Aura yang terpancar dari orang itu sangat megah, dia adalah seorang Kakek Tua yang tidak kehilangan karismanya, bahkan di kota M, namanya cukup terkenal.
“Patriark Keluarga Meng, Tuan Besar Meng Gu Cao,” ucap salah satu orang yang terkesima melihat Kakek Tua Meng. Tatapan marah orang-orang berubah menjadi tatapan kagum ke arah Kakek Meng.
“Aku ada disini, dan semuanya harusnya menjadi lebih baik. Apa yang kalian lakukan adalah tindakan kesalah pahaman. Kalian harus melepaskan pemuda itu,” ucap Meng Gu Cao sembari menoleh ke arah Ye Shao.
Orang-orang disana hanya bisa memasang wajah heran, namun sesuatu yang di katakan oleh Patriark Keluarga Meng bukanlah sesuatu yang bisa di ragukan. Orang-orang itupun melepaskan Ye Shao.
“Terimakasih,” Kata Ye Shao.
Orang-orang yang berkumpul membalas itu dengan tatapan yang masih begitu sinis.
“Kenapa Senior Meng meminta kita melepaskan pemuda itu? Dia kan orang yang mengacaukan tindakan perawatan darurat dari dokter di sana “
“Apa karena dia adalah teman cucunya? Lihat, mereka memakai seragam sekolah yang sama,” ucap salah satu warga sembari membandingkan seragam sekolah Chen dan Meng Bing Bing yang ikut turun.
“Sebenarnya apa yang telah terjadi disini?” tanya Pak Tua Meng.
Melihat pak tua itu bertanya, Dokter yang berlutut di bawah segera berdiri, pria itu sama sekali tidak dapat menyia-nyiakan setiap kesempatan emas yang datang.
“Walaupun aku tidak tau status seperti apa yang di miliki wanita muda dengan kakek yang sakit-sakitan itu, aku masih bisa memastikan kelayakan mereka menggunakan apa yang di kenakan oleh mereka. Tapi sosok yang satu ini, dia adalah Kakek Tua Meng yang tersohor di seluruh kota. Dia orang kaya yang sebenarnya, bayangkan akan seperti apa jika aku bisa memberikan kesan baik di hadapannya,” pikir dang Dokter.
“Tuan Meng, perkenalkan..., nama saya Lu Guan, saya adalah seorang dokter dari rumah sakit Savior di kota N,” ucap Dokter itu yang memperkenalkan dirinya sebagai seorang dokter dari Kota N.
Semua orang disana seperti tidak asing dengan nama Rumah Sakit yang di sebutkan oleh Pria bermarga Lu tadi, “Bukankah Rumah Sakit Savior adalah salah satu Rumah sakit terbaik di negeri ini?”
“Kau benar, nama itu selalu muncul dalam artikel, jika pria tadi adalah dokter dari Rumah Sakit Savior, itu artinya dia adalah seorang tenaga medis yang ahli dan kompeten.”
“Hehe, kalian harus mendengar itu,” pikir licik Tuan Lu Guan.
“Saya kemari tadinya untuk pertukaran dokter di kota M, saat saya berjalan, kebetulan saya melihat Pria Tua itu terjatuh. Hati dan jiwa saya tergerak untuk menolong.”
“Benar, Dokter itu berusaha menolong Kakek Tua itu saat pertama kali dirinya berhenti. Namun pemuda ini datang tiba-tiba dan mengganggunya. Pemuda ini bahkan dengan arogan menghancurkan satu-satunya alat yang akan di gunakan untuk menjaga kondisi sang Kakek,” sambil menuding Ye Shao, seorang warga yang berkumpul di pinggir jalan itu mengatakannya.
Yang lain pun ikut memberatkan tuduhan mereka terhadap Ye Shao, “Tuan Meng, benar pemuda itu melakukannya, dia bertindak sangat tidak masuk akal. Seolah, pemuda itu menginginkan Kakek yang malang itu untuk segera menemui ajalnya.”
Lu Guan mendekati Meng Gu Cao, berusaha mengeluarkan sesuatu dari tasnya, “Tuan Meng, saya Lu Guan adalah dokter yang memiliki sertifikat ahli, saya lulus dari universitas kedokteran ternama dari luar negeri, kalau anda tidak percaya, saya bisa menunjukkan sertifikat itu sekarang.”
Tangan Meng Gu Cao menghentikan Lu Guan yang hendak mengeluarkan sertifikat kedokterannya. “Tak perlu kau tunjukkan,” kata Meng Gu Cao tanpa melihat pria itu.
“Apa Tuan Meng sudah percaya padaku?” pikir Lu Guan merasa senang.
“Nak, apa yang di katakan orang-orang disini tentang dirimu yang menggagalkan pengobatan darurat itu benar?” tanya Meng Gu Cao.
“Kakek? Apa aku terlihat seperti orang yang tidak memiliki hati? Tentu saja yang di katakan orang-orang ini tidak benar,” jawab Ye Shao.
“Kalau saja aku tidak menghentikan orang yang mengaku dokter itu saat dirinya ingin menyetrum orangtua yang terbaring saat ini, pasti Pak Tua itu tidak akan terselamatkan,” imbuh Ye Shao.
“Pembual! Anak kecil sepertimu berkata seolah kau mengerti tentang ilmu medis,” ketus Lu Guan.
“Haa... Anak muda yang tidak mengerti kapan dia harus berhenti bicara, mulutnya bisa menjadi bahaya untuk dirinya sendiri. Sepertinya dia tidak di didik dengan baik.”
Orang-orang pun mengiyakan pendapat sesamanya, melihat bagaimana orang-orang mulai berkata buruk tentang Ye Shao, tentunya membuat Meng Gu Cao langsung murka. “Diam! Justru kalianlah yang tidak tau kapan harus berhenti angkat bicara.”
Orang-orang terhenyak sekatika. “Nak Ye, lanjutkan!” kata Meng Gu Cao. Ye Shao langsung mengangguk dan maju mendekati Kakek Tua yang terbaring di atas trotoar.
“Bocah, apa yang akan kau lakukan?” Lu Guan berusaha menghentikan Ye Shao.
“Hao Di! Shu Ao!” seru Pak Tua Meng memanggil dua pengawalnya. Mereka pun langsung merangkul tangan Lu Guan untuk menghentikannya.
“Eh? Apa yang terjadi? Kenapa kalian malah menghentikanku? Tidakkah kalian salah orang? Tuan Meng, apa maksudnya ini?”
“Paman yang licik, sebaiknya kau diam saja,” kata Meng Bing Bing sambil memeletkan lidahnya dan memasang wajah sebal pada Lu Guan.
Sama halnya seperti Lu Guan, orang-orang yang berkerumun itu juga penuh tanda tanya.
“Tuan, apa yang ingin anda lakukan dengan mengijinkan pemuda itu mendekati Kakek saya? Dia adalah pemuda yang sangat kasar.”
“Nak, siapa namamu?” tanya Meng Gu Cao pada gadis yang menatapnya dengan mata yang masih mengalirkan air kesedihannya.
“Valencia Wang,” jawab gadis itu. “Baiklah Nak Wang, sebaiknya kau perhatikan apa yang akan di lakukan pemuda itu terhadap Kakekmu, dan sebentar lagi kau akan melihat Kakekmu siuman,” kata Meng Gu Cao.
Ye Shao melangkah ke arah Kakek Wang kemudian ia berlutut, “Kakak, tolong maafkan aku yang mengejutkanmu tadi, tapi itu harus ku lakukan, jika tidak, nyawa Kakek ini akan berada dalam bahaya.”
Valencia Wang bergeming menatap Ye Shao, Lu Guan terus meronta untuk berusaha lepas dari Shu Ao dan Hao Di. “Nona Wang, jangan percaya apa yang di katakan pemuda itu, dia hanya seorang bocah SMA!”
“Kakek Meng, kau juga merasakannya bukan? Energi samar-samar yang di keluarkan oleh Kakek ini perlahan semakin meredup,” ucap Ye Shao. Meng Gu Cao bingung dengan energi yang di maksud Ye Shao, Pak Tua itu hanya memasang wajah serius.
“Energi ini hanya bisa di rasakan oleh mereka yang telah melewati jalan bela diri, dia sama seperti kita, Kakek ini adalah seorang Praktisi,” imbuh Ye Shao.
“Benar, energinya memang semakin tipis seiring waktu,” sahut Meng Gu Cao, “Sial, aku bahkan tidak mengerti energi apa yang di maksud, bagaimana mungkin aku merasakannya? Apakah seorang praktisi benar-benar dapat merasakan energi yang di miliki orang lain? Nak Ye, sebenarnya seberapa tinggi ilmu bela diri yang telah kau capai?” pikir Kakek Meng.
“Nak Ye? Apa kau bisa memperbaiki kondisi Kakek ini?”
“Kakek Meng, kau bisa mempercayaiku,” jawab Ye Shao tersenyum dengan tenang.
“Sebenarnya Tuan Meng dan pemuda itu saling mengenal.”
“Kelihatannya mereka sangat dekat, terlihat dari bagaimana Pemuda itu memanggil Tuan Meng dengan sebutan Kakek, dan dia juga tidak menggunakan bahasa yang formal ketika berbicara dengan Tuan Meng.”
“Identitas Pemuda ini membuatku penasaran, siapa sebenarnya dia?”
Ye Shao duduk di samping Kakek Wang kemudian dia meletakkan tangannya di atas tubuh Kakek yang terbaring itu. Ye Shao mulai menekuk jari kelingking dan jari manisnya.
“Energi yang di keluarkan oleh tubuhnya melemah di beberapa titik karena menumpuk pada satu tempat dalam tubuhnya, yaitu jantung kakek ini. Itu seperti udara yang masuk ke dalam sebuah kantung. Jika aliran listrik dari stungun menyerang titik itu maka Boom! Kakek ini akan mati,” ucap Ye Shao.
“Lalu bagaimana caramu menanganinya, Nak?”
“Mudah saja, cukup dengan membuka kantung yang mulai menutup dan mengeluarkan semua udara yang terjebak di dalamnya,” jawab Ye Shao sambil menghela nafas dan mulai memejamkan matanya.
“Apa yang di perbuat oleh bocah itu?” tanya Lu Guan.
“Ssssttt! Dia sedang fokus saat ini!” sahut Pak Tua Meng.
Dengan memejamkan matanya, Ye Shao dapat memproyeksikan tubuh Kakek Tua yang terbaring di atas trotoar itu dengan bentuk tubuh hitam di kelilingi oleh garis berwarna putih. Kemudian dia melihat garis putih yang berkumpul pada satu titik tepat di jantung sang Kakek.
Tangan Chen mulai gemetar, garis putih yang dilihatnya sedang berkumpul kemudian terurai, bersamaan dengan itu sang Kakek yang terbaring di trotoar bergerak seperti kejang.
“Tuan Meng, apa yang terjadi pada Kakekku?” kata gadis muda bernama Valencia itu mengkhawatirkan kakeknya.
“Tenang saja, Nak. Pemuda ini tau apa yang dia lakukan, jika terjadi apapun pada Kakekmu, aku yang akan menanggung apa yang di lakukan oleh pemuda ini,” jawab Meng Gu Cao.
“Tuan Meng bahkan menjamin pria itu, sepertinya pemuda itu memang memiliki kemampuan.”
“Lihat apa yang di lakukannya pada Kakek itu, tubuhnya tiba-tiba memberikan respon. Apakah itu sebuah sihir yang ditunjukkannya?”
Ye Shao mulai melihat garis putih seperti rambut itu menyebar memenuhi sang Kakek, “Seharusnya dia akan bangun setelah ini,” pikir Ye Shao.
Ye Shao membuka mata begitu pula dengan Kakek Wang yang langsung terduduk dengan nafas terengah-engah.
“Haaaa!!! Apa yang terjadi padaku?!”
“Ka-kakek itu bangun? Bagaimana mungkin?”
Lu Guan terhenyak dengan wajah tercengang, sesuatu yang tidak bisa di jelaskan oleh logika kedokteran yang tertulis dalam sertifikat kebanggaannya baru saja di tunjukkan di depan mata kepalanya sendiri.