Sang Pembawa Pesan

1456 Kata
Salah satu acara yang paling fenomenal di dalam negeri, di mana semua orang penting dari setiap penjuru negeri datang untuk berpartisipasi, mencoba mencari sebuah peruntungan dengan mengharapkan sedikit keajaiban dengan mempertaruhkan sebagian harta, Pelelangan Akbar telah di mulai. “Pelabuhan Midway, tempat perkumpulan yang telah disiarkan dua hari yang lalu. Aku tidak mengira penyelenggara akan mengadakannya di tempat seperti ini.” “Kakak Gang, aku mencium bau anjing pemerintahan yang pekat di sini, sepertinya penempatannya kali ini memiliki sangkut paut dengan mereka,” ucap seorang pria tinggi botak dengan dengan luka gores di bibir atas dan bawahnya. Seorang pria dengan tato tengkorak yang di cengkram oleh kaki burung, salah satu eksekutif organisasi Pembawa Pesan Kematian, Old Bear. “Ya, aku juga bisa menciumnya, semua orang yang berjas hari ini, mungkin mereka memiliki rompi anti peluru dan juga senjata laras panjang di dalam setelan mereka,” imbuh Wu Gang. Seorang pemuda yang berdiri di antara mereka hanya terdiam dengan wajah cemas. “Paman, apa orang yang paman maksud adalah orang-orang dari kepolisian?” ucap Wu Zhong dengan gigi bergemeretak. “Kau takut dengan mereka? Hahahah, dasar anak kecil. Kenapa kau takut dengan mereka, kau mempermalukan pamanmu ini, Nak,” sahut Wu Zhong tersenyum sungging. “Paman, kalau berurusan dengan kepolisian, satu tindakan mereka bisa membuat hidup seseorang jadi runyam. Kalau tertangkap, maka berakhir sudah.” “Apakah itu yang di pikirkan oleh remaja seusiamu? Ha..., karena itulah kalian masih hijau. Kau tidak akan pernah mengerti dunia orang dewasa kecuali kau terjun langsung. Hari ini pamanmu ini akan mengajarimu, apa yang patut kau khawatirkan dan tidak kau khawatirkan.” “Meskipun hanya satu hal yang perlu kau khawatirkan saat jadi dewasa,” tambah Wu Gang. Merasa gugup, Wu Zhong menanyakan tentang satu hal yang di maksud oleh pamannya, “A-apa, apa yang perlu di khawatirkan saat aku menjadi dewasa?” Pamannya berbalik ke arah Wu Zhong, memperlihatkan Tatonya kemudian berkata, “Berkhianat pada Tuanmu,” ucap Wu Zhong sambil tersenyum dengan wajah yang arogan. Tubuh pemuda itu langsung merinding, keringat dingin mulai membasahinya, namun entah bagaimana Wu Zhong malah tersenyum. “Kelompok Pembawa Pesan Kematian ini bukanlah sekumpulan orang dengan omong kosong, mereka berani bertindak melawan hukum, satu-satunya yang mereka takuti adalah sikap berkhianat mereka pada sang pemimpin, ini luar biasa..., mereka benar-benar mendominasi, dengan kelompok seperti ini, bukankah aku akan menjadi berkuasa di kota?” pikir Wu Zhong. “Paman Wu! Tolong ajarkan aku yang tidak tau besarnya dunia ini, tentang menjadi seorang pria dewasa yang hebat seperti halnya kalian!” seru Wu Zhong yang tiba-tiba membungkuk begitu rendah. Mendengar seruan bocah itu, Orang-orang dari Organisasi menoleh ke arah Wu Zhong, mereka semua tersenyum sinis, “Lihat siapa lagi yang akan mengarungi neraka bersama kita. Kita mendapat seorang bocah hari ini,” ucap salah satu anggota Pembawa Pesan Kematian, dan yang lainnya pun bersorak untuk Wu Zhong. Saat Wu Zhong mendongak, dirinya melihat betapa dia disambut dalam kelompok itu. “Lihat ini Ye Shao, aku punya kekuatan disini. Sesuatu yang mungkin kau dan kung fu mu itu tidak mungkin bisa mengalahkannya. Kelompok yang benar-benar bringas ini, akan menjadi orang yang akan melawanmu jika kau sekali lagi berani memprovokasiku,” pikir Wu Zhong. Sementara itu di tempat lain, Ye Shao dan kelompoknya telah tiba. Turun dari dalam mobil, Ye Mei Lin merasa tidak nyaman, matanya menyapu melihat sekeliling di mana dia bisa melihat ilalang dan rumput liar yang telah menguning. “Acara besarnya akan di lakukan di tempat seperti ini? Bukankah ini terlihat seperti wilayah yang terbengkalai? Mungkin saja tempat ini angker,” ucap Mei Lin. “Pelabuhan Midway tidak memiliki banyak pepohonan dan gedung-gedung, tempat ini sangat buruk untuk bersembunyi. Perang antar geng pun akan terlihat mencolok di tempat seperti ini, dan jika sampai hal itu terjadi, pihak kepolisian dan keamanan akan mudah meringkus kelompok yang berseteru,” kata Meng Gu Cao. “Sepertinya pemerintah mulai bertindak tegas pada kasus berdarah yang akan muncul tiap acara ini diadakan,” sahut Ye Tianlong. Ye Mei Lin mengusap-usap bahunya sendiri dengan tangan yang ia silangkan, “Itu bahkan terdengar lebih horor daripada apa yang aku katakan barusan.” “Setidaknya keamanan di tempat ini terjamin, masalahnya... Apa yang akan terjadi setelah kita keluar dari tempat ini?” ucap Ye Shao. “Perampokan dan pembunuhan, itu adalah hal yang sering terjadi setelah acara ini selesai,” kata Wu Gang di tempat ia berkumpul dengan kelompok dari organisasinya. “Kita akan membuntuti mereka yang mengganggu jalannya pelelangan, saat kita tertarik pada suatu benda yang di lelang, seorang pun peserta tidak boleh menawar. Jika mereka bersikeras mengambil apa yang seharusnya jadi milik kita, maka kita akan merenggutnya kembali, barang itu..., juga nyawa mereka,” kata Old Bear. “Sial, Paman Botak, dia orang yang menyeramkan,” ucap Wu Zhong dalam hati, dirinya ketakutan sampai menelan ludah. “Kakak Wu, ini akan menjadi pelajaran yang bagus untuk bocah ini, bagaimana menurutmu, Kak? Apa kita bisa membiarkan dia yang melakukannya?” Old Bear memutar-mutar pistol yang di pegangnya sambil melirik ke arah Wu Zhong. Sontak Wu Zhong bergidik dengan wajah yang mulai biru. “Ide yang bagus Old Bear, hari ini kita semua akan melihat Keponakanku menjadi dewasa.” “Paman? Apa dia akan membiarkanku membunuh seseorang hari ini? Apa-apaan itu? Tidak, jika memang ini yang harus di lakukan demi mendapat pengakuan dari mereka, dan demi membuat mereka berada di pihakku, maka aku harus melakukan seperti yang di perintahkan mereka,” tegas Wu Zhong dalam hati. “Kita harus berhati-hati pada Organisasi Pembawa Pesan Kematian, jangan terlalu banyak kontak dengan mereka, hindari bersenggolan dengan kelompok itu, jika mereka menginginkan barang, maka jangan terlalu berpikir untuk menaikkan harganya.” “Mereka bisa saja menjadi marah dan mengekor pada kita saat pulang, dan ketika semua orang lengah, mereka akan membunuh kita dengan mudah,” imbuh Kakek Meng. “Bocah, kau bilang anak yang memukulimu itu bermarga Ye?” Wu Gang yang merokok menanyakan itu pada Wu Zhong tanpa melihat ke arahnya. “Benar Paman, namanya Ye Shao.” “Apa dia putra Ye Tianlong?” “Iya Paman, ayahnya adalah pengusaha terkenal Ye Tianlong. Bagaimana paman tau kalau dia putra orang itu?” Wu Gang membanting rokoknya yang telah ia sedot ke tanah, kemudian pria itu menginjak puntungnya yang masih menyala. “Kebetulan aku melihatnya, apakah pemuda yang berdiri di samping Ye Tianlong adalah pemuda yang kau maksud?” tanya Wu Gang menunjuk ke arah Ye Shao dengan dagunya. “Itu adalah Ye Shao, benar-benar dia. Jadi dia juga hadir dalam perhelatan akbar ini?” jawab Wu Zhong. “Sial, aku beruntung sekali, sekarang Paman Wu Gang melihat wajah bocah itu, dia mungkin bisa membantuku menghancurkannya. Ye Shao..., kau akan segera berakhir sekarang, haha!” Tersenyum sambil memikirkan niat jahat itu, Wu Zhong yang melihat ke arah Ye Shao tidak pernah menyangka, kalau Ye Shao juga akan melihat ke arahnya. “Lihat wajah yang tak asing yang bisa kutemui disini, haruskah aku menghampirinya?” Ye Shao tersenyum ke arah Wu Zhong dengan sungging dan pemandangan itu membuat Wu Zhong merasa tidak nyaman, seolah..., sebuah teror akan menghampirinya. “Kita harus segera masuk ke dalam, kasihan Nona Ye, dia terlihat tidak enak badan di luar sini.” “Benar, sebaiknya kita langsung masuk ke dalam,” sahut Ye Tianlong menjawab Pak Tua Meng. Mereka melangkah kecuali Ye Shao yang memilih untuk diam, “Nak? Apa kau tidak mau masuk bersama kami?” “Sepertinya aku harus pergi ke suatu tempat,” jawab Ye Shao. “Pak Tua, pergilah bersama kakek dengan undangan ini, katakan pada penjaga, satu tamu yang ikut bersama kalian adalah seorang pemuda bernama Ye Shao, kau juga bisa menyerahkan kartu pelajarku padanya agar aku bisa mengambilnya. Dengan begitu orang itu tidak akan meragukan identitasku.” “Tapi Nak? Kau akan pergi kemana di tempat seperti ini? Tidakkah kau ingat apa yang kita bahas sebelumnya?” kata Ye Tianlong. “Pak Tua, bukankah selama kita masih berada di area ini, semuanya akan aman terkendali? Jadi apa yang kau khawatirkan? Lagipula, pengawal Kakek Meng dan dirimu ada di sini menjagaku.” “Tuan Ye, Ye Shao mungkin punya alasan lain untuk tetap disini, mari masuk dan dengarkan apa yang dia ucapkan. Sejauh aku mengenalnya, dia selalu melakukan tindakan yang masuk akal. Kita tidak perlu meragukannya.” Ye Shao mengacungkan jempolnya ke arah Pak Tua Meng, dan Kakek itu hanya mengedipkan sebelah mata sembari tersenyum. Ayah, Bibi dan Kakek Tua itu pun pergi meninggalkan Ye Shao. “Paman Hao, kau dan yang lainnya tetap disini. Aku harus pergi ke suatu tempat,” kata Ye Shao, wajahnya menjadi serius. “Ye Shao, kau akan pergi kemana seorang diri?” “Membawa pesan, pada mereka sang pembawa pesan.” Pemuda itu pun melangkah pergi dengan senyum ringan di wajahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN