Bab 6

1980 Kata
  Happy Reading *** “Trust me, you will get better. We're gonna have fun all day. Thank you very much, dear” Fatin hanya diam ketika Evan mengatakan itu kepadanya. Belaian pada tengkuk lalu terhenti mereka saling  terdiam. Berpandangan satu sama lain dan Fatin mulai bertanya-tanya. Fatin dapat mencium aroma Hugo Boss Bottled dari tubuh Evan karena jarak mereka sangat dekat dan ia dapat merasakan hembusan nafas  Evan. Parfume mahal yang digunakan Evan memiliki tiga lapisan yaitu vanilla lembut yang exsotis, woody yang maskulin dan wangi apel yang manis. Sehingga siapapun yang  memakainya memiliki kesan modern, elegan, dan stylish. Karena hampir semua pria kaya memiliki koleksi parfume merk ini. Fatin mulai berpikir,ia mungkin sekarang sudah gila, mau saja masuk dalam hubungan Evan. Hubungan Evan dengan artis ternama saja tidak direstui, apalagi gadis desa seperti dirinya yang tidak memiliki status apapun. Evan juga pria yang tidak mengenal kata cinta setiap hubungannnya. Uang adalah segalanya bagi Evan, apapun bisa ia beli dengan uangnya. Evan kembali berpikir, ia tahu bahwa Fatin wanita cerdas, setiap tindakan yang dilakukan harus memiliki peraturan yang harus dibuat. Wanita selalu menganalisa “Do we have to talk about these rules?” ucap Fatin. “Yes, we have to do it” Evan lalu merubah posisi tidurnya menjadi duduk, begitu juga dengan Fatin bersandar di sisi tempat tidur. Fatin tidak ingin mengambil resiko terlalu besar jika suatu saat ia jatuh cinta kepada Evan, itu akan menghancurkan  hidupnya dan berakibat fatal dengan mentalnya. Evan mengambil pulpen di laci dan kertas bertulisan Le Eminence Hotel. Evan menyerahkan  kepada Fatin, “Write down the rules you want, and I write them too” Fatin mengambil pulpen dan kertas itu dari tangan Evan, lalu mengangguk, “Oke” Evan melirik Fatin yang duduk di sofa dekat jendel, lalu menulis apa saja hak dan kewajibannya. Begitu juga dengan Fatin. Beberapa menit berlalu mereka telah menyelesaikan tugasnya. “Sudah?” tanya Evan. Fatin mengangguk, “Sudah” Fatin lalu melangkah mendekati Evan. Ia duduk di sisi tempat tidur dan menyerahkan kertas nya kepada Evan. Begitu juga dengan Evan menyerahkan itu kepada Fatin. Fatin lalu mulai membaca isi dari tulisan Evan. Ia sudah terbiasa membaca tulisan yang lebih mirip cakar ayam ini. Karena ia tahu bahwa tulisan yang sulit dibaca kebanyakan terlahir cerdas. 1.    Jangan Bersikap Cemburu 2.    Jangan Sering mengucap kata sayang di publik. 3.    Tidak menempel di tempat umum, meskipun saya memprioritaskan kamu. 4.    Jaga Sikap, bersikaplah professional karena kita hanya sebatas rekan kerja. 5.    Jangan membicarakan pernikahan 6.    Hubungan ini hanya diketahui oleh saya dan kamu. 7.    Saya memberi kamu uang sebesar 30 juta sebulan, ditransfer setiap tanggal 21 diluar gaji kamu sebagai seketaris. 8.    Saya memberikan fasilitas mobil dan apartemen mewah. 9.    Setiap hari jam 19.00 saya akan datang ke apartemen kita makan malam bersama. 10.  Jangan membawa teman ke apartemen saat ketika saya datang. 11.  Jangan hamil. 12.  Hubungan ini tidak terikat apapun dan tidak membatasi kamu berteman. 13.  Hubungan ini selesai jika pihak kedua menyudahinya. Tertanda Evan Evan juga membaca tulisan Fatin, ia menatap mata bening itu. Ia akan menganalisa semua keinginan Fatin. 1.    Jika berbicara saling menatap dan berkata jujur. 2.    Tidak mengekang kebebasan saya berteman dan berpacaran. 3.    Jika ada masalah harus diskusikan bersama, jangan mengambil tindakan sendiri. 4.    Tidak mengontrol kemanapun berada. 5.    Pihak pertama tidak boleh berkata kasar dan apalagi melakukan tindak kekerasan. 6.    Kemanapun berada harus memberitahu saya agar tidak ada kekhawatiran diantara keduanya. 7.    Hubungan ini selesai jika pihak pertama memutuskannya. Tertanda Fatin.   Fatin menarik nafas, ia memandang Evan. Pria itu melipat tangannya di d**a, menunggunya menganalisa. “Saya akan menanyakan point nomor sembilan, apakah kita di sini tinggal bersama?” tanya Fatin. “Tidak, kita tinggal bersama karena saya tidak ingin Sorcha curiga atas hubungan kita, Sorcha sudah mulai ngantor hari senin, dia membantu saya” “Oke” ucap Fatin. Ia tahu bahwa Sorcha adalah adiknya Evan. “Ada yang ingin kamu tanyain lagi?” tanya Evan. “Apakah di sini saya tidak ada waktu libur? Karena kamu mengatakan akan datang setiap hari” “Apakah seperti ini, ada waktu libur?” “Ya tentu saja, karena saya juga perlu hiburan bersama teman-teman saya. Biasa saya ngumpul hingga dini hari, sementara kamu datang dari jam 19.00” “Sebaiknya pertemuan kamu dan teman-teman kamu dikurangi. Dan saya akan memberitahu jika saya tidak datang ke apartemen, dan saat itulah kamu bisa bersama sahabat kamu” “Jadi tidak menentu? “Iya” “Oh God, pekerjaan apa ini?” Evan hanya tersenyum, “Pekerjaan yang mudah” “Kamu tidak nginap kan di apartemen?” “Tergantung, jika saya ingin saya akan bermalam bersamamu” Evan menarik nafas ia menatap Fatin, “Apa ada lagi?” “Saya ingin negosisi nominal 30 juta menjadi 50 juta, apakah kamu memenuhinya?” Alis Evan terangkat, lalu menyungging senyum, “Service seperti apa yang akan kamu berikan kepada saya, hingga meminta 50 juta sebulan?” Fatin mulai berpikir, ia menelan ludah, “Service yang luar biasa,saya akan menyiapkan makan, mencuci baju kamu, mengepel, menyapu apartemen, itu semua butuh tenaga kan” ucap Fatin. Evan lalu tertawa, “Saya menjadikan kamu ratu Fatin, bukan asisten rumah tangga. Nanti akan ada asisten rumah tangga yang membereskan apartemen setiap pagi, tapi asistenya tidak tinggal di sana. Asisten akan pulang siang setelah pekerjaanya selesai. Saya tidak mengijinkan kamu mengerjakan itu semua. Buat apa? Bukankah dari awal saya mau menjadikan wanita yang cantik dan tubuh yang terawat,” “Saya akan memperlakukan kamu dengan baik dan tidak akan disentuh dengan pria lain” “Jika saya ingin memasak, apa kamu memperbolehkan?” “Terserah, jika kamu ingin. Tapi ada asisten yang membantumu memasak” “Hemm” Evan kembali memandang Fatin, ia mulai menganalisa point yang dibuat Fatin, “Saya tidak setuju poin nomor dua yang kamu tulis, saya melarang kamu pacaran, itu point pertama yang harus kamu patuhi. Jika saya memperbolehkan kamu pacaran. Itu sama saja saya membagi milik saya dengan pria lain” Fatin menarik nafas,“Sepertinya egois sekali jika saya tidak boleh pacaran” “Jika kamu berpacaran maka hubungan ini selesai” ucap Evan diplomatis. “Bagaimana jika sebaliknya? Jika kamu yang berpacaran?” “Ingat kita disini kita tidak main hati, menjauhi perasaan-perasaan itu. Itu aturan saya” “Deal, dengan point-point yang saya berikan” tanya Evan lagi. Fatin mengulurkan tangan kearah Evan, “Iya, deal. Terima kasih atas kerja samanya” Evan menyambut uluran tangan Fatin, “Terima kasih” Evan dan Fatin menandatangani surat perjanjian itu. Ia hampir gila menyetujui tindakan Evan. Setelah pulang dari puncak ia harus ceritakan ini semua kepada Jimmy. Apakah tindakan yang dilkukannya benar atau salah. Sepertinya iming-iming kehidupan dari Evan sangat enak. Toh Evan juga bukan laki-laki beristri. Dia masih memiliki status single, dia tampan dan kaya raya. Evan juga berasal dari keluarga terpandang tidak sembarangan orang yang berani mendekatinya. “Why did you choose me?” tanya Fatin penasaran. Evan merebahkan tubuhnya kembali, “Because you are my secretary, dan kamu juga sudah bekerja dengan saya cukup lama. Kamu tahu saya seperti apa” “Sepertinya saya belum mengenal bapak, karena ini merupakan pertama kalinya bapak mendekati saya. Saya selama dua tahun hanya bekerja, lalu pulang, kita juga jarang ngobrol kecuali masalah pekerjaan” “Ya kamu benar, tapi saya bukan laki-laki yang bisa langsung akrab dengan wanita. Makanya saya memilih kamu, kamu juga tidak memiliki kekasih, dan kamu ke Jakarta fokus untuk bekerja. Dengan seperti ini kamu bisa membantu orang tua kamu di kampung menjadi kehidupan lebih baik” Fatin tersenyum yang dikatakan Evan benar, “Bapak benar sekali. Sekarang kita mulai dari mana hemm” Evan melirik bathup di kamar mandi, sepertinya menyenangkan sekali jika mandi bersama, “Dari sana” Tunjuk Evan. Dari tadi ia sudah mendambakan mandi berendam air hangat di sana bersama Fatin. “Bisakah kamu mengantar saya ke supermarket terlebih dahulu, saya perlu beberapa underware dan pakaian, karena saya tidak membawa baju” Evan menggigit bibir bawah, “Bisakah jika kita bersama menggunakan aku-kamu” “Iya” Evan lalu berdiri, ia akan memenuhi permintaan Fatin. Evan mengambil kemejanya yang tergantung di lemari. Ya, benar mereka memerlukan beberapa pakaian untuk bermalam. “Apakah di dekat sini ada mall?” Fatin searching lewat ponselnya, “Mungkin, tapi kita Raja Fashion saja, tidak terlalu jauh dari sini” “Iya”   ***   Beberapa menit kemudian mereka tiba di  Raja Fashion. Fatin dan Evan masuk ke dalam.. Outlet ini menyediakan ratusan baju untuk pria dan wanita seperti kaos, blouse, jeans, baju tidur, gaun pesta dan baju musim dingin untuk Stylovers yang ingin travelling ke negara 4 musim. Evan dam Fatin melangkah menuju tempat baju tidur. Fatin memilih baju tidur berbahan satin berwarna merah, namun Fatin melirik Evan. Evan menatapnya, “Bagus nggak?” tanya Fatin. “Bagus” Fatin mengambil baju tidur yang sama tapi untuk pria, “Kita coupel ya” ucap Fatin memperlihatkan baju itu kepada Evan. “Aku nggak suka warna merah” “Tapi lucu loh kamu pakek ini, warnanya ngejreng, ngegemesin” Fatin melihat expresi wajah Evan yang tadinya sumringah lalu berubah menjadi ekspresi marah. “Bakalan repot nih kalau kamu marah, nggak jadi deh” Fatin menaruh baju itu lagi di rak. Fatin juga mengambil beberapa underware. “Kamu tau nggak?” “Apa?” “Temen aku ada, suka banget marah-marah. Masalah kecil aja buat dia marah, eh besoknya dia tua” “Siapa teman kamu itu?” “Ada deh” “Aku nggak yakin dengan cerita kamu” “Yaudah kalau nggak percaya” Fatin melangkah menuju kasir. Evan melangkah mengikuti langkah Fatin, “Sudah itu aja?” “Iya ini aja” Evan lalu membayar  keperluan Fatin dan dirinya. Fatin juga membeli beberapa perlengkapan makeup. Setelah membeli beberapa pakaian Fatin dan Evan kembali ke hotel. “Oiya, apa aku boleh minta kepadamu” tanya Fatin. “Minta apa?” “Aku ingin menjadi penyanyi” Evan lalu menghentikan mobilnya di lobby, “Owh ya?” “Tapi saya perlu guru vokal” Evan mematikan mesin mobil, menatap Fatin, “Kamu punya bakat bernyanyi?” “Punya, hanya aku tidak tahu tehniknya, aku perlu guru vocal yang tepat, tehnik bernyanyi dalam Bahasa inggris yang jelas. Kadang aku ragu dalam menyanyikannya, aku juga ingin belajar main piano, alat musik lainnya. Karena sejak kecil impian aku adalah menjadi seorang penyanyi. Namun keadaanlah yang tidak mengijinkan” Fatin membuka sabuk pengaman. “Coba bernyanyi, aku ingin dengar suara kamu” Evan masih tidak percaya bahwa Fatin memiliki bakat bernyanyi. Permintaan Fatin diluar expetasinya, ia pikir bahwa Fatin gadis biasa pada umumnya yang hanya berkarir di Jakarta. “Sedikit saja ya” Evan mengangguk, ia ingin mendengar suara Fatin seperti apa, “Iya” Fatin menarik nafas, ia menatap Evan. Ia memejamkan mata sejenak dan lalu bernyanyi. “Manakala hati menggeliat mengusik renungan Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta Suara sang malam dan siang seakan berlagu Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku Saat aku tak lagi di sisimu Kutunggu kau di keabadian” Bunga Citra Lestari - Cinta Sejati   Evan terpana mendengar suara Fatin, ia sungguh masih tidak percaya bahwa suara Fatin selembut itu. “Oke, kita tinggal asah saja kemampuan kamu. Nanti saya akan mencarikan guru vocal terbaik di Jakarta” Evan  tersenyum, lalu keluar dari mobill. Evan memberikan kunci kepada bellboy, Fatin mengikuti langkahnya dari belakang. Evan melirik Fatin, ia mencoba menyentuh jemari lentik itu dan menggenggamnya erat. Fellingnya ternyata tepat, bahwa Fatin suatu saat akan menjadi penyanyi yang luar biasa di negri ini. Apalagi Fatin masih muda, masa depannya masih panjang, belajar beberapa bulan saja, ia yakin wanita itu bisa menguasai tehnik bernyanyi. Fatin dapat merasakan tangan hangat Evan, ia tersenyum karena suasan menjadi lebih hangat. Semoga saja Evan memberi pintu keberuntungan padanya. Inginnya memeluk tubuh bidang itu, dan mengatakan terima kasih, karena sekarang sudah sebagian hidupnya menjadi milik Evan. Berharap impiannya menjadi kenyataan.   ***                                            
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN