SATU
Judul: Because Of You
Penname: Niwi Time
Link cerita:
https://m.dreame.com/n****+/JzLiiJlVsZ0sZa0BSzh4Kg==.html
___________________________________
PROSES REVISI
...
SATU
Kediri
Itu adalah nama kota kelahiranku, kota yang penuh kenangan, saat diriku masih kecil hingga menginjak usia remaja, sempat ku pindah ke kota Malang untuk ikut bibiku setelah kedua orang tuaku meninggal dunia. Ikut bibiku bukan untuk ikut-ikutan ke sana atau hanya numpang tempat tinggal melainkan di sana aku belajar untuk melatih skillku agar aku bisa bekerja dengan baik di pabrik milik bibiku. Saat itu umurku baru menginjak sembilan belas tahun, bekerja itu yang berada dipikiranku, aku belum pernah berpikir untuk kuliah karena tuntutan hidupku ini, bibi sudah menyuruhku untuk kuliah tapi aku tak mau, pikiranku masih terbayang-bayang orang tuaku yang telah tiada.
Setelah berpikir cukup lama juga akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kotaku ini, untuk tempat tinggal, aku memilih kost karena memang aku dari keluarga yang tak mampu apalagi orangtuaku yang juga kost itupun berpindah-pindah tapi tetap di kota yang sama. Tepat satu tahun meninggalnya orang tuaku, di sinilah aku berada di dalam kamar sedang merenungkan nasibku hidup sendiri tanpa orang tua maupun sanak keluarga. Dua koper besar terletak di samping lemari kayu tua itu milikku berisi pakaian-pakaian miliku serta dua tas besar juga berisi kebutuhanku seperti make up dan sebagainya. Untungnya di kost ini, pemilik kos yang merasa iba padaku memberikan lemari, meja rias, kasur yang masih cukup untuk dua orang, serta beberapa alat masak, pemilik kost di tempat ini memang sangat baik karena beliau adalah wanita berumur tua sekisaran berumur tujuh puluh tahun, hidup sendiri karena suaminya sudah tiada sedangkan dua anaknya sedang menitih karir di ibukota.
Setelah berjam-jam lamanya aku berbaring dan memikirkan bagaimana aku nanti akhirnya kuputuskan untuk mandi, untungnya kamar mandi masih sepi karena toilet itu dipakai untuk bersama dengan para kost lainnya. Jam menunjukkan pukul lima sore membuatku bergegas untuk segera mandi. Aku mengambil koperku dan ku buka untuk mengambil keperluanku seperti pakaian dalam dan baju tidur.
Setelah beberapa menit kemudian...
Akhirnya tubuhku segar juga dan aku putuskan besok saja untuk membereskan pakaian yang akan dimasukkan ke dalam lemari serta lainnya. Besok pula aku juga mencari lowongan pekerjaan dan pastinya besok bisa diperkirakan aku akan sangat letih membuatku hari ini ku buat untuk tidur agar tenagaku bisa pulih kembali setelah berjam-jam perjalanan dari Malang ke Kediri.
...
Pagi hari ku sudah siap memakai seragam yang sangat sopan tentunya serta membawa map berisi dokumen penting yang nantinya digunakan untuk melamar pekerjaan. Tujuan pertamaku adalah restoran entahlah aku akan jadi apa yang penting aku sudah memantapkan diri yang nantinya semoga saja mendapatkan pekerjaan agar bisa menghidupi kebutuhanku lagian diriku juga hidup sendiri dan pastinya uang itu untuk ku sendiri juga serta kalau diberi banyak rejeki pula diberikan pada orang-orang yang kurang mampu.
Berjalan di bawah terik panasnya matahari tak membuat diriku melunturkan rasa semangatku untuk mencari lowongan pekerjaan, detik demi detik kian berlalu serta menit demi menit kian berlalu pula tak menemukan lowongan pekerjaan membuat aku pun memutuskan untuk makan siang di salah satu tempat warung makan.
Berjalan menuju tempat kosong yang masih tersisa beberapa saja, aku memilih di tempat yang dekat dengan dinding di situ pula terdapat botol mineral serta minuman lainnya tapi aku lebih memilih es degan yang cocok untuk menyegarkan tenggorokkanku yang mulai terasa kering.
"Pak nasi pecelnya satu sama es degannya satu!"seruku pada pegawai warung itu yang sedang membawa nampan di hadapannya tak lupa juga mencatat apa yang ku pesan.
"Baik mbak, ditunggu ya. "
Aku hanya mengangguk saja dan sambil menunggu pesanan yang ternyata warung ini nampak kian ramai, aku mengambil ponsel miliku di dalam tas selempang yang selalu ku bawa kemana-mana saat pergi. Aku iseng-iseng membuka salah satu media sosial yang berwarna merah muda itu, sudah lama aku tak membuka akun media sosial ku ini dan terdapat banyak pemberitahuan yang terdapat di pesan. Jari telunjukku memencet pesan yang terletak di bagian kanan atas seketika aku merasa penasaran pada salah satu pesan dari temanku semasa SMA.
SHERLY
Hai Zen? Ya ampun aku kangen banget sama kamu, apa kabarmu Zen? Masih inget aku gak? Temen yang paling cerewet dan suka bikin kamu pusing dengerin suara cemprengku.
Yahh kamu lama gak aktif sih
Zen kapan kamu aktif? Aku mau kasih tau sesuatu nih, oh ya kalau udah aktif, jangan lupa follow ig ku ya...
Aku mau bilang kalau tanggal 5 nanti angkatan kita mau ngadain acara reuni pertama dan acara reuni kedua akan diadakan ketika kita semua berumur 25 tahun. Kamu bisa datang gak? Plissss datang ya Zen, ada mantanmu lho, dia yang turut andil membuat acara reuni ini, hahaha tapi aku yakin kamu udah bisa move on ternyata dia udah punya pacar baru lhoh... Nanti deh aku ceritain kalau kamu datang ke acara ini,, lop youuu bestieku yang debest:*
Deg!
Hatiku tertegun membaca pesan dari teman karibku. Memang benar sudah sangat lama aku off dari semua media sosial apalagi kartu nomor ponselku memang sudah ganti. Baru hari ini aku membuka aplikasi media sosial itu setelah satu tahun aku menghilang sebenarnya aku bukan menghilang tapi karena seseorang di masa laluku yang membuat aku begini.
Hatiku bimbang, apakah aku datang ke acara reuni atau tidak. Aku hanya terlalu malas bertemu sosok pengisi hatiku di masa lalu padahal sudah berusaha satu tahun itu untuk melupakan lelaki idola kaum hawa di sekolah itu dan juga terkenal dengan sikap playboynya. Bodohnya aku dulu mau saja menjadi kekasihnya dan setelah itu terjadi membuat ku menyesal karena seringkali kali sosok pengisi hatiku di masalalu membuat diriku terluka. Sangat sulit melupakan cinta pertama yang membuat hati kita terlalu jatuh bahkan sangat sulit sekali hati itu ditarik kembali karena hatiku tengah terjatuh terlalu dalam. Hati ini masih menaruh harapan padanya walau itu mustahil jika ia kembali padaku namun sekarang aku mencoba sadar jika mantanku telah memiliki kekasih lain dan aku pun tak mau dicap wanita perebut kekasih orang.
"Mbak ini nasi pecelnya sama es degannya," ujar seorang lelaki muda membawa nampan sambil meletakkan sebuah piring serta gelas kaca di atas meja hadapanku ini.
"Eh iya mas, terima kasih. "
" Jangan melamun mbak, gak baik kata orang."
Aku tergagap ketika mendengar ucapan yang sepertinya peringatan dari lelaki itu dan akupun hanya menganggukkan kepalaku saja sembari mengucapkan kata 'terima kasih' padanya.
Aku mulai memakan makananku dengan lahap karena memang perutku sudah berteriak sedari tadi tuk memanggilku agar aku segera mengisi kekosongan perutku yang sedang meronta-ronta meminta diisi.
Nais pecel, makanan khas dari Madiun, Jawa Timur.
Mengingatkan ku pada dia yang sangat menyukai makanan ini. Makanan yang diolah sederhana serta dari bahan-bahan yang sederhana. Walau aku berada di kota Kediri tapi masih banyak orang yang berjualan makanan khas dari daerahnya sendiri. Seperti nasi pecel yang berasal dari Madiun dan di warung ini juga terdapat benner yang bertuliskan memang orang pemilik warung ini berasal dari Madiun. Bahan-bahannya sangat sederhana apalagi membuatnya memang sangat mudah sekali.
Bahan-bahan berasal dari Nabati yaitu: Kol 100 gram (diiris kasar), tauge 50 gram, bayam 50 gram, kacang panjang 100 gram (dipotong 3 cm), kemangi 1 ikat (diambil daunnya). Cara membuatnya juga sangat mudah pula dengan cara sebagai berikut; Rebus semua sayuran secara terpisah kecuali daun kemangi lalu sisihkan haluskan semua bahan untuk bumbu kacang lalu tambahkan air matang dan aduk sampai rata-rata sayuran diatas piring saji kecuali daun kemangi siram sayuran dengan bumbu kacang lalu hias dengan tambahan daun kemangi kemudian siap disajikan. Untuk bumbu kacang biasanya sudah tersedia di toko-toko tertentu atau supermarket jadi taruh bumbu kacang yang memang terbentuk kaku, ambil secukupnya lalu masukkan ke dalam mangkok (besar/kecil sesuai selera) kemudian tuangkan air hangat ke bumbu kacang yang masih kaku dan langkah terakhirnya haluskan bumbu kacang itu tersebut menggunakan sendok makan dengan menekan secara perlahan-lahan.
Balik ke ceritaku lagi...
Setelah makan siang dan tak lupa untuk membayar, aku memustuskan untuk melanjutkan mencari lowongan pekerjaan yang memang sangat cocok padaku. Tapi saat aku mulai keluar dari warung itu, aku merasakan jika ada seseorang yang tengah memantauku tapi entah siapa yang jelas saat aku berbalik semuanya terasa biasa saja. Aktivitas beberapa orang di sekitar jalanan sini membuatku sulit untuk menebak seseorang yang memantauku. Ah mungkin itu hanya perasaanku saja dan ku berdoa semoga hari ini lekas mendapatkan pekerjaan.
...
Anda diterima di restoran saya ini, semoga Anda bekerja dengan baik di tempat ini besok
Kata kata itu teringang berulang kali dipikiranku saat, hatiku lega sekaligus senang akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan walau sebagai pelayan namun restoran ini sangatlah ramai sekali dan tempatnya sungguh nyaman dilengkapi beberapa tempat yang dibuat untuk menarik pengunjung agar ke sana salah satunya tempat foto yang sangat bagus. Tulisan-tulisan yang menarik pengunjung serta terdapat mobil mahal tapi kuno terpanjang di situ dan lain sebagainya.
Aku menghempaskan tubuhku yang sudah letih ini di atas kasur, berbaring menatap langit-langit kamar seraya menarik ujung bibirku hingga terbentuk senyuman lebar. Aku mencoba tersenyum untuk menutupi hatiku yang sedang berduka. Inilah rasanya hidup sendiri tanpa keluarga.
Ibu, Bapak
Benar hatiku rindu padamu
Rindu ingin berjumpa mencium keningmu
Aku ingin datang memeluk tubuh yang hebat itu
Mengharap sentuhan lembut dari kedua tangan kalian
Ayah dan ibu
Aku di sini berjuang sendiri
Tiada lagi yang membantuku untuk berdiri
Menghadapi dunia yang kejam akan cacian
Terseok langkahku oleh duri rumput yang tajam
Aku rindu … Sungguh aku rindu
Entah bagaimana untuk menghibur lara yang enggan menghilang
Ayah dan ibu semoga engkau di sana bahagia
Maafkan atas semua kesalahan anakmu ini
Maafkan yang belum bisa membalas jasa darimu
Doa-doaku mengiringi kebahagiaanmu di sana wahai ayah dan ibu
Butiran tasbih mengelilingi nikmat pertolongan
Lantunan ayat menerangi alam kubur yang gelap
Tiada putus sujudku untuk menghantarkan sepucuk doa rindu
Tetes demi tetes air mataku terjatuh dengan sengaja, kedua tanganku mengusap air mata ini yang kian deras sungguh hatiku ini sangat merindukan mereka. Dua kali ini aku mengalami kejadian yang sangat pahit, ditinggal orang orang yang aku sayangi terutama orangtuaku. Jika mantanku meninggalkan aku karena memang aku bukanlah wanita idamannya tetapi orang tuaku meninggalkan banyak kenangan indah yang terukir manis diingatanku. Aku tak akan melupakan kenangan manisku dengan orangtuaku.
Oh ya sebelumnya aku minta maaf, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku ialah Zena Namira Arnalda biasa dipanggil Zena, umurku 19 tahun mau 20 kurang beberapa bulan lagi, status single, bekerja menjadi pelayan restoran yang baru saja diterima, tinggal di rumah kost, pandai memasak apapun jenis makanan khas Jawa Timur, suka membaca buku, mudah bergaul dengan orang lain, saat SMA terkenal dengan keaktifanku di berbagai organisasi terutama OSIS lalu pernah ikut Paskibra. Sifatku tergantung kepada orang-orang atau teman-temanku, jika mereka baik akupun baik tapi jika mereka jahat oh jangan ditanya aku wanita yang bisa emosi jika disenggol dikit apalagi mulutku yang suka ceplas-ceplos. Aku wanita yang akan menginjak umur dewasa tapi pikiranku terkadang masih kekanak-kanakan jika bertemu dengan teman-temanku apalagi orang terdekatku.
Oh ya teringat temanku, aku belum membalas pesan mereka, ah besok saja dan sekarang aku ingin membereskan barang-barangku yang masih berantakkan sejujurnya aku orang yang tak suka jika semuanya berantakan.
...
Terima kasih udah mampir, berharap kalian baca terus ceritaku sampai tamat:)