"Kamu memang nakal!" gumam Romeo, suaranya serak namun terdengar lembut, seperti bisikan yang membawa badai. Dengan satu gerakan halus namun tegas, Romeo melangkah mendekat, mendorong tubuh mungil Maudy hingga bersandar pada sofa yang lembut. Maudy jatuh terduduk, bibirnya bergetar tak mampu menyembunyikan kegugupannya, namun matanya berusaha tetap tenang. Saat Romeo menahan kedua tangannya di atas kepala, Maudy merasa takluk dalam jaring-jaring d******i pria itu. Tatapan Romeo, intens dan membara, menyelami wajah cantik di hadapannya. Jarak mereka begitu dekat hingga Maudy dapat merasakan hembusan napas hangat Romeo menyapu lembut pipinya, memancing semburat merah di sana. Hidung mereka hampir bersentuhan, dan suara detak jantung Maudy seakan menggema memenuhi ruang. "Apa kamu benar-b