DUA

1875 Kata
Judul: Because Of You Penname: Niwi Time Link cerita: https://m.dreame.com/n****+/JzLiiJlVsZ0sZa0BSzh4Kg==.html ___________________________________ ... DUA kukuruyuuuk... kukuruyuuuk... Ayam jantan berkokok bersahut-sahutan pertanda fajar hampir tiba. Burung-burung berkicau di pucuk pepohonan melagukan lagu gembira menyambut akan datangnya pagi cerah. Langit di ufuk timur berwarna jingga, suatu pertanda Sang Bagaskara akan segera menunaikan kewajibannya menerangi isi jagat raya, memberikan sinar kehidupan dan panas untuk semua makhluk di dunia. Seorang wanita berkulit kuning langsat menggeliat bangun dari tempat tidurnya. Ia menoleh mencari sesuatu yaitu benda pipih berbentuk persegi panjang. Yah hampir semua orang ketika bangun tidur selalu saja yang dicari adalah ponsel setelah itu baru bangun dari tidurnya. Wanita cantik memiliki lesung pipi dikedua sisi pipinya sedang tersenyum lebar setelah sadar jika hari ini dirinya mulai bekerja. Wanita bernama Zena itu langsung beranjak dari posisi duduknya tadi setelah beberapa menit memainkan ponselnya. Ia bergegas mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Tiga puluh menit kemudian akhirnya Zena sudah rapih memakai seragam biasa karena memang nanti baru diberi seragam kerja. Wanita itu mengambil beberapa benda kesayangan tak lupa dimasukkan ke dalam tas punggungnya yang berukuran sedang. Ia meraih topi dan jaket tebal berwarna cokelat muda kesukaannya. Kaki jenjangnya melangkah berjalan menuju di atas trotoar pinggir jalan raya, ia melihat arlojinya yang melingkar indah di pergelangan tangannya untuk memastikan ia tak terlambat hari ini dan tak lama ojol pun datang berhenti di hadapannya lantas saja Zena langsung menaiki ojol itu dan diantar sesuai pada alamat yang dituju. Sekitar 7 menit kemudian Zena akhirnya telah sampai dengan selamat, setelah membayar ojol tersebut, ia pun langsung berlari kecil menuju rumah makan yang lagi ngehitz di zaman sekarang. Beberapa karyawan sedang berberes seperti menata kursi dan meja serta ada yang menyapu dan mengepel lantai sedangkan para karyawati sama bedanya untuk karyawan wanita tak dipekerjaan pekerjaan berat seperti angkat-angkat kursi dan meja. "Pagi mbak Zen! "seru beberapa karyawan yang bekerja di rumah makan itu dengan ramah. " Iya pagi juga buat kalian. "Zena tersenyum senang melihat beberapa karyawan serta karyawati yang ramah padanya. " Mbak Zen dipanggil atasan! "tiba-tiba seorang laki-laki muda seumuran dengannya menghadang jalannya pada saat dirinya sudah memasuki area dapur. " Oh iya. "Zena mengangguk paham. " Pasti mbak Zena mau diberi seragam, emang di rumah makan sini bos kita selalu survei apapun keadaan rumah makan ini." Tanpa babibu lagi ia langsung pergi menuju ruangan bosnya. Hari pertama ia kerja membuatnya merasa takut terkena masalah dan harus berhati-hati. Tok tok tok "Silahkan masuk! "suruh seorang dari dalam ruang tersebut. Zena membuka pintu berwarna biru muda itu dan terlihat seorang wanita paruh baya sedang duduk dikursi putar menatap ramah padanya. Zena tersenyum sopan dan mengangguk ketika wanita paruh baya itu menyuruhnya untuk duduk di hadapannya. "Bagaimana kabarmu Zena, maaf kemarin bukan tante yang menemuimu, sungguh tante terkejut mengetahui jika kamu kembali ke kota ini. Tante sangat merindukanmu dan tante merasa khawatir padamu saat kamu tiba-tiba menghilang setelah orangtuamu meninggal." "Zena meminta maaf akan hal itu, pergi menghilang tanpa kabar. "Zena menundukkan kepalanya. "Tak apa sayang, tapi sayangnya kamu sudah putus sama Pandu. Padahal tante sangat setuju kalau kamu dengan anak tante berpacaran." wanita paruh baya itu bernama Anggun Sabilla, ibu dari Pandu (mantan pacarnya). Anggun sangat menyukai Zena apalagi ia juga senang waktu dulu anaknya mengenalkan wanita yang sangat sopan ini padanya, tapi karena suatu hal hubungan anaknya dengan Zena kandas ditengah jalan dan itu membuat Anggun serta suaminya alias ayah dari Pandu sedih. "Katanya Pandu sudah punya pacar baru, apa tante gak tau? "tanya Zena bingung. Terlihat Anggun menghela napasnya dan berkata," Tante tidak suka dengannya, ia terlalu tua untuk anak tante apalagi Pandu itu masih muda tapi wanita itu ngeyel minta dinikahin. Melihat itu tante jadi jijik sendiri dengan tingkahnya, make up berlebihan apalagi umurnya hampir sepantaran dengan adik tante alias tantenya Pandu tapi yahh untungnya si Pandu masih belum mau menikah. " Zena menatap Anggun tak percaya, ia sungguh tak menyangka jika selera Pandu adalah tante-tante dan ia pikir Pandu memiliki pacar baru yaitu wanita yang seperti wanita model atau apalah itu. " Kamu heran kan? Tante juga heran sama anak satu itu bisa-bisanya kepincut wanita modelannya kayak emak-emak rempong, apa kena pelet ya? "Angggun nampak berpikir. " Tante jangan terlalu dipikir berat, nanti sakit. "Zena merasa khawatir pada Anggun karena wanita paruh baya itu mempunyai penyakit yang biasanya diderita oleh orang-orang yang berusia tua. "Haduh kamu masih perhatian sama tante tapi tante yakin dan selalu berdoa, semoga kalian bersatu lagi." wajah Anggun berseri-seri kala mengucapkan kalimat itu sedangkan Zena sekarang wajahnya berubah merah malu jika di dalam hatinya masih tersimpan nama mantannya yang baginya mantan terindah sekaligus cinta pertamanya. ... Di rumah makan yang terlihat elegan dan mewah ini, Zena ditugaskan menjadi pelayan yang bertugas membereskan piring-piring kotor serta membersihkan meja-meja yang kotor agar bersih seperti semula. Sebenarnya Zena akan ditempatkan di dapur sebagai chef oleh Anggun tapi Zena menolak sebab ia merasa tak enak hati apalagi dirinya tak mempunyai sertifikat jika ia sangat ahli memasak pada dasarnya ia memang sangat hobby memasak tapi jika ditempatkan bagian itu sepertinya tak adil bagi orang lain yang memang sudah memiliki tanda menjadi seorang chef. Saat wanita muda itu tengah sibuk membersihkan meja-meja yang kotor tiba-tiba ia mendengar suara cekikikan dari beberapa orang yang tengah berjalan ke arahnya mungkin mencari tempat meja yang bersih. "Oh ya gue gak sabar deh melihat reaksinya nanti. " " Ah ya gue juga. " " Berharap aja dulu semoga mereka berdua datang. " " Semoga rencana kita berhasil. " " Iya gue juga berdoa sih tapi cara kita terlalu licik. " " Biarin lah, ini demi kebaikan temen kita. Gue gak suka aja intinya kalau mereka gak bersatu. " Zena merasa jika suara keramaian itu berasal dari meja yang tak jauh dari tempatnya berdiri kemudian ia mencari asal suara itu dan seketika kedua matanya membulat melihat empat orang yang tengah mengobrol itu ternyata teman sekolahnya semasa SMA dulu dan salah satu temannya yang mengajaknya untuk reuni. Salah satu dari mereka menoleh ke arahnya dan bertemu pandang dengan kedua matanya membuat tubuh Zena membeku di tempat dirinya berdiri. "Zena? "wanita muda berambut pirang itu menatap tak percaya ke arahnya. Ucapan wanita itu membuat ketiga orang yang tengah bercanda seketika berhenti dan ikut menoleh ke arahnya dan mereka pun juga sama-sama terkejut menatapnya. " Zena! "pekik mereka berempat lalu mereka kompak mendekat ke arah Zena dan kedua wanita itu memeluk erat tubuh Zena sedangkan dua lelaki itu mengusap rambut Zena layaknya Zena itu anak kecil. " Ya ampun Zen, gue kangen banget sama lo. Akhirnya doa gue terkabul. "wanita berambut pirang itu nampak kegirangan bertemu soibnya saat masih SMA dulu. " Emang lo doa paan Sher? "tanya wanita lain yang berada di samping wanuta berambut pirang yang memiliki nama Sherly itu. " Ya berdoa supaya Zena kembali lagi lah, lo kira apaan? "Sherly merengut kesal pada ketiga temannya itu yang nampak tak paham dengan ucapannya itu. " Gak ada lo sepi bagi kita, gue rindu kebersamaan kita dulu. Ah rasanya kita harus kembali ke tempat duduk kita tadi deh, lihatlah mereka melihat kita yang bergerumbul di sini. "Agata, wanita yang di samping Sherly terlihat tak nyaman dipandang oleh orang-orang di sekitar sini. ... " Lo udah lama kerja di sini?"tanya Sherly lalu menyeruput esnya. "Ah belum lama malah baru saja aku kerja di sini. "Zena tersenyum manis pada ke empat temannya itu. " Kalau Zena kerjanya dari dulu ya sudah kita temukan lah Zena-nya ada di mana. "lelaki beramput klimis bernama Mahendra alias Mahe itu tertawa menggoda Sherly yang mana mereka memiliki status berpacaran. " Apaa sih lo, gue nanya serius bukan bercanda elah. " " Gitu aja ngambek, dasar! " " Sorry ya Zen kalau kita gak ada di saat lo bersedih karena memang itu kita sengaja memberi ruang untuk lo dan pastinya lo butuh waktu sendiri. "lelaki yang duduk di samping Agata itu adalah Adi nampak merasa bersalah mewakili ucapan ketiga temannya itu. " Ah gapapa kok, udah ah jangan sedih-sedih gitu, jangan bikin aku tambah sedih kalau kalian berulang kali mengucapkan kata maaf. Aku gapapa kok, jangan mengira kalau aku dalam kondisi yang kurang baik, lihat nih aku senyum kan? "tanya Zena yang mencoba membuat ke empat temannya itu yakin, kedua tangannya menarik kedua ujung bibirnya untuk membuat senyuman lebar menghiasi wajah cantiknya. Keempat temannya itu saling pandang dan ikut tersenyum lebar seperti apa yang dilakukan Zena tadi lalu mereka melanjutkan obrolan yang menyenangkan pastinya apalagi bahasan topik saat ini yang menurut mereka sangat seru. Tadi Zena sempat meminta ijin pada atasannya untuk memberikan waktu istirahatnya sekarang walau jam istirahat hanya kurang satu jam lagi. "Lo jadi datang gak Zen? "tanya Sherly tak sabar mendengar jawaban dari Zena. " Emm aku masih pikir-pikir dulu. " " halah jangan terlalu dipikirin, udahlah ayo ikut aja! "ajak Adi yang semangat ketika mengucapkan kalimat ajakannya untuk Zena. " Iya Zen, apa lo gak rindu Pandu? "tanya Agata seraya menaik turunkan alisnya menggoda Zena yang sekarang kedua pipinya memerah malu. " Apaan sih kalian! Suka banget kalau godain aku! "Zena mengerucutkan bibirnya sebal pada teman-temannya itu. " Yee lo pada, apa lupa restoran ini milik siapa? "tanya Mahendara yang baru menyadari sesuatu hal janggal di sini. " Milik emm... "mereka kompak memikirkan sesuatu. " Oh ya ini kan milik ibunya Pandu ya? Wah wah kalau jodoh mah pasti gak kemana ya? "pekik Agata senang ketika sudah menemukan jawaban yang tepat. " Yahh kalah cepat padahal gue mau ngomong gitu juga, "ucap Sherly. " Kok lo bisa kebetulan kerja di sini sih? Wah ternyata Zena masih sayang ama Pandu, sampai-sampai dibelain cari kerja di tempat rumah makan milik bonyoknya Pandu. "Adi terkekeh pelan. " Nah bisa juga tuh! "sahut Agata. " Eh eh enggak gitu! Bukan itu! Aku gak tau kalau tempat ini milik orangtuanya Pandu, aku baru tau kemarin waktu daftar tapi ya gimana lagi, aku butuh kerja jadi aku masih mau aja kerja di sini."Zena menggelengkan kepalanya cepat tak setuju dengan ucapan Adi. "Lhah emang lo udah tau resikonya? "tanya Mahe padanya. " kalau pastinya lo bakal ketemu si mantan kesayangan lo di sini!"sahut Adi. " Bukan sekali tapi bisa-bisa berulang kali. "Agata juga menambahkan ucapan temannya. Zena merasa bingung dan entah harus apa ketika keempat temanya itu menyudutkan dirinya saat ini tapi ucapan mereka ada benarnya juga. Ia bisa saja bertemu dengan mantannya di tempat ini. " Gini deh, gini gue punya tantangan buat lo Zen," ujar Mahe yang wajahnya terlihat serius. "Emang tantangan apa nih? "tanya Agata yang sangat kepo angkut. " Gue juga penasaran, seperti apakah tantangan yang diberikan kepada Zena,"ucap Adi yang ucapannya menirukan salah satu acara televisi. Zena juga ikut penasaran tantangan seperti apa yang diberikan oleh kekasih dari Sherly itu padanya. "Buktikan jika lo itu bisa move on dari Pandu! Lo harus datang ke acara reuni dan jika tidak pastinya lo jadi orang pengecut dan bisa juga alasan lo kerja di sini karena masih belum bisa move on dari Pandu! "Mahe mengucapkan kalimat itu penuh penekanan. " aku aku gak gitu emm iya iya aku dateng. "Zena nampak gusar ketika mendengar ucapan Mahe tadi. " Yes! "pekik mereka berempat senang ketika mendengar keputusan dari Zena. Entah apa yang terjadi selanjutnya tapi yang jelas setelah kejadian itu terjadi akan ada penyesalan terbesar dan harus baca terus cerita ini sampai tuntas! Biar paham:) ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN