Pandora memilih diam tidak melanjutkan kalimatnya, lalu hanya kalimat “Terima Kasih sudah menolong dan mau merawat saya” sambil sedikit tersenyum. kedua laki-laki dewasa saling memandang dan secara bersamaan mereka berucap “ beristirahatlah disini beberapa hari” , setelah sembuh aku akan mengantar mu pulang ucap Akksara memperpanjang kalimatnya.
Pandora hanya mengangguk pelan, mengingat dirinya masih merasakan pusing, tidak ada pilihan lain selain ikut dengan perintah dua lelaki dewasa itu.
“Aku ada di kamar sebelah, jika butuh apa-apa kamu bisa mencariku” ucap Akksara cuek dan jutek sambil melangkah keluar dari kamar.
Aksara melangkah dengan cepat, lalu Baleon ikut menyusul sambil sedikit berpamitan pada Pandora, mereka berdua berlalu dengan cepat. Baleon mengikuti Akksara persis seperti anak bebek mengekori induknya.
Ketika mereka sudah diruang kerja Akksara, keduanya bernafas lega. “untunglah dia tidak menyadari bang leon berbohong”.
“ aku menyelamatkan mu untuk kesekian kalinya” ucap Baleon dengan bangga. “ aku mau satu kamar dirumah ini tambahnya memper panjang kalimat”.
“pilihlah kamar yang kamu mau, aku sudah berjanji akan mengabulkan keinginan bang leon apapun itu”. Soal kamar disini itu hal kecil. Akksara sedikit angkuh saat mengucapkan itu.
“baik lah ini bukan permintaan pertama dan terakhirku, aku masih mau yang lain tapi nanti aku akan mengeluarkan voucher ku pada waktu yang tepat.” Ucapnya sambir menyeringai.
“kapan pun dan apapun itu katakan lah, semua untuk mu” ucap Akksara mengodanya dan mereka berdua tertawa lepas.
Suasana diruang kerja akksara sudah tidak mencekam, mereka sudah terlihat lega dan sedikit bersantai.
Suasana hatiku lagi baik sekarang ayuk kita main game, ajak akksara. “tidak , kamu yang luang sekarang aku punya segudang pekerjaan akibat perbuatan mu, dan aku harus segera kembali ke rumah sakit ucap Baleon. “ Hubungi aku jika terjadi hal darurat, aku pergi sekarang,” ucap baleon lagi seraya melangkah keluar.
“Ok, brother” thanks you, jasa mu akan ku kenang. “kau tidak pelu melakukan itu cuku kabulakan permintaan ku ketika aku membutuhkan nya” sambung Baleon sambil melangkah keluar.
***
Suasana ruang kerja terasa sepi begitu Baleon meninggalkan ruangan ini, rasanya aku terbiasa sendiri, kenapa hari ini begitu terasa sepi, Akksara mulai gundah kembali, timbul rasa penasaran ingin berbicara pada Pandora.
yukurlah sekarang posisiku bukan tersangka tapi penyelamat, harunya aku lega dan bisa berbicara santai padanya, pikiran ingin kembali kekamar Pandora terus tersirat, kerja pun tidak berkonsentrasi.
Diruangan hanya memainkan pen dan coretan asal di kertas kosong. Selang beberapa saat dia masih terus mimikirkan hal yang sama, siapa gadis itu? , namanya, alamatnya, umurnya, kegiatanya apa kenapa harus terlihat seperti laki-laki. Terus saja bertanya-tanya dalam hatinya,
Ah,,, jerit Akksara, lalu membanting pulpen yang tidak bersalah dan melangkah keluar, tidak ingin penasaran sendiri, dia memutuskan memasuki kamar Pandora.
Pintu kamar pun dibuka dengan sedikit terburu-buru. Pandora yang sedang duduk asal dikasur sedikit kaget, dan segera menarik selimut menutupi pahanya.
Akksara juga ikut kaget melihat pemandangan itu, lalu melangkah masuk dengan perlahan. “maaf aku lupa mengetuk pintu, tadinya hanya ingin mengecek apakah kamu tidur, takut menggu mu” ucap Akksara.
“tidak aku baru saja bangun, berbaring seharian membuat ku bosan dan punggung ku terasa sakit” ucap pandora dengan suara lembut.
“apakah ada keluhan lain, nanti coba kusampaikan pada dokter Leon” Akksara berucap, terdengar nada penuh kekhawatiran. “ tidak , bukan begitu aku tidak terbiasa tidur seharian, bukan karena sakit” dengan cepat Pandora membantah. Dia tidak ingin merepotkan orang lain. “terima kasih, sudah menolong ku”. lalu suasana hening, keduanya salah tingkah.
Beberapa detik berlalu, Akksara melirik kesana kemari untuk membuka pembicaraan, sambil menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan Pandora, diperhatikan wajah gadis itu, ternyata sangat cantik, walau rambutnya dipotong bergaya laki-laki, tidak dapat menyembunykan kecantikanya, alis hitam, mata berwarna coklat, hidung mancung, bibir merah merekah dan sedikit tebal dan kulit putih, dengan baju kemeja yang kebesaran ini pun sangat cocok untuknya.
“Disini hanya punya baju pria” Akksara membuka pembicaraa. “terima kasih” hanya itu yang terucap dari Pandora. Dia sedikit risih ditatap begitu intens oleh pria, belum lagi kondisi mereka sekamar berdua, ini membuat pandora lebih gelisah, timbul rasa ketakutan, namun lebih parahnya dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa diam, dan menyembunyikan rasa gelisahnya, sambil mengosok lenganya yang sedikit sakit akibat bekas infus yang dicabut sembarangan pagi tadi.
“ Sakit”, tanya Akksara, sambil mengambil tanggan Pandora dengan lembut dan mengosok bagian tangan bekas suntikan infus itu. “ ini digosok perlahan begini” ucap Akksara sambil mempraktekan gosokan tangan lembut yang dilakukan nya.
Pandora reflek menarik tangan nya, “tidak apapa aku bisa melakukan sendiri”, namun tangan itu tidak terlepas sedikutpun, Akksara memengang nya semakin kuat. “tenang aku tidak akan menyakitimu, hanya ingin membantu, dilakukan begini tidak akan terasa sakitnya”, ucap Akksara menegaskan perbuatanya bukan karena ingin m***m.
Pandora hanya pasrah melihat lelaki dewasa itu bersika sesuka hatinya. Pandora masih terdiam hanya memperhatikan gerakan tangan Akssara. Lalu akssara membuka suara saat melihat nampan makanan yang disajikan pagi tadi masih ada “kenapa tidak dimakan sarapanya?
“a..aa..aaku makan sekarang” ucap Pandora terbatah-batah dan langsung merik tangan nya saat genggaman Akksara dirasa tidak menggengam dengan kuat lagi, dan langsung mengambil semangkuk bubur, buru-buru ingin melahap nya.
“jangan dimakan” ucap Akksara mengagetkannya,dan sedok makanan pun hanya tergantung di depan mulutnya, terlihat mulut yang terbuka. “ini sudah dingin” sini aku hangatkan dulu , dengan cepat Akksara merampas bubur itu lalu bangkit dan berbalik pergi.
Pandora masih kaget dengan aksi cepat Akksara. Posisinya masih mematung dikasur saat Akksara kembali beberapa saat kemudian dengan membawa bubur ditangnya tentunya dengan mangkok yang berbeda.
Lalu satu mangkok bubur diserahkan pada Pandora, “ini silahkan aku telah membuat yang baru” Ucap Akksara penuh perhatian.
“terima kasih” lalu pandora mengambil mangkuk tersebut lalu menyuapi sesendok kemulutnya.
Akksara terus memperhatikan Pandora, matanya seakan-akan tidak berkedip terus memperhatikannya, timbul rasa kesenangan dalam dirinya saat melihat Pandora memakan bubur buatanya dengan lahap.
“jangan melihatku terus” ucap Pandora perlahan, “aku bisa kesedak karena terus dilototin kamu” ucapnya lagi .
Ehhmm,,, Akksara berdehem, “ aku hanya ingin memastikan kamu memakanya dengan habis” ucapnya asal.
Melihat mangku sudah kosong lalu, Akksara mulai membuka pembicaran, “siapa nama kamu “ ? dengan posisi Akksara masih berhadapan dengan Pandora.
Sambil meletakkan mangkuk bubur diatas nakas, “aku Pandora putri Arsyad” jawab nya cepat.
“aku Akksara “ kamu boleh memanggi ku Akka, biasa keluargaku memanggi Sara
“Berapa umur kamu” dengan cepat Akksara melanjutkan kalimat bertanyanya, untuk menuntaskan rasa penasaanya. “aku baru 16 tahun” ucap Pandora dengan suara kecil.
Lalu suasana hening, keduanya terdiam.
Akksara sibuk dengan pemikiranya sendiri, mengingat kembali hal yang pernah dilakukan pada gadis ini, dan jika dia tidak salah berati umurnya saat itu 14 tahun, dan aku lelaki dewasa bersama gadis kecil.. ya tuhan apakah orang sepertiku yang disebut p*******a, merusak gadis kecil ini. ya tuhan apa yang kulakukan …. Akksara terus berpikir sendiri dan terlihat wajahnya yang berubah menjadi suram.
Lama suasana kamar itu hening, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing, setelah sesi perkenalan itu berlangsung. Pandora sedikit penasaran harus memanggilnya dengan sebutan apa? Haruskah dia memanggilnya dengan sebutan nama saja tanpa embel-embel om, abang, atau kakak, kalau itu kulakukan tentu aku tidak sopan, lelaki dewasa initerlihat berumur kisaran 30.
Tak lama kemudian Pandoram membuka suara, Omm Akka, aku ingin tidur kembali, kepalaku sedikit pusing apakah kamu bisa meningakan ku sendirian” Pandora buru-buru mengusurnya, karena dia merasa risih terus berduaan dengan lelaki dewasa.
OMM,,keluar suara Akksara dengan kaget , lalu diapun mengguk dan meninggalkan kamar Pandora.