Pandora berpamitan kepada dokter Leon dengan hormat, membungkukkan bandannya lalu berucap terima kasih banyak sudah bersedia merawat aku dengan baik, semoga kebaikan mu membawa berkah, tak lupa ia mengucapkan doa untuk Baleon. Sejenak Baleon pun terkesima, kebohongan yang diciptakannya malah mendapatkan doa manis dari gadis kecil ini. “semoga sehat, jika sakit jangan lupa menghubungi ku, ini kartu nama ku, sambil menyodorkan selembar kertas untuk Pandora. Lalu pandora pun menggenggam kertas tersebut.
Akksara terlihat tidak senang dengan ke intiman mereka berdua, lalu dengan kecepatan kilat dia menarik Pandora keluar. “ayuk buruan katanya mau pulang, aku cukup banyak urusan bukan hanya meladenin kamu, ucap Akksara dengan nada tinggi penuh emosi.
Akksi akksara sontak membuat kaget Baleon, dia masih tidak peka, dengan santai berucap “jika kau sibuk, biar aku saya yang mengantarnya, sekalian jalan ke klinik”.
“bukannya pak Dokter banyak kegiatan diklinik?, urus saja urusan mu” nada ketus dari Akksara. Terima kasih bantunanya aku duluan, lalu berjalan cepat dengan tangan masih menggengam lenggan Pandora. Sedangkan Pandora hanya mengikuti Akksara dengan sedikit berlari mengikuti irama langkah Akksara.
Secepat kilat mereka sudah didalam Mobil sedan milik Akksara. Lalu mobil pun melaju.
Baleon masih belum memahami situasi, kejadian tadi cukum membuatnya tercengang, apakah Akksara tersambat setan kali ini, sikap nya sungguh tidak biasa. Seperti bocah yang sangat ketakutan mainan nya direbut anak tetangga.
****
Didalam mobil hening, mobil berjalan dengan kecepatan sedang. Akksara mulai menyetel musik, untuk memecahkan kesunyian mereka, sambil menanyakan kamu menyukai tipe musik apa? “apa saja” aku ikut saja ucap Pandora singkat dan tidak ingin memperbanyak intraksi dengan lelaki dewasa disampingnya. Menurut nya lebih baik cepat sampai kerumah.
Akksara hanya memutar radio saja, mendengar obrolan penyiar radio saja pikirnya.
Dimana alamat mu? Tanya Akksara, mengingat sedari tadi dia tidak diberikan petunjuk apapun terkait alamat rumah Pandora.
Antarkan saja aku ketempat kamu menolong aku ketika kecelakaan kemarin, ucap Pandora pelan.
“tidak bisa, kamu masih mau pulang sendiri dengan memakai kemeja kebesaran itu? Tanya Akksara kembali dengan nada mengejek. “kamu mau menggoda semua pria dijalanan nantinya? Tanyanya lagi memastikan.
“tidak, bukan begitu maksud ku , aku hanya tidak ingin merepotkan mu lebih jauh lagian mobil tidak akan bisa masuk kelingkungan rumah ku” jelas Pandora buru-buru karena tidak ingin dianggap sebagai w*************a.
“tidak masalah aku masih punya kaki untuk berjalan menemani mu sampai kerumah”, mastikan kamu selamat dari lelaki diluar sana, tambah Akksara dengan nada kesel.
Disini pandora mulai merasa aneh dengan sikap Akksara lelaki dewasa di sebelahnya. Namun dia tidak bisa membantah dengan kondisi kostum yang digunakan juga tidak mendukung untuk menolaknya. Dengan berat hati diputuskan untuk menunjukan rumahnya. Padahal sebelumnya dia hanya ingin mengahiri hubugan ini sampai disini. Namun kondisi memaksanya untuk menurut.
Pandora menyebut alamatnya, lalu mobil langsung mengarah ke arah yang disebut. Tidak lama kemudian sampai ke lokasi rumah Pandora, Parkir di ujung gang sana saja ucap pandora seraya menunjuk ketika mobil sedang melaju pelan, Toko Market terdekat dengan Gang rumah tinggal Pandora.
Lalu Akksara mengikuti intruksinya, memutar kemudi berbelok masuk ke lahan parkir market yang dituju. “disini ‘ tanya aksara memastikan, “ia.
“sudah disini saja, alamat rumah masuk jauh ke ujung gang sana,, dari sini aku bisa berjalan sendiri dan ini lingkungan rumah ku jadi aman, ucap pandora menjelaskan, dia tidak ingin Akksara ikut menyusuri gang kumuh yangtentu beda level dengan rumah yang di huninya.
.
.
.
“ tidak aku akan memastikan kamu selamat sampai dirumah dan aku akan menjelaskan pada orang tuamu yang kawatir karena anaknya tidak kembali tepat waktu kemarin. “tidak perlu , aku bisa menjelaskan sendiri” ucap pandora.
Akksara tanpa mendengar penjelasan lainya langsung turun, lalu Pandora pun ikut turun. Bagasi belakang mobil dibuka lalu menurunkan sepeda dan beberapa dagangan pandora yang sempat diboyong Akksara ketika menabraknya.
“hah itu ada padamu” eksperesi kaget Pandora ketika mengetahui sepeda dan dagangannya masih selamat.
“ia aku ikut membawanya ketika menemukan mu dijalan aku juga meliha sepeda dan ini ada disamping kamu, Akksara berbohong seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“wah , syukurlah ini masih ada, terima kasih ya, mata Pandora berbinar-binar bahagia dan tersirat semangat disana. Untung kamu ikut membawanya jadi aku tidak perlu mengeluarkan modal lagi, tadinya ku pikir hilang” Pandora bercerita dengan ceria, sangat bersyukur dengan menemukan hartanya. “terima kasih” ucapnya lagi berulang kali.
“sudah, tunjukan jalan menuju rumah mu” Akksara memerintah karena tidak ingin disanjug karena kesalahanya, semakin membuatnya bersalah.
Pandora ingin mengambil beberapa barang dagangan, ikut membantu Akksara, namun buru-buru ditarik,” biar aku saja” .
Lalu Pandora memimpin jalan lalu melangkah dengan gesit keruang dengan menenteng hadiah yang di berikan Dokter leon.
“Tunggu” … , ada apa lagi tanya pandora seraya menghentikan langkahnya. “ Letakkan itu dimobil”
“Apa? , pandora bingung yang mana dia merasa tidak mengambil yang bukan miliknya.
“apakah setiap kali aku berbicara harus mengulang dua kali? Tanya Akksara dengan kesel.
Raut wajah pandora masih kebinggunan lalu tersadar dengan bawaan tetengan di tangan nya, “ ini maksud mu”? “ kalau ini milik ku , dokter itu memberikan padaku” tegas pandora, tidak ingin miliknya direbut orang lain.
Lalu akksara memaru barang nya lalu melangkah kearah Pandora dan Merebut , tentengan hadiah yang ada ditangan Pandora secara paksa, dan itu pun terlepas ditangan pandora. “ apakah kamu terbiasa mengambil barang dari lelaki asing yang tidak kau kenal? Tanya aksara dengan nada marah.
Disini pandora makin kebingungan dibuatnya, bukanya dia mengenal dokter itu dan dokter itu juga telah menolong nya, lagi pula hanya hadia dan ini tidak merugikan siapapun pikirnya. Pandora diselasela kebingungan berucap.
“itu hanya hadiah”
“aku akan memberikan lain untuk mu” ucap akksara sambil membuka pintu bagasi mobil dan melempar hadiah itu kembali ke mobilnya.
“tidak perlu, kamu juga orang asing bagiku, Ucap pandora dengan ketus dan sedikit emosional. Ada benarnya yang diucapkan Pandora, mereka memang dua orang asing yang tidak sengaja bertemu.
“setidaknya kamu mengetahui Nama dan tau rumah ku” ucap Akksara tidak mau kalah. Mereka berdebat hanya dengan perkara hadiah kecil dari Baleon, sikap Akksara kali ini memang tidak bisa ditolerin.
Pandora mulai lelah dengan ini, lalu berbalik dan melangkah pergi, memasuki lorong kecil yang hanya bisa muat satu sepeda motor.
Disekelilingnya tembok tinggi, beberapa meter kemudia, terlihat rumah petakan kontrakan beberapa muka pintu dan ada beberapa pemuda yang duduk deidepan teras rumah petakan menyapa Pandora. Lalu dibalas sapa oleh Pandora dengan senyuman ceria.
Dibelakang Akksara mendumel sendiri, genit ,, begitu disapa aja langsung senang begitu. Dia tidak bisa memahami melihat aksi Pandora dekat dengan lelaki. Akksara terus berjalan menyusuri lorong mengikuti Pandora, berbelok kekana, kekir, sembari mendorong sepeda butut milik pandora lengkap dengan isi daganganya.
“seberapa jauh lagi?’, tanya akksara yang mulai kewalahan, melihat lorong yang tidak berujung. Baru pertanyan itu dilontarkan.
Pandora tidak menjawab, ya karena memang saat pertanyan itu di ajukan dia sudh berada tepat depan kontrakan nya. “sudah disini rumah saya” , terima kasih ucap Pandora sambil mengambil sepeda dan barang danganganya dari tanggan Akksara.
Akksara masih berdiri tepat didepan rumah Pandora, seraya melihat kegiatan Pandora memarkirkan sepedanya. Lalu Pandora menggedor pinturumah seraya mengucapkan salam, sembari membuka pintu yang memang tidak terkunci.
Pandora berpikir Akksara sudah pergi karena sudah berpamitan, namun nyatanya salah saat dia ingin melangkah masuk dan ingin menutup pintu, Akksara ikut mengekorinya, dan menahan pintu dengan tanganya, sontak Pandora kaget.
“lhok masih disini” tanyanya, saya sudah dirumah Akka silahkan pulang, terima kasih sudah menolong saya dan mengantar samapai kerumah, ucapnya lagi.
Sebenarnya nama Akka sulit di sebut oleh Pandora tanpa mebel-embel, bang, kk, pak, omm, Mas, karena nyatanya jauh lebih tua darinya, dan terdengar tidak sopan kalau hanya memanggil nama, namun apa boleh buat yang punya nama inggin begitu.
Kamu tidak mengajak ku masuk dulu, “aku sudah menolong mu loe, tegas Akksara, sambil mendorong pintu dan memaksa masuk ke kontrakan Pandora.
“Tidak perlu”, bisik pandora pelan, namun percuma karena Akksara sudah menyungsup masuk.
“aku ingin menjelaskan pada orang tua mu, agar mereka tidak kawatir. Tegas Akksara.
Selagi mereka berdebat, terdengar suara tangisan bayi cukup kencang dengan seorang ibu paruh baya yang sedang menggendong menuju ke arah mereka, sambil berusaha mendiamkan bayi, dan sontak Pandora ikut kaget, dan langsung berlari ke arah bayi tanpa menghiraukan Akksara.
“Sini mak , biar Dora yang gendong, lalu bayi diserahkan padanya dan sesaat kemudian bayi itu pun terdiam.
“dari mana saja nak, mamak kawatir dari semalam kamu tidak kembali, ucap ibunya, lalu diperhatikan kepala Pandora yang ada perbanya, tidak perlu menjelaskan panjang lebar, ibu sudah tau apa yang terjadi. “ kamu baik-baik saja? Tanya ibu lagi memastikan.
“Dora baik-baik saja mak, lalu tak lupa dia memperkenalkan Akksara sebagai penolong.
Dan ini akksara yang telah menyelamatkan Dora mak, jelasnya singgkat.
Akksara yang sedari tadi berdiri, lalu mengguk sambil menyapa ibu nya Pandora.
Lalu ibu mempersilahkan duduk, silahkan duduk dulu, saya siapkan minum ucap wanita parubaya itu.
Lalu Akksara pun mengikuti intruksi wanita itu.
Pandora masih berdiri sambil menggendong anaknya, nak kamu susui saja dia dulu didalam mungkin dia merindukan mu, sudah dari malam tadi dia gelisah, ucap si ibu sambir berlalu menuju dapur untuk menyiapkan minum.
Sontak Akksara terpelongok mendengar kata Anak.