” Ucap Ella masih dengan wajah yang masih terlihat sangat marah. Mengabaikan istrinya yang masih terlihat dekian, Gail memutuskan untuk mencari Clammie ke lantai atas, di mana kamar anak bungsunya berada. Dan pria paruh baya ini hanya bisa tersenyum saat melihat anak gadisnya masih tidur dengan sangat lelap di atas ranjangnya. Dengan sedikit langkah yang dia pelankan, Gail mencoba untuk menghampiri ranjang Clammie, menepuk wajah anak gadisnya perlahan sebelum akhirnya dia mencoba membangunkan Clammie dengan sedikit tepukan di wajah anak gadis itu. "Clammie, sudah siang. Bisakah kau bangun dan membantuku?" tanya Gail yang membuat Clammie sukses membuka matanya. Menatap sang ayah sebelum akhirnya menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang terasa sangat tegang, dengan bagaimana Clammie yang mulai terlihat bangun dari ranjang setelah dibangunkan oleh dirinya. "Kenapa kau yang membangunkanku, ayah? Di mana Dalton?" "Dalton sudah pergi, kenapa kau masih belum bangun? Kau tidak tahu jika matahari sudah semakin tinggi?" Tanya Gail yang dibalas gelengan oleh Clammie. "Hari ini sangat dingin, aku ingin tidur lebih lama, bisakah aku?" bujuk anak gadis itu. tapi, Gail melarangnya dan meminta agar Clammie segera bangun dari tempat tidurnya dan membawa anak gadisnya itu untuk turun ke lantai bawah, mengisi perutnya dengan sarapan dan baru setelah itu Clammie bisa melakukan lagi apa yang anak itu inginkan termasuk kembali tidur seperti yang dia katakan. "Bu~ kenapa kau membiarkan Dalton pergi sendirian tanpaku?" keluh Clammie tapi Ella hanya mengangguk. "Kau bangun cepat, pun, Daltontidak akan membawamu. Dia akan lebih senang pergi sendirian daripada mengajakmu pergi dengannya." jelas Ella yang memang tahu bahwa Dalton memang akan seperti itu. Meski pun Clammie mengeluh dengan wajah merengut marah bercampur sedih akan tetapi, Ella hanya menanggapi hal itu dengan sedikit gelengan kepala, begitu juga dengan Gail. Pagi itu, Ella mulai menyuguhkan makanan di atas piring ketiganya, mengisinya dengan makanan yang mereka miliki juga beberapa irisan daging rusa yang sudah mereka asinkan jadi, berapa lama pun mereka menyimpan daging itu, tetap tidak akan busuk atau rusak, karena dengan pengasinan itu lah, semua komponen daging menjadi masih sangat utuh. Pagi itu, mereka bertiga mulai makan bersama-sama, mengabaikan bahwa Dalton sudah pergi lebih dulu dari rumah mereka untuk pergi entah ke mana setelah beradu sedikit argumen dengan sang ibu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN