*ENAM BELAS*
Monumen Simpang Lima Gumul adalah ikon kabupaten Kediri. Bentuknya yang menyerupai Arc de Triomphe yang terletak di Paris, Perancis. Jika Arc de Triomphe memperingati para pejuang yang mati pada saat revolusi Perancis dan perang Napoleon, maka Monumen Simpang Lima Gumul ini diinspirasi oleh Raja Jongko Joyoboyo. Beliau adalah seorang raja yang berkuasa di abad 12 yang bercita-cita untuk menyatukan lima wilayah di kabupaten Kediri.
Pembangunan monumen Simpang Lima Gumul ini dimulai pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008. Bapak Sutrisno, bupati Kediri pada masa itu menggagas untuk membangun monumen ini di Desa Tugu Rejo, kecamatan Ngasem, Kediri. Pembangunannya diperkirakan mencapai angka 300 milyar rupiah.
Kawasan Simpang Lima Gumul memiliki luas tanah hingga 37 hektar secara keseluruhan. Luas bangunan adalah 804 meter persegi dan tingginya mencapai 25 meter. Monumen Simpang Lima Gumul memiliki 6 lantai dan ditumpu 3 tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar. Uniknya, angka luas dan tinggi monumen melambangkan tanggal, bulan dan tahun jadinya Kabupaten Kediri yaitu 25 Maret 804 Masehi.
Di sisi kiri dan kanan monumen, terdapat 16 relief, dimana setiap pahatan menggambarkan sejarah Kabupaten Kediri. Tiap pahatan ini menunjukkan nilai seni dan budaya yang tinggi dari masyarakat Jawa Timur. Di sudut-sudut monumen juga bisa melihat patung Ganesha. Ganesha adalah dewa yang dipuja umat Hindu yang dianggap sebagai dewa pengetahuan dan kecerdasan, pelindung, kebijaksanaan serta penolak bala.
Begitu masuk ke Monumen Simpang Lima Gumul, Wisata Sejarah dari Kediri ini akan menemui ruang-ruang pertemuan di gedung utama dan ruang auditorium dengan atap kubah. Di sisi bagian atas bangunan, bisa menemukan diorama dan minimarket yang menjual souvenir khas monumen ini. Sementara ruang serba guna terletak di bagian bawah tanah. Di bagian bawah tanah ini juga akan menemui 3 akses yang berbentuk lorong yang menghubungkan tempat parkir ke basement monumen. Akses lorong ini begitu indah sehingga sayang sekali jika tidak memotretnya sebagai kenang-kenangan.
Begitulah sekilas tentang simpang lima gumul Kediri, jika berlibur ke sana jangan lupa mampir ke sana juga. Berbagi tentang sejarah di sekitar tempat tinggal itu sangat menyenangkan bagi saya*
Back to the topic...
"Wah SLG banyak perubahan ya ternyata. "Zena tersenyum lebar. Hatinya merasa bahagia memandangi pemandangan indah dan menajupkan.
" Iya Zen dan juga SLG ini makin ramai pengunjungnya. Lihat deh sekarang, di sana banyak anak kecil berkeliaran, ada beberapa orang yang sedang latihan entah itu nari, teater dan lain sebagainya. Aku juga sering ke sini sama ibu, apalagi saat ayahku masih belum sakit-sakitan kayak sekarang. Dulu keluargaku sering ngajak jogging di sini walau perjalanan ke sini ditempuh sekitar tiga puluh menitan. "Pandu menggandeng tangan Zena sebab ia tau jika wanita itu akan berlari maka dari itu ia mencegahnya sebelum terjadi. Ya mana memang benar mereka menepuh hampir tiga puluh menit lamanya menuju kemari jika mereka dari rumah mereka sendiri mungkin tak selama itu perjalanan menuju ke SLG.
"Kenapa mas Pandu gandeng tangan Zena terus. Zena bisa jalan sendiri kok. "Zena sebenernya merasa senang dan hatinya menghangat melihat tangannya digandeng oleh Pandu tapi saat memandang wajah suaminya itu seperti Pandu hanya terpaksa melakukan ini.
" Kenapa? Gak boleh? "
" Ah bukan itu kok. "
" Terus apa? "
Zena terdiam dan rasanya berat jika mengungkapkan isi hatinya pada Pandu. Posisi ini memang sangat sulit baginya, dimana Pandu sering memberinya perhatian tapi lelaki itu masih sering memikirkan wanita lain alias kekasihnya yang berada di luar kota seperti ini contohnya, Pandu sesekali memegang ponsel dan mengetik sesuatu sesekali Pandu juga terkekeh pelan.
Pandu yang merasa diabaikan seperti itu pun melepaskan tangannya yang menggengam erat tangan Zena tadi lantas hal itu membuat Zena langsung menoleh ke samping.
"Dulu kamu pernah bilang jika aku harus memberi perhatian ke kamu itu demi anak ini, anak yang kamu kandung! "Pandu menunjuk perut buncit Zena dan matanya menatap tajam pada Zena.
" Iya aku pernah bilang gitu, aku masih inget kok. "
" Lalu kenapa kamu sering tanya aku saat aku memberi perhatian ke kamu? "Pandu pun menggeret Zena ke tempat yang lebih sepi agar lebih mudah untuk berbicara empat mata dengab Zena.
" Aku aku hanya takut--"
"Kamu jadi wanita jangan terlalu baper, lagipula kamu pun sudah mengerti kan kalau aku punya pacar. Apa jangan-jangan kamu baper apa yang sudah kulakukan untukmu? "
Zena diam seribu bahasa saat diberi pertanyaan seperti itu. Ia ingin jujur namun--
" Udah ku duga kamu kebaperan. "
" Mas Pandu.. "lirih Zena mencoba memegang bahu Pandu tapi Pandu segera menepis tangannya.
" Aku capek Zen, aku ingin pulang. Kalau kamu mau masih di sini, ya sudah aku duluan. "Pandu membalikkan tubuhnya ke belakang lalu berlalu pergi meninggalkan Zena yang mematung di tempat itu.
" Seharusnya aku tadi diam aja. Mengapa aku malah tanyakan itu padanya?"Zena memegang bibirnya, ia merasa bersalah pada Pandu.
"Kenapa posisiku sangat sulit sekali. Aku wanita dan sepantasnya aku merasa baper diberi perhatian seperti itu apalagi aku yang sangat mencintainya membuatku makin jatuh terlalu dalam padanya. "
" Sekarang aku sendirian, tidak ada yang menemaniku jalan-jalan malam ini, "ucap Zena yang kini melangkahkan kedua kakinya, ia memutuskan untuk jalan-jalan sendiri sebab memang anak kembarnya yang menginginkan ini.
" Nak, kamu suka ya jalan-jalan sampai nendang-nendang gitu. "Zena tersenyum menatap perut buncitnya sambil mengusap pelan perutnya itu.
" Bunda pasti merindukan kalian saat kalian masih di dalam perut bunda, gak nyangka aja kurang beberapa bulan lagi kamu akan lahir di dunia ini. Bunda janji, selalu bikin kalian bahagia bahkan saat ini pun abun akan melakukan apapun yang kalian inginkan. Duh kenapa yah kok mataku tiba-tiba netes gitu? "Zena mengusap air matanya pelan lalu sebuah senyuman pahit terpancar diwajahnya.
" Jadi gak sabar bunda ingin lihat wajah kalian nanti, wajahnya kayak bunda apa ayah ya? Semoga saja wajah kalian sama seperti ayahmu dan dari itu mas Pandu bisa percaya kalau ini anaknya juga. "
Kini ia berkeliling melihat pemandangan indah di sekitarnya, germelap lampu warna-warni dari pasar terpancar indah dari sini. Pasar gumul yang letaknya juga tak jauh dari sini, beberapa kendaran berlalu lalang mengitari simpang lima ini dan juga para polisi lalu lintas bertugas mengamankan jalan raya yang terlihat sangat ramai ini.
Zena merapatkan jaket tebalnya saat merasakan hawa dingin menyelimuti tubuhnya sebab angin sangat kencang hari ini dan pada akhirnya Zena memutuskan untuk berjalan menuju jalan bawah tanah yang jalan ini menghubungkan antara tempat parkir dan basement monumen (simpang lima gumul Kediri).
"Ada taksi gak yah jam segini? "Zena sedikit merasa takut jika berdiri di sini sendirian dan banyak orang asing berlalu lalang di hadapannya.
" Zena? "panggil seseorang dari arah samping.
...
" Sayang aku merindukanmu... "lirih Pandu, kedua matanya menatap layar ponsel yang tengah memperlihatkan sosok wanita bergaun merah dari sana. Pandu sedang melakukan video call bersama kekasihnya.
" Sabar sayang, pasti aku akan pulang kok. Aku juga merindukanmu, "balas Cala yang terlihat tersenyum menambah kecantikan diwajahnya yang penuh dengan polesan mak up tebal tapi bagi Pandu, Cala itu cantik dengan caranya sendiri.
"Kira-kira bulan apa kamu pulang?
"Ku usahakan tiga minggu secepatnya aku pulang. "
" Apa? "
" Pulangnya lah, kamu lelah ya? Kok lesu banget? "Cala menatap heran kekasihnya itu yang tampak tak bersemangat berbeda seperti biasanya.
"Lelah sayang itu pasti, aku berada diposisi yang membuatku merasa makin bersalah padamu." Pandu menatap sendu pada Cala.
"Tidak apa-apa sayang, kamu harus sabar dong dan seharusnya aku yang marah sama sedih. Aku yang paling di sakiti idis sini. "
" itu menunjukkan kalau aku sayang banget sama kamu, kok kamu bisa setegar itu sih? Kenapa kamu baik? "Pandu merasa senang memiliki kekasih yang mulia hatinya bisa sabar menunggunya.
" Ya harus dong, aku gak boleh egois. Kamu tau kan sifat aku kayak gimana. "
" Aku makin cinta sama kamu Cal, makin gak mau kamu ku lepasin. "
" Gak usah gombal deh kamu. "
" Gombal gimana sih? Aku beneran kok. "
Cala tersipu malu dan merasa jika kedua pipi memerah saat ini.
" Oh ya mana Asha? "tanya Pandu pada Cala.
Raut wajah Cala berubah namun segera ia tutupi dan berkata," dia lagi main. "
" Kemana? "
" Ya emm ke taman kok. "
" Kamu biarin dia sendirian di Taman?"
"Ya sama temanya lah, kan aku juga bawa baby sister ke sini. "
" Yaudah, aku tutup dulu ya?"
"Kok cepet banget? "
" Aku ada di luar sekarang, entar ya kalau di rumah aku telfon lagi. "
" Kamu ada dimana sih? "
" Aku di SLG."
"Sama siapa? "Cala terlihat cemberut ketika Pandu berada di luar rumah ternyata.
" Sama Zena. "
"Oh yaudah kalau gitu."
"Kamu gapapa kan? "tanya Pandu khawatir melihat wajah Cala tiba-tiba pucat.
" Gapapa kok. "
Akhirnya Pandu mengakhiri percakapan dengan Cala, Pandu sebenernya tidak meninggalkan Zena melainkan ia berada di taman untuk menenangkan hatinya yang merasa kacau tapi saat ini ia sudah lega ketika berbincang bersama kekasihnya itu. Pandu pun beranjak berdiri dan melangkahkan kakinya untuk kembali ke tempat tadi. Ia yakin pasti wanita itu masih di sekitaran tempat ini walau begitu ia juga tak tega meninggalkan wanita hamil di tempat keramaian orang-orang sekitar sini.
Setelah hampir satu jam lamanya ia mencari keberadaan Zena namun tetap saja ia tak menemukan Zena hingga Pandu pun memutuskan ke tempat makan sebab perutnya yang merasa kosong dan perlu diisi dan setelah itu nantinya ia akan mencari Zena lagi. Ia juga bingung mengapa Zena cepat sekali menghilang tanpa jejak seperti ini?
...