Maudy menatap Romeo yang tampak kusut dan meracau di kursi bar. Helaan napas panjang keluar dari bibirnya, mencoba meredam kekesalan yang menggelayuti pikirannya. Ia melangkah mendekat, lalu meraih tangan Romeo dengan sikap tegas. "Ayo pulang!" ucapnya, suaranya memerintah namun penuh kepedulian. Romeo hanya tersenyum samar, dan dengan cepat menarik tubuh Maudy hingga jatuh ke pangkuannya. Seketika Maudy terkejut, kedua matanya yang indah membulat, sementara wajahnya merona karena gerakan mendadak itu. Tedy yang berdiri di samping mereka buru-buru memalingkan wajah, tidak ingin mengganggu momen yang terasa begitu intens di antara tuannya dan wanita yang diam-diam ia tahu adalah kelemahan Romeo. "Anda sungguh kelewatan," Maudy menggerutu, namun ia tetap mencoba merapikan penampilan Romeo.