Kinan memilih jalan kaki saja setelah kami bicara mengenai Karto. Jujur saja, aku masih belum bisa melihat gadis itu bersama seorang pemuda. Aku masih trauma dengan kejadian itu. Kejadian yang menimpa Kinan waktu itu. Jadi, tak bisakah gadis itu mengerti?
Kususul Kinan dengan naik motor. Untunglah gadis itu belum jauh. Jadi, aku masih bisa menyusulnya. Kuhentikan motor tepat di depannya dan meminta Kinan untuk naik.
“Kinan, dengar Bapak! Bapak cuma masih trauma dengan kejadian yang menimpa kamu waktu itu. Apa kamu ndak bisa ngerti perasaan bapak?” tanyaku waktu itu.
Kinan masih geming. Aku sendiri bingung bagaimana menjelaskannya. Namun, keputusanku sudah bulat. Anak gadisku masih terlalu belia untuk mengenal cinta. Kinan masih terlalu kecil untuk tahu apa itu perasaan terhadap lawan je
