Pukul 08:34 Lisa masuk ke kamar membawa semangkuk bubur, berjalan mendekati Azka. Sejak semalam Azka hanya diam setelah bangun dari pingsannya, namun air mata terus mengalir tanpa henti. "Bangun yuk," Lisa mengusap surau hutan pekay Akza lembut. "jangan sakiti diri sendiri, kamu bisa tanpa dia aku yakin." "Apa iya? Sedangkan Barra membawa separuh nafas ku pergi." balas Akza lirih tanpa ekspresi. Lisa menghela nafas. "Percaya nggak kalau di saat kamu terluka seperti ini, seseorang dapat merasakannya." ucapnya. "Barra? Benarkah? Apa dia datang? Kenapa nggak masuk, dia pasti kecewa banget sama aku Lisa. Dimana dia, biar aku_" "Azka tunggu." Lisa menahan Azka, gadis itu beringsut dari kasur hendak keluar. "Barra nggak ada kabar, Fandy udah hubungin ke rumahnya tapi dia nggak ada disana.