Di dalam mobil Zaidan mengetuk-ngetuk jari nya di atas stir mobil. Sesekali melirik Attaya, gadis itu tampak canggung berada di dekatnya. "Saya/saya!" "Ah/ah?!" Keduanya saling lirik lalu tertawa kecil, "Kamu duluan/kamu duluan." Lagi-lagi berucap serentak, kemudian tertawa terasa konyol. "Sorry ya, bang Zaki emang rada rese. By the way, sejak kapan kenal sama kakak ipar?" "Emm," Zaidan lagi menimang-nimang, mau jujur aja atau nggak. Kalau jujur rada nganu, nggak jujur lebih nganu lagi. Pusying pala pangeran. "Adelia gadis penolong bagi aku pribadi. Karena dia, kakak saya selamat dan masih bersamaku sampai hari ini." Zaidan tersenyum kecil. Ingatan kembali saat dirinya kuliah. Hari itu ia sedang ada kelas, mendapat kabar kakak dan calon kakak iparnya mengalami kecelakaan. Saat dia