Selamat membaca!
"Alan, kenapa kau malah melamun begitu? Jadi bagaimana? Apa yang dibicarakan oleh Bryan?" tanya Mike yang masih penasaran karena Alan belum menjawab pertanyaannya.
Panggilan Mike pun membuat lamunan Alan seketika buyar. "Mike, aku harus pergi. Aku tidak ingin membuat Bella kecewa, apalagi aku itu sudah sering sekali menggagalkan rencana yang aku buat padanya," ucap Alan dengan raut wajahnya yang cemas. Ia tidak ingin membuat hari bahagia putrinya saat ini berubah menjadi kesedihan karena ketidakhadirannya.
"Iya kau benar. Jangan sampai kau merusak kebahagiaan putrimu. Jadi pergilah! Tapi ngomong-ngomong, apa Bryan tidak memberikan sesuatu padamu?" tanya Mike menyambung pertanyaan sebelumnya.
"Bryan tadi mengatakan padaku agar aku tidak memberitahukan hal ini pada Mike, tapi mau bagaimanapun Mike adalah sahabatku, Dia tidak mungkin terlibat dalam semua ini," gumam Alan yang kembali teringat akan semua perkataan Bryan.
"Dia memberikan ini," jawab Alan memutuskan untuk memberitahu Mike sembari menunjukkan sebuah flashdisk yang diberikan Bryan padanya.
"Apa kau sudah melihat isi flashdisk tersebut?' tanya Mike dengan kedua alisnya yang saling bertaut dalam sambil terus menatap flashdisk yang masih digenggam oleh Alan.
"Belum, tadi aku hanya melihat rekaman pidato sebelum Frederick Spencer sebelum beliau tertembak."
"Baiklah, apa kau ingin aku membantumu memeriksa rekaman CCTV yang lain dalam flashdisk tersebut?"
"Oh God, thanks, Mike. Ini ambilah flashdisk ini, tapi tolong kau pastikan Bryan tidak tahu jika aku memberikannya padamu!" titah Alan yang sudah tidak sabar ingin pergi dari kantor dan pergi ke tempat perayaan anaknya ulang tahun. Perayaan pertama untuk Bella.
"Baiklah, kalau begitu. Pergilah sekarang! Kau pasti tahu jika situasi kota London sedang tidak kondusif saat ini, pasti ada pemeriksaan di mana-di mana dan jalanan mungkin saja akan sangat macet," ujar Mike mengingatkan Alan yang tengah tergesa-gesa untuk pergi.
"Kau betul, Mike. Baiklah ini flashdisk-nya, aku pergi dulu ya! By the way, tolong kabari aku tentang hasil penyelidikanmu agar nanti saat Bryan menghubungiku, aku bisa menjawab pertanyannya."
"Pasti Alan." Mike tersenyum saat melepas kepergian Alan setelah memberikan flashdisk itu padanya.
Setelah sampai setengah perjalanan menuju tempat perayaan ulang tahun Bella, putrinya. Alan mulai melihat jika di depan sana beberapa petugas kepolisian tengah melakukan pemeriksaan kepada semua kendaraan yang melintas di jalan itu.
"Benar juga apa Mike bilang. Kalau begini, bagaimana caranya aku bisa sampai tepat waktu," keluh Alan saat melihat antrian pemeriksaan tampak mengular. Membuat jalan itu benar-benar sangat macet untuk dapat dilaluinya.
"Tidak, aku tidak boleh mengecewakan Bella." Alan pun memilih untuk keluar dari mobil dan langsung berlari menghampiri salah satu petugas polisi yang sedang bertugas di sana.
"Hai, bisakah kau memberikanku jalan?" tanya Alan kepada salah satu petugas wanita yang paling dekat dari posisi mobilnya.
Petugas wanita yang saat ini tengah membelakangi Alan pun seketika memutar tubuhnya. Membuat pria itu tampak terkejut, saat melihatnya.
"Alan."
"Natalie," jawab Alan yang tak percaya jika ia akan bertemu kembali dengan sahabat lamanya di tempat itu.
"Syukurlah. Nath, tolong izinkan aku pergi karena aku harus segera datang ke acara ulang tahun anakku!" sambung Alan yang tampak jelas jika pria itu sedang amat tergesa-gesa.
"Silahkan, Alan! Lagipula kami tidak mungkin memeriksanya prajurit terbaik negara ini. Silahkan, biar aku bukakan jalurnya untukmu!"
"Terima kasih, Nat. Oh ya, tapi bukannya kamu tidak tugas di kota ini? Terus kenapa kamu ada di sini?"
"Baru tadi pagi aku kembali dipindahtugaskan ke M16."
"Tapi tugas ini?" tanya Alan heran karena melihat rekannya di kesatuan M16 harus ikut membantu pemeriksaan di lapangan.
"Ya, Bryan memintaku mengawal pemeriksaan jalan juga karena indikasinya setelah penutupan di sebagian jalan, Bryan menduga jika pelakunya masih berkeliaran di jalan-jalan kota London."
"Baiklah kalau begitu, selamat bertugas ya. Terima kasih karena kamu telah menyelamatkanku hari ini." Alan pun menimpalinya sambil kembali melanjutkan langkah kakinya menuju mobil yang ada di belakang sana.
"Ini hal mudah, Alan. Senang bertemu denganmu." Natalie pun melepas mobil Alan untuk pergi setelah mobil tersebut tiba di hadapannya.
Alan mulai mengembangkan senyuman sambil melambaikan tangannya ke arah Natalie sebelum kembali fokus dengan kemudinya.
"Untunglah ada Natalie. Sebentar lagi Daddy sampai, Bella." Alan mulai memacu kecepatan mobilnya untuk memangkas jarak agar bisa segera tiba.
Setibanya di sebuah restoran fast food yang memang sudah disewa untuk menjadi tempat perayaan ulang tahun putrinya, Alan pun langsung keluar dari mobil begitu selesai memarkirkan mobilnya. Ada raut bahagia karena ia ternyata bisa menepati janji kepada putrinya untuk datang, di tengah situasi yang tidak kondusif karena penembakan sang perdana menteri.
"Bella pasti senang karena aku datang." Alan terus melangkah dengan tergesa. Sampai akhirnya, ketika pria itu sudah masuk ke dalam restoran tersebut, kedua matanya langsung tertuju pada Bella yang saat ini tengah berdiri di hadapan sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang menyala. Beberapa teman-temannya pun tampak menyanyikan lagu tiup lilinnya. Namun, Bella tampak diam dan masih belum meniup lilin yang menyala tersebut.
"Sepertinya Bella memang benar-benar menungguku," batin Alan yang langsung melambaikan tangannya saat putrinya itu menyadari kedatangannya di depan pintu.
Alan pun langsung menghampiri Bella, sementara Emilia yang terus menemani tepat di samping Bella pun melihatnya dengan senyum bahagia. Ia tidak menyangka jika Alan bisa menepati janjinya, walau tengah bertugas.
"Apa tidak apa kamu datang?" tanya Emilia sesaat setelah Alan mencium bibirnya dengan singkat.
"Tidak masalah, sayang." Alan langsung berlutut agar pandangan matanya sejajar dengan putrinya yang begitu terharu atas kedatangan Alan.
"Terima kasih ya, Daddy, karena Daddy sudah menepati janji untuk datang."
"Tentu saja dong, sayang." Alan pun mendekap tubuh mungil putrinya sambil mengusap rambut Bella dengan lembut.
"Ayo sekarang kita tiup lilinnya dulu ya! Kasihan teman-teman kamu sudah menunggu, Bella."
Bella pun mulai menatap ke arah di mana teman-temannya mulai menyanyikan lagu tiup lilinnya kembali. Kini lilinnya pun ditiup oleh Bella, dibantu Alan dan juga Emilia yang berada di sebelah kiri dan kanannya.
"Aku bahagia sekali, Dad." Bella pun mencium sebelah pipi Alan setelah sang ayah memberikan selamat ulang tahun padanya.
Ada raut bahagia yang terpancar jelas di wajah Bella dan membuat Alan benar-benar sangat bahagia karena ia bisa menepati janjinya untuk datang tanpa merusak kebahagiaan putrinya hari ini.
1 jam telah berlalu, keseluruhan acara pesta ulang tahun Bella pun telah usai. Kini tiba saatnya bagi Alan untuk kembali ke kantor M16, melanjutkan penyelidikan yang sempat tertunda terkait penembakan sang perdana menteri. Namun sebelum itu, Bella meminta Alan menemaninya untuk membuka semua kado-kado hadiah dari teman-temannya di rumah.
Kedua mobil yang dikendarai oleh Alan dan juga Emilia tampak berhenti di teras rumah mereka.
"Ayo bantu Mommy, Bella! Kamu bawakan juga beberapa kado-kado ya!" titah Bella sesaat setelah keluar dari mobil yang sudah ia parkir di dalam garasi. Sementara Alan yang memang harus kembali ke kantor M16, hanya memarkir mobilnya tepat di depan mobil Bella.
"Sini biar Daddy bantu! Wah, kamu dapat banyak kado ya, sayang." Alan mulai membawa beberapa kado yang bisa dibawanya ke dalam mobil.
"Iya dong, Dad. Aku kan mengundang banyak teman-teman untuk datang ke ulang tahunku. Jadi mana mungkin kado yang aku dapat sedikit. Ayo Dad, aku sudah tidak sabar lagi ingin membuka semua kado-kado ini!" pinta Bella yang sudah melangkah lebih dulu sambil membawa 2 kado berukuran besar di tangannya.
Tanpa disadari oleh Alan, tepatnya di depan rumah, sebuah mobil hitam terlihat terparkir di sana. Mobil yang di dalamnya terdapat satu orang dan bertugas untuk memantau situasi sekitarnya.
"Mereka sudah masuk ke dalam, bersiaplah!" Melalui sambungan wireless yang dikenakannya, pria itu terdengar memberi kabar pada seseorang yang ternyata sudah berada di dalam rumah Alan.
Bersambung ✍️