Tentang balikan

656 Kata
Jay menahan tangan Lika, lalu menggenggam erat tangan itu dengan kedua tangannya, "Jadi, kamu ... mau gak pacaran ama Aku lagi?" Pertanyaan Jay membuat Lika terdiam. Lika menarik tangannya dengan gugup, "K-Khun Jay apa-apaan, sih." Lika berdehem beberapa kali. Lalu terlihat canggung. "Aku ngomong serius. Aku sadar Aku salah. Aku mau perbaiki semuanya." "Mending Khun Jay istirahat deh, lagi sakit juga, malah ngomongin yang aneh-aneh." "Jadi Kamu gak mau balikan ama Aku?" "B-Bukan gitu ..." "Jadi, mau?" "Bukan gitu juga!" "Lah, trus?" "Aku ..." Lika terdiam sejenak, "Aku gak ngerti. Jangan nanya lagi deh," "Ya udah, besok Aku tanya lagi," "Khun Jay!" "Aku bakal nanya terus, tiap hari. Sampe kamu jawab mau." Jay berbaring, lalu menutup matanya. Lika menghela nafas. Pertanyaan Jay yang tiba-tiba membuat Lika hampir terkena bengek. Pikirannya mulai berkecambuk. Dia ingin sekali kembali pada Jay. Namun, Lika takut mereka akan mulai bertengkar dan akhirnya putus lagi. Lika benar-benar bingung apa yang harus dia lakukan, Putus cinta tapi masih Bucin, itu sangat melelahkan. *** Khun Thivat mendatangi rumah sakit. Dia terlihat agak cemas namun juga marah. Sebagai anak tunggal, sebenarnya Khun Thivat sangat menyayangi Jay. Dia tak ingin sesuatu yang tidak baik menmenimpa putranya itu. Soal pasangan juga sama. Khun Thivat menginginkan wanita terbaik untuk mendampingi Jay, dan dari awal dia sudah memilih Vina. Namun, hari ini Khun Thivat melihat Vina yang kesal dan berkata di depannya bahwa Jay sangat jahat. Sembari menjenguk Jay, Khun Thivat ingin meluruskan masalah itu. Begitu Khun Thivat memasuki ruang rawat Jay, tampak Lika tengah duduk di sofa sambil makan cemilan. Lika terlonjak kaget. Cepat-cepat dia berdiri lalu mengelap mulutnya yang makin belepotan karena tangannya masih kotor. "S-Selamat Sore Khun Thivat," ucap Lika gugup. "Kamu? ngapain Kamu disini?" "A-Aku ... lagi jagain Khun Jay," Lika cengengesan. "Jagain apanya sih," Khun Thivat menatap Lika dengan tatapan tak ramah, dia menghela nafasnya, lalu menghampiri Jay, yang baru saja terbangun, "Kamu udah gak sakit lagi, kan?" tanya Khun Thivat, begitu berhadapan dengan Jay yang berusaha bersandar di tempat tidurnya. "Siapa bilang? masih pusing kok," Jay memegangi kepalanya, lalu berakting kesakitan. "Jangan bohong. Dokter bilang Kamu udah gak kenapa-napa." "Ya tapi kan kepala masih sakit," "Trus Vina kamu apain sampe datang ke rumah sambil cemberut gitu? Ayah yang suruh dia kemari buat nemenin kamu kamu!" "Ayah ..." Jay terdiam sejenak. Jay mengalihkan pandangannya pada Lika yang sejak tadi terdiam, dan berdiri dengan canggung, "Ka, kamu keluar bentar," ucap Jay kemudian. Lika dengan cepat mengangguk, lalu membungkuk kepada Khun Thivat. Dia melesat dengan cepat keluar dari ruangan, tak ingin ikut campur dengan konflik yang terjadi antara ayah dan anak tersebut. Lika duduk di ruang tunggu rumah sakit. Dia menatap telapak tangannya, Lika baru tersadar bahwa telapak tangannya kotor karena bekas cemilan yang terus saja dia makan. Lika menghela nafas, berjalan ke toilet untuk memeriksa penampilannya. "Ya ampon. Ancor bener muka Gua," gumam Lika ketika menatap dirinya di cermin. Lika segera mencuci wajahnya lalu mengeringkan wajahnya dengan tisu, "Jadi Gua kudu balikan gak ya, ama Khun Jay?" Lika mulai dilema lagi. Dia menatap cermin sekali lagi lalu menghela nafas. Tentang balikan. Sebenarnya hal tersebut lebih rumit daripada memutuskan untuk putus hubungan. Ada dua kemungkinan yang terjadi jika kembali pacaran setelah putus. Kemungkinan pertama, mereka bisa makin lengket dan makin cinta. Kemungkinan kedua, hubungan mereka bisa saja tak semanis saat pertama kali pacaran. Memutuskan untuk balikan harus dengan pertimbangan yang benar-benar matang. Tak bisa asal "Iya" saja. Ketika sebuah tali sudah putus, saat disambungkan maka bekas sambungannya bisa saja sangat erat. Tapi, kebanyakan bisa saja tak sekuat dulu. Yang pasti bekas ikatan tersebut merupakan simbol kecacatan. Lika tak yakin bahwa dia bisa mengikat tali tersebut lebih kuat dari sebelum putus. "Kenapa Gua jadi pusing, sih? hah, salah Gua juga, kenapa mulai pacaran. Kalau gak mulai pacaran, gak bakal ada kata putus, gak bakal ada kata sakit hati, Khun Jay juga gak bakal jadi cowo buaya ganteng sejenak. Aduh pusing dah," TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN