Sashi melirik sekilas bangku Amira yang masih kosong, ia tak bisa menampik ada perasaan gusar dan takut meskipun enggan mengakui itu. Della dan Windy saling bertatapan saat melihat Sashi termenung melihati bangku Amira. Agak takut-takut mereka saling menunjuk agar ada salah satu di antara mereka yang mulai menyapa pemimpin gengnya. Della mendelik pada Windy, ia sengaja memasang wajah jutek agar Windy menurutinya. Windy menggeleng cepat dengan dahi yang mengerut, ia menggerakkan bibirnya membentuk kata-kata yang bisa dimengerti Della. “Lu aja, gue takut. Plis....” Bisik Windy. Della enggan menjawab tapi justru pasang wajah menakutkan sehingga Windy merasa terintimidasi dan tak berdaya. Terpaksa ia berdehem pelan demi menetralkan rasa canggungnya, kemudian berjalan mendekati Sashi. “Shi,