Waktu berlalu, tak terasa akan segera memasuki satu minggu sebelum hari ujian tiba. Ye Shao belajar banyak tentang sesuatu yang akan di ujikan di UN nanti, di samping itu Ye Shao juga mengasah skill Alkemisnya, dengan tungku penyulingan obat yang di dapatnya dari Meng Gu Cao.
“Bagaimana ini? Tadinya aku hanya ingin melatih skill, tapi aku berakhir membuat banyak pil dengan Awan Pil.”
“Kemampuan yang di wariskan oleh Kaisar Bintang terlalu mengerikkan, aku bahkan tidak mengalami kegagalan apapun dalam sekali coba, seolah, semua tubuhku mengingat setiap tulisan yang k*****a dari perkamen di perpustakaan surgawi.”
“Sekarang aku harus bawa pil obat yang mana?”
“Haha, walau aku membawa obat paling biasa, Orang-orang di dalam pelelangan akan tetap menganggapnya luar biasa, bagaimanapun..., apa yang telah kubuat ini, bukan berasal dari zaman mereka. Sesuatu yang lahir tanpa menggunakan teknologi masa kini, sesuatu di luar nalar. Kira-kira akan di hargai berapa itu?”
Ye Shao mendengar jam yang berdentum, satu jam sebelum gerbang sekolah tutup, pemuda itu harus segera berangkat. Masih seperti Ye Shao yang biasanya, berangkat ke sekolah bermodalkan kaki, tak peduli sejauh apapun jarak yang di tempuh oleh pria itu, Ye Shao hanya percaya bahwa staminanya cukup membawanya tepat waktu.
Namun di tengah jalan ada sesuatu yang membuatnya terhenti, segerombolan orang yang sedang mengerumuni trotoar, seperti telah terjadi sesuatu di tengah kerumunan orang-orang itu.
“Apa yang terjadi?”
Saat Ye Shao mendekat karena rasa penasaran yang menuntunnya, sayup-sayup pemuda itu mendengar tentang apa yang di bicarakan oleh orang-orang yang berkerumun.
“Kakek itu tiba-tiba ambruk, aku melihatnya berjalan di depanku, tanpa tanda-tanda apapun beliau langsung jatuh ke tanah.”
“Aku juga lihat itu, bahkan keluarganya yang berjalan menuntunnya pun tidak sadar dengan kondisi yang menimpa si Kakek.”
“Jadi itu yang terjadi, wah..., kasihan sekali.”
“Seseorang tolong panggil ambulan kemari! Apa kalian hanya akan melihat ini terjadi tanpa melakukan sesuatu?!” ucap wanita yang berlutut di samping Kakek Tua yang pingsan di trotoar.
“Aku adalah seorang dokter! Aku bisa menangani situasi ini!” kata seorang pria dengan kacamata dan rambut setengah botak di atas kepalanya. Pria itu mengeluarkan stetoskop dari tas jinjingnya yang membuat dirinya tampak sangat meyakinkan.
“Benarkah! Tolong selamatkan Kakek saya, saya akan memberikan apapun yang anda minta jika anda mampu,” jawab wanita yang bersimpuh di samping kakeknya itu dengan perasaan cemas.
“Tadinya sih aku hanya ingin melihat situasinya. Kalau saja aku tidak melihat harga kalung dan juga anting yang di kenakan wanita muda ini, mana mau aku terjun langsung. Setiap perhiasan yang di pakai oleh wanita ini berharga ribuan dollar, bahkan pakaiannya pun terlihat mahal pula. Kakek ini sudah pasti salah satu Patriark dari keluarga ternama,” pikir Pria yang berpenampilan seperti dokter itu.
“Tenang saja Nona, kita akan pikirkan bayarannya setelah ini selesai, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan nyawa Kakekmu terlebih dulu,” sahut sang Dokter.
“Anda adalah dermawan keluarga kami!”
Sang dokter langsung meletakkan stetoskopnya pada d**a sang Kakek, pria itu kemudian memeriksa denyut nadi di tangan Kakek Tua yang tergeletak di bawah, bagian nadi di lehernya juga tidak luput dari pemeriksaan sang Dokter.
“Bagaimana Dok? Apa anda tau kondisi yang di alami Kakek saya?” tanya wanita yang bersimpuh.
“Ini adalah Suddent Cardiac Arrest, kondisi ini menyebabkan jantung sang penderita akan berhenti secara mendadak, fungsi organ lainnya juga akan berhenti ketika jantung tidak lagi mengalirkan darah pada organ lain. Ini yang menyebabkan Kakek anda pingsan.”
“Dok, apakah anda bisa menyembuhkannya?”
“Menyembuhkannya sangat bisa di lakukan, tapi itu membutuhkan perawatan di rumah sakit. Saat ini, kita hanya bisa mencegah keadaan yang menimpa Kakek ini menjadi semakin parah, karena kalau tidak segera di tangani, dia tidak akan punya waktu sampai ke rumah sakit.”
Wanita muda yang bersimpuh itu menjadi cemas, tangisnya tak dapat lagi di bendung olehnya. “Kakek bertahanlah! Kakek tidak boleh mati di tempat seperti ini! Tolong dok! Tolong jangan biarkan ini terjadi!”
“Aku adalah seorang dokter! Menyelamatkan nyawa seseorang adalah tugasku lebih dari apapun!” dengan nada yang sangat heroik sang Dokter menjawabnya.
Semua orang yang berkerumun merasa bersimpati pada sang dokter, tatapan yang menunjukkan kekaguman bersatu mengarah pada sang dokter. Menjadi pusat perhatian membuat pria yang berusaha menolong itu merasa tinggi hati.
“Untunglah ada seorang pahlawan di sini yang dapat menolong Kakek itu.”
“Dia terlihat seperti seorang ahli, kakek itu pasti akan terselamatkan. Syukurlah.”
“Hmmph!! Menangani hal sepele seperti ini sangatlah mudah untukku, aku hanya membuat semua ini terlalu dramatis untuk mendapatkan pengakuan dari orang-orang, dan tentunya untuk membuat wanita muda ini semakin berhutang kepadaku, hehe! Sepertinya hari ini adalah hari paling beruntung untukku,” pikir sang Dokter.
Semua orang berdecak kagum, terkecuali satu orang. Ye Shao melihat muslihat licik yang coba di lakukan oleh sang pria yang mengaku dokter itu. Namun Ye Shao cukup sabar untuk menahan diri dan mencoba memperhatikan apa yang coba di lakukan oleh pria yang menjadi pusat perhatian.
“Ini terjadi karena sistem elektrik di dalam jantung Kakekmu bermasalah, kita harusnya butuh alat kejut jantung, tapi karena ini keadaan darurat, kurasa Stungun sudah cukup, setidaknya Kakekmu akan sadar sampai di bawa ke rumah sakit,” kata Sang Dokter.
Wanita itu terkejut, namun dia sedikit berharap dengan ucapan sang dokter. Dia langsung merogoh tasmya, “Kalau Stungun aku selalu membawanya sebagai alat pertahanan diri,” kata wanita muda itu.
“Seperti yang di harapkan dari seorang gadis kaya,” pikir sang Dokter sembari mengambil Stungun yang di keluarkan wanita itu dengan buru-buru.
Sang Dokter menekan tombol Stungun dan percikan listrik keluar dari benda yang di genggam sang dokter. Saat hendak menyetrumkan benda itu pada d**a sang Kakek, Ye Shao menghentikannya dengan mencengkram pergelangan sang dokter.
“Jangan lakukan itu!” ucao Ye Shao dengan kesal.
Orang-orang pun terkejut dengan masuknya bocah SMA ke dalam situasi genting itu secara mendadak.
“Bocah itu? Kapan dia bergerak ke sana?”
“Sial, aku juga tidak menyadari langkah kakinya sama sekali.”
“Seragam SMA? Apakah dia seorang pelajar?”
Semua orang langsung geram melihat aksi Ye Shao, benar, karena pemuda itu terlihat seperti seorang penjahat yang mencoba menahan sang pahlawan berbuat kebajikan.
“Anak muda, apa yang ingin kau perbuat? Seharusnya kau dapat membaca situasi ini,” kata sang Dokter mendongak ke arah Ye Shao dengan alis tertekuk.
Tanpa mengatakan apapun Ye Shao merebut Stungun dari genggaman sang Dokter dan membantingnya ke tanah hingga hancur. Ye Shao semakin terlihat seperti penjahat yang sangat kejam, bagaimana pun orang-orang melihat Ye Shao menghancurkan satu-satunya harapan wanita yang bersimpuh di samping Kakeknya.
“Hei! Anak muda itu gila! Dia menghancurkan Stungun yang di gunakan untuk membantu menyadarkan Kakek yang terbaring itu.”
“Kita harus menghentikannya! Dia membuat suasana di sini semakin keruh!”
Saat semua orang bergerak maju melangkah ke arah Ye Shao, Ye Shao menoleh seraya melirik sinis semuanya, “Diam!!” tegas Ye Shao dan semuanya pun berhenti mendekatinya.
“Apa yang terjadi? Kakiku beku? Seperti ada sesuatu yang berat menahan kakiku untuk melangkah,” pikir seseorang yang hendak maju.
“Aku gemetar setelah di tatap oleh anak muda itu, seperti dia baru saja mengancamku dengan teror,” kata orang lainnya yang hendak maju.
“Ini adalah tekanan dari seorang Kaisar,” ucap Ye Shao dalam hati, pemuda itu merasa bingung dengan apa yang terjadi padanya tiba-tiba, namun dokter yang seolah tak menginginkan kehadiran Ye Shao, hanya bisa termenung menerima keberadaan pemuda itu di sisinya.
“Adik kecil, apa yang coba kau lakukan? Pria di depanmu adalah seorang dokter, dia hendak menyelamatkan Kakekku dari kritis yang ia alami,” dengan nada yang terdengar sendu, wanita muda di depan Ye Shao menangisi keadaan kakeknya.
“Tenang saja Kak, aku hanya mencegah pria ini membunuh Kakekmu,” jawab Ye Shao.
Jelas perkataan itu menyinggung sang Dokter, “Omong kosong, beraninya kau mengatakan orang yang hendak menolong dengan murah hati sebagai orang yang memiliki niat membunuh, nak! Kau harus menjaga perkataanmu!”
“Nyatanya itulah yang akan terjadi jika seandainya kau benar-benar menyetrumkan Stungun ini pada Kakek itu,” jawab Ye Shao.
“Apa kau seorang dokter? Apa kau bisa mengukuhkan perkataan yang baru keluar dari mulutmu itu? Apa kau bahkan punya sertifikat pengobatan? Mundur! Ini bukan ranahmu, Bocah Ingusan!” ketus sang Dokter sembari mendorong Ye Shao mundur.
“Sial, kita sekarang tidak mempunyai Stungun, jika di biarkan kondisi Kakek ini akan semakin buruk. Pemuda itu mengacaukan semuanya,” imbuh sang Dokter sambil melirik ke arah Ye Shao.
Ucapan sang Dokter terdengar provokatif, semua oranh yang berada di sana sontak melirik Ye Shao dengan tatapan dingin yang sama. Ye Shao cukup terguncang oleh keadaan itu, dia sempat termakan oleh emosi yang membuat dirinya cukup meluap.
Orang-orang dapat bergerak karena pengaruh dari Tekanan Ye Shao telah hilang, semua langsung mengerumuni Ye Shao dan memeganginya agar tidak mengganggu.
“Lepaskan aku! Kalian tidak mengerti apa yang terjadi,” ucap Ye Shao sambil berusaha meronta, meskipun dia bisa mudah keluar dari situasi itu, semua orang yang memeganginya mungkin tidak akan berakhir baik, jadi pemuda itu menahan diri.
“Tahan! Apapun yang terjadi jangan buat pemuda ini mengacau lagi!” seru salah satu pria yang memegangi Ye Shao.
“Baik! Aku mengerti!”
“Tuan Dermawan! Apakah kita masih bisa menyelamatkan Kakek saya?” tanya sang wanita muda.
Dokter itu memejamkan matanya, menghela nafas dalam sembari menggelengkan kepalanya, “Sayang sekali.”
“Kita sudah tidak memiliki Stungun untuk menyelamatkan Kakek ini, aku tidak bisa apa-apa sekarang,” ucap sang Dokter.
Tatapan tajam orang-orang langsung mengarah pada Ye Shao, Satu-satunya orang yang bertanggung jawab menanggung salah adalah pemuda yang sedang di tahan itu. Namun kemudian seorang pria muncul dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan.
“Aku disini, semuanya akan baik mulai sekarang.”