Gonggongan Tidar terdengar sangat nyaring. Sambil berlarian sangat kencang, pergi dan kembali mendekat ke arah Reese untuk bermain dan berjalan-jalan pagi seperti yang biasanya dirinya lakukan setiap hari bersama anjing kesayangannya tersebut.
Reese yang paham dengan perasaan senang yang dirasakan oleh Tidar, Reese bahkan memungut sebuah ranting yang dia temukan di jalan ketika dirinya melangkah, membuat gadis ini mencoba untuk melemparkan benda itu kepada Tidar dan mebiarkan anjing kesayangannya tersebut untuk mengejarnya kemudian kembali lagi dengan membawa ranting yang sama untuk meminta Reese agar mau melemparkannya kembali.
Reese tertawa melihat bagaimana Tidar sangat bersemangat. Gadis ini pun tidak henti-hentinya meminta kepada Tidar untuk membawa kembali ranting yang tadi dirinya lemparkan kemudian mengelus punggung anjing besar itu ketika kembali, membuat ekor panjang dengan bulu-bulu lebat anjing itu bergoyang ke kanan dan kiri karena merasakan kesenangan sama seperti yag Reese rasakan.
Hanya saja, kesenangan yang coba diperlihatkan Reese tidaklah seperti kesenangan seorang yang tidak memiliki beban pikiran. Karena, sejak mendengar cerita dari kedua orang tuanya kemarin malam, Reese selalu merasa bahwa apa yang dirinya lakukan sekarang adalah sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dia lakukan.
Beatrix Essme. Nama yang tidak pernah dirinya dengar sebelumnya, tiba-tiba saja muncul dan mengganggu, terlebih kemunculan wanita penyihir itu adalah untuk mengambil Clammie yang berada dalam pengawasan kedua orang tuanya, tentu saja itu tidak masuk diakal untuk Reese yang bisa dikatakan tidak percaya mengenai apa yang orang tuanya ceritakan.
Bukan tidak percaya seratus persen akan tetapi, penyihir dan orang-orang yang berhasil diculik membuat orang-orang di sekitarnya lupa mengenai keberadaan mereka sebelumnya, sungguh sebuah cerita yang sedikit tidak masuk diakal. Karena, tidak mungkin akan ada orang tua yang bisa melupakan anak kandung mereka sendiri. Terlebih ketika anak mereka hilang dibawa oleh orang lain. Karena, sama seperti dirinya yang tidak melihat Tidar beberapa jam dan tidak menemukan anjing besar itu berkeliaran di sekitarnya hanya beberapa menit pun, dirinya merasa bahwa dunia terasa sangat hancur, apalagi ini dengan seorang anak yang pergi, menghilang tapi orang tuanya sama sekali tidak sadar atau pun mengingat bahwa mereka pernah memiliki seorang anak tapi kemudian menghilang.
“Mustahil ….” Gumam Reese.
Reese berhenti melemparkan ranting agar ditangkap dan dibawa kembali oleh Tidar. Gadis ini hanya berjongkok kemudian mengelus kepala anjing kesayangannya tersebut dengan wajah yang terlihat sedikit murung. Bukan karena irinya tidak suka berjalan-jalan dengan anjing kesayangannya itu. Akan tetapi, Reese kembali mengingat apa yang dirinya lihat semalam daribalik kaca jendela kamarnya. Melihat bagaimana ada sesosok mengerikan yang mengintip keluarganya dari balik jagung-jagung yang ada di lahan mereka, memperhatikan dengan sangat tegas seperti akan menargetkan mereka sebagai buruan selanjutnya jika mereka tidak bisa menjaga emosi mereka sendiri
“Tidar …,” panggil Reese pada anjing kesayangannya tersebut, “kau percaya pada penyihir?” Tanyanya lagi.
Reese menatap wajah Tidar yang terlihat ketakutan, tergambar jelas dari bagaimana ekspresi wajah anjing kesayangannya itu berubah dengan kepala tertunduk hingga berusaha untuk menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan Reese. Namun, karena Reese tidak suka denganTidar yang manja, Reese hanya sedikit menepuk punggung anjing kesayangannya sambil tertawa kecil.
“Lihat bagaimana badanmu bisa sebesar ini tapi, kau malah takut pada hal-hal seperti itu. Kau pikir, kau ini bayi kecil, apa?” kekeh Reese.
“Apa aku harus memberitahu hal ini kepada Dalton agar dia bisa sedikit waspada …?”taya Reese lagi kepada Tidar yang entah mengerti perkataannya atau tidak.
Hanya saja, jika dirinya mengatakan hal tersebut kepada Dalton, apakah Dalton akan percaya kepadanya mengenai semua hal yang bersangkutan dengan mistis ini? Sementara Reese paham sekali bagaimana Dalton yang sebenarnya, mengenai bagaimana pemuda yang adalah temannya sejak kecil itu sangat realistis.menanggapi banyak hal, termasuk ketika Clammie menceritakan kepadanya mengenai sosok yang dilihat adiknya Dalton tersebut dan yang dirinya lihat kemarin malam.
“Jadi … makhluk itu benar-benar penyihir?” Guman Reese masih belum berhenti mengelus punggung Tidar.
Hanya saja, lamunan Reee tidak berlangsung lama, lamunan itu harus tehenti ketika gais itu melihat seroang wanita yang mungkin seursia dengannya berjalan sambil membawa keranjang belanjaan dari arah jembatan yang menjadi penhubung antara jalanan desa dengan ujung desa menuju ke arahh selatan, ke arah danau.
Reese memicingkan matanya melihat bagaimana cantiknya wantia berambut mereah dengan sedikitbergelombang itu. Wanita yang benar-benar menawan dan harus Reese akui, dirinya dan wanita itu seperti langit dan bumi ketika berada berhadapan. Ya, berhadapan. Wanita yang adalah Alicia itu tersenyum kepada Reese yang hanya dibalas anggukan ringan oleh gadis itu akan tetapi, setelah sapaan kecil tersebut,Dalton langsung pergi berjalan meninggalkan Reese, membawa keranjang belanjaannya sendir.
reese tahu bahwa wanita itu akan pergi berbelanja. Hanya saja, siapa wanita itu? Ini adalah kali pertamanya Reese melihat wanita anggun berparas sangat cantik itu.
"Tidar, kau lihat kaka--" suara Reese terhenti ketika dirinya melihat Tidar sudah memasng kuda-kuda untuk siap dan siaga, karena entah apa yang dilihat oleh anjing kesayangannya itu, Tidar menyeringai dengan gigi-gigi tajam yang terlihat sangat terasah dengan baik, memperlihatkan ketakutan dan kewaspadaan yang seimbang.
Tidak paham dengan tingkah anjingnya, Reese memutuskan untuk berjongkok kemudian menenangkan Tidar dengan sangat lembut bahkan Reese pun memeluk anjingnya tersebut, meski pada kenyataannya, sepasang mata Reese sama sekali tidak berlari kepada wanita yang tadi menyapanya, wanita berambut merah dengan wajah yang terlihat sangat cantik. Hanya saja, ini adalah kali pertamanya Reese melihat sosok wanita itu.
"Siapa dia, Tidar ...?" Tanya Reese lagi kepada anjing kesayangannya, seolah pertanyaannya akan mendapatkan jawaban dari TIdar, si anjing kesayangan keluarga Wyne, terutama Reese.
Reese yang masih belum memalingkan pandangannya sedikit pun sempat membuat Alicia menghentikan langkahnya karena mengetahui bahwa Reese yang terus memperhatikannya. Hanya saja, Alicia sama sekali tidak terlihat berbalik dan menoleh kembali ke arah Reese. Alicia hanya tetap berdiri, mematung, tersenyum dan tentu saja mengganggu mental seorang Reese Wyne di samping Tidar yang juga terlihat ketakutan.
Sadar bahwa dirinya ketahuan, Reese memilih untuk berhenti menatap ke arah wanita itu kemudian kembali berdiri dan mengajak Tidar pergi berjalan-jalan meski rute yang mereka lalui semuanya sama.
"Itukah Alicia Cana ..." Gumam Reese penasaran, karena jika dirinya mengingat perkataan ibunya semalam, membuat Reese bahkan tidak mampu mengangkat kepalanya karena takut.
Ya, takut ... Reese takut jika dirinya terus melihat ke arah si wanita, maka wanita itu akan langsung tahu bahwa sejak tadi Reese terus memperhatikannya.
"Ayo kita pergi kerumah Dalton, Tidar ..." Ajak Reese kepada si anjing.