Setelah menenangkan diri, Aya menatap Suta. "Ba-bapak.. Ga-gala orangnya. Dia orang yang saya cari," Aya bergetar. "Dia yang menyelamatkan saya." "Ta-tapi kenapa Gala tidak mengingat saya?" Aya menggumam. "Sa-saat kejadian, dia mengenakan helm dan masker. Jadi, saya memang tidak melihat wajahnya dengan jelas. Tapi, tapi dia melihat saya. Seharusnya Gala mengingat saya," Aya mencoba mencari jawaban atas rasa penasaran di dirinya. "Ba-bapak tolong, ceritakan pada saya. Kenapa? Apa ada yang terjadi?" Aya memohon. "Ini rasanya tidak mungkin." Aya tiba tiba teringat percakapannya dengan Gala di kamar hotel itu. "Gala, lima belas tahun lalu, apa kamu pernah menyelamatkan seseorang dari sebuah kecelakaan?" "Entahlah." "Kenapa kamu bisa tidak tahu?" "Aku tidak tahu saja." "Bahkan s