Langkah demi langkah Ye Shao ambil untuk terus mendekat pada sekumpulan orang yang tampak bringas dan berbahaya, namun pemuda itu sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.
“Hei, hanya perasaanku saja atau anak muda itu sedang mencoba mendekat kemari?” tanya Old Bear memandang ke arah Tuan Muda Ye.
Anggota Pembawa Pesan yang lainnya pun melirik apa yang di lihat oleh salah satu eksekutif organisasi mereka.
“Kak Old Bear, tidak salah lagi, Kak. Pemuda itu memang hendak berjalan ke arah kita.”
“Bocah itu, apa pikirannya sudah tidak waras?”
“Sejauh yang ku tau tentang anak Ye Tianlong si pengusaha terkenal itu, dia memiliki seorang anak yang selalu jadi sorotan publik. Namun itu bukan karena bakat yang di turunkan oleh ayahnya, melainkan keganjilan yang selalu di lakukan oleh bocah itu. Semua orang menyebutmya, Pemuda Sinting,” ucap Wu Gang.
“Jadi bocah itu anak dari pengusaha, Ye Tianlong. Apa yang di pikirkannya hingga membawa dirinya kemari?” sahut Old Bear menyeringai.
“Dia memang tidak waras.”
“Tidak Paman, Ye Shao yang sekarang sudah berbeda. Dia bukan lagi orang yang berteriak mengakui dirinya sebagai raja iblis, sekarang..., dia adalah pembuat masalah tingkat satu,” kata Wu Zhong dalam hati, saat semua orang bersikap santai dengan kehadiran Ye Shao. Wu Zhong menjadi satu-satunya orang yang tegang disana.
“Hei bocah, apa kau tersesat ketika mencari kamar mandi?” kata Seorang Anggota dari Organisasi Pembawa Pesan Kematian, pria itu mendekat ke arah Ye Shao untuk mencoba mengintimidasinya dengan tatapan dan cara bicara yang sangar.
Namun, “Sial, bocah ini tinggi sekali. Tubuhnya juga sangat tegak, di bandingkan dengan keponakan Kakak Gang, bocah ini terlihat lebih maskulin, seolah dia bisa menghajarku dengan mudah,” pikir pria yang menghadang Ye Shao.
Ye Shao hanya melirik sinis pada orang itu dan entah kenapa pria itu malah mundur dengan kakinya yang merasa lemas, “Apa itu tadi? Sesuatu yang dingin serasa membekukan jantungku, apa bocah itu tidak hanya sekedar menatapku?” ujar pria itu sambil memegangi dadanya.
“Hei, ada apa denganmu, bung? Apa kau baik-baik saja?”
“Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Ku pikir aku terlalu banyak merokok hari ini, asma ku jadi kambuh.”
Ye Shao mendapatkan perhatian dari Wu Gang, Paman Wu Zhong yang penampilannya sangar itu menatap Ye Shao dengan perasaan heran, “Bocah ini tidak biasa. Apa tadi adalah tekanan yang ia hasilkan dari berlatih suatu seni bela diri?”
“Ye Shao, benar? Aku adalah Wu Gang, paman dari Wu Zhong.”
“Salam Paman Wu, saya di sini hanya untuk sekedar menyapa Senior saya, Wu Zhong. Dulu kami pernah berada di satu sekolah yang sama. Kami punya banyak masa lalu bersama, sehingga bisa di katakan kalau kami sangat akrab.”
“Senior Wu Zhong? Bagaimana keadaanmu? Sepertinya luka yang ku berikan beberapa waktu lalu sudah menghilang dengan baik ya,” kata Ye Shao sambil tertawa kecil, kemudian wajah Ye Shao menjadi serius saat menatap Wu Zhong, “Meskipun rasa malunya tidak akan bisa hilang,” imbuh pemuda itu.
Wu Gang naik pitam, wajah kesalnya ia arahkan saat melihat Ye Shao, “Bocah tengik, dia bukan datang untuk menyapa, melainkan memprovokasi. Apa dia pikir ada di dalam panti jompo? Dimana hanya ada orang tuli dan tidak banyak orang yang bisa menanggapi provokasinya?!”
Kretakk! Kretakk! Suara tulang jari yang di remas secara bergantian oleh pria botak yang bergerak maju mendekat ke arah Ye Shao, seakan matanya memutih dan tidak peduli lagi dengan apa yang akan dilihatnya, pria bernama Old Bear siap mengamuk kapan saja.
“Bocah?!! Sepertinya kau pandai sekali bicara ya? Cobalah katakan sesuatu yang bisa membuatku berhenti untuk menghajarmu,” ucap Old Bear.
Ye Shao tersenyum menatap Old Bear, hal itu seolah dirinya melempar bara api ke dalam tungku dan membuat suhunya semakin panas, tapi..., Wu Gang merentangkan tangannya untuk menutup tungku api itu.
“Apa yang kau pikirkan membuat keributan di tempat seperti ini? Dia hanya bocah, jangan jadikan nama kita tercemar, bagaimana jika orang-orang berpikir kita para orang dewasa sangat suka membully seorang anak kecil. Itu cukup memalukan, Old Bear.”
“Maaf, Kakak Gang. Aku terbawa suasana,” sahut pria botak itu yang kemudian melemaskan bahunya lagi.
“Normalnya orang akan berwajah cemas dengan keringat dingin di kening mereka ketika Old Bear sudah angkat bicara, tapi Putra Ye Tianlong ini, dia malah tersenyum. Bahkan jika dirinya seorang diri, dia bisa menunjukkan wajah yang seperti itu. Aku ingin lihat apa yang di sembunyikan oleh pemuda ini,” kata Wu Gang dalam hatinya.
“Nak Ye, kau sudah menyapa Wu Zhong, kan? Artinya urusanmu di sini sudah selesai. Bisakah kau pergi? Karena orang-orang di sini tempramennya tidak ada yang baik.”
“Baiklah Paman, saya mengerti. Senang bertemu dengan kalian, sampai jumpa,” balas Ye Shao, pemuda itu berbalik dan menjauh pergi.
“Sialan, bocah ingusan itu. Dia sama sekali tidak memberikan wajah pada kita, dia pikir..., hanya karena keluarganya kaya, dia bisa berbuat seenaknya disini. Aku ingin menampar bocah itu dengan keras,” kata Old Bear.
Wu Gang tak melepaskan pandangannya dari punggung Ye Shao. “Tenang saja, Old Bear. Kita selalu memiliki waktu untuk melakukannya. Kau hanya perlu menunggu.”
“Sementara aku akan mengumpulkan lebih banyak informasi tentang bocah itu,” imbuh Wu Gang dalam hatinya.
“Sepertinya sudah waktunya kita masuk ke dalam, Dua saudara kita yang lain telah datang,” kata Old Bear.
Pria kurus sedikit bungkuk dengan kacamata bulat kecil, salah satu anggota Pembawa Pesan Kematian, pria yang mengawasi segalanya, Skinny Owl. Satu anggota lain memiliki rambut panjang, membawa tas kecil yang di gendong di belakang punggungnya, selalu menyeringai di setiap kesempatan, pria sipit yang di sebut Viper seorang ahli racun, salah satu anggota eksekutif Pembawa Pesan Kematian.
Empat Eksekutif yang memegang kekuasaan di kota M akan menjadi perwakilan Pembawa Pesan Kematian yang masuk ke dalam Aula Pelelangan Akbar.
***
“Tempat ini sangat berbeda dengan tampilan luarnya, bagaimana gedung yang terlihat mau rubuh dari luar menjadi gedung yang sangat berkelas saat masuk ke dalam? Sepertinya penyelenggara acara ini tidak main-main,” ucap Ye Shao sambil memperhatikan koridor tempat ia berjalan.
“Tuan Muda Ye, anda sudah di tunggu di ruang VVIP, mari saya antar anda kesana,” seorang wanita yang bertugas menyambut tamu menyapa Ye Shao kemudian mengarahkannya ke suatu tempat.
Penempatan tamu yang hadir di pisahkan berdasarkan undangan yang membawa mereka masuk, seratus undangan perunggu akan di letakkan di bawah panggung, duduk pada empat ratus kursi yang berderet.
Ada sebuah panggung yang lebih tinggi, tempat penyelenggara meletakkan delapan puluh kursi yang terlihat lebih nyaman, dengan tempat yang lebih lega. Bagian panggung yang lebih tinggi itu di tunjukkan untuk delapan puluh orang yang datang dengan membawa undangan perak.
Hanya ada enam belas kursi yang di tempatkan pada tempat yang lebih tinggi lagi, dimana semuanya akan dapat di lihat jika kau berdiri di tempat itu, panggung pelelangan, kursi untuk para undangan perunggu dan perak, semuanya.
Tempat itu dilapisi dengan kaca anti peluru, tak hanya kursi yang ada di sana, bahkan meja yang di lengkapi dengan segala macam hidangan mewah juga tersedia. Tempat paling nyaman, untuk mereka orang yang paling istimewa yang datang dengan undangan emas.
“Saudara Ye, Keponakanmu sudah datang, dia menuju ruang VVIP,” ucap seorang pria paruh baya yang duduk di barisan paling bawah.
“Aku tidak melihat Kakak Feng dan Kakak Shuan, kemana mereka pergi?”
“Di bawah sana ada banyak sekali orang, mungkin mereka ada diantara orang-orang itu,” sahut Ye Tianlong.
Tidak, Shuan Bai dan Feng Qi sama sekali tidak berada di tempat itu, mereka tidak menghadirinya karena Ye lain duduk di tempat yang benar-benar berbeda dari mereka, jika mereka memaksa untuk hadir, maka mereka hanya membuat reputasi keluarga mereka sendiri hancur.
Itu sebabnya mereka meminta orang lain untuk hadir menggunakan undangan yang mereka punya. Orang-orang itu di tugaskan untuk mengacau harga lelang yang akan di tawar oleh kelompok Ye Shao.
“Kesepakatannya adalah, Du Gu dan orang-orangnya akan mendapatkan royalti sebesar sepuluh persen dari harga yang di tawar oleh Keluarga Kakak kedua, Kakak Pertama... Apa itu tidak kebanyakan untuk mereka? Bagaimanapun kita yang akan membayar royalti itu, ini akan merugikan kita.”
“Dan jika orang-orang itu tidak sengaja memenangkan pelelangannya, kita juga yang harus membayar untuk benda yang mereka tawar. Rencana ini terdengar seperti senjata makan tuan,” imbuh Ye Feng Qi.
“Kita akan menelan sedikit kerugian itu, asalkan dampak yang di dapat oleh Keluarga Ye Tianlong lebih banyak dari kita,” sambil meneguk arak Ye Shuan Bai mengatakannya dengan wajah memar karena kesal.
“Cihh, orang ini selalu memikirkan ide bodoh. Itulah kenapa kau tidak pantas memegang posisi seorang Patriark meskipun kau adalah yang tertua dari kami semua. Sialnya aku selalu mengikuti apa yang dia katakan, semoga saja kali ini tidak terlalu rugi,” umpat Feng Qi dalam hatinya.
Ye Shao telah sampai di tempat yang di tujukan untuknya, “Silahkan Tuan Muda, ruangan anda disini,” ucap wanita yang mengantar Ye Shao setelah menarik gagang pintu itu untuk Ye Shao.
Pemuda itu masuk dan melihat ruangan yang tidak kalah bagus dengan tempat minum teh tradisional, tempat yang begitu elegan dan terlihat begitu megah.
“Nak Ye, kau sudah datang. Silahkan duduk, Nak!”
“Terimakasih, Kakek Meng,” Ye Shao duduk, dia melihat ke sekeliling tempat itu, “Ruangan ini di pasangi oleh sekat kedap suara, kupikir aku bisa melihat tokoh lainnya yang datang dengan undangan emas, ternyata tidak semudah itu. Padahal ini adalah kesempatanku untuk melihat tokoh-tokoh terkenal dari penjuru negeri.”
Seperti halnya sebuah bioskop, Lampu-lampu tiba-tiba di matikan di antara kursi penonton, Satu-satunya lampu yang tetap menyala adalah lampu untuk panggung pelelangan, bahkan lampu lainnya di alokasikan untuk menerangi bagian itu.
Dengan begitu, Pelelangan Akbar akhirnya akan di mulai.