"Kenapa foto Kinan ada di hape kamu, To?" Aku bertanya penuh penekanan. Bisa-bisanya pemuda itu nekat memasang foto anakku di ponsel. Memangnya dia sudah mendapat persetujuan dari Kinan, atau dia diam-diam menggunakannya. Karto berhenti menyuap. Pemuda itu menunduk tak berani menatapku. Dia mengambil gelas es teh dan menyeruputnya perlahan. Mungkin ia terkesiap ketika aku ternyata menyadari perbuatannya yang menurutku tidaklah wajar. Apa sebenarnya, yang direncanakan oleh Karto? Tak berselang lama, dia mendongak. Pak Mul juga sepertinya menunggu pemuda itu menjelaskan semuanya. Karto menelan ludahnya dengan kasar sebelum akhirnya membuka suara. "Kinan yang nyuruh, Mas," sahutnya lirih. "Kinan? Ndak mungkin. Ngapain Kinan nyuruh kamu pakai foto dia jadi wallpaper?" Aku masih bersung