“Jadi ini tempat dimana kau mengisolasi diri?” Tampaknya Raellyn, yang kini adalah istrinya memiliki kekuatan sihir berupa kata-kata; mantra. Apa saja tingkah polahnya, ucapan apapun yang keluar dari mulutnya seolah bukan masalah yang bisa menarik pelatuk kemarahan. Padahal biasanya Arnav bukanlah tipe pria murah hati sekaligus pemaaf. Termasuk kepada perempuan yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruang kerjanya dengan pakaian yang membuatnya sakit mata. “Ya.” “Tidak menyuruhku duduk? Atau barangkali mengatakan sesuatu? Seperti apakah aku mendapatkan jamuan berupa minuman?” ujar Raellyn sementara Arnav langsung berhenti dengan seluruh berkas yang sedang dia kerjakan. Memilih untuk meraih pematik api dan rokok yang dia simpan di laci meja kerjanya. “Silakan kalau kau mau,” balas pria itu.