• Sang Pembual Bagian 2
Pak Tua Meng menepuk bahu Ye Shao, kemudian Pak Tua itu sedikit membungkuk memberi hormat pada Ye Shao, Pak Tua itu respect padanya.
“Aku telah melihat pemuda ini beberapa kali, tapi aku tidak cukup mengenalnya. Orang bilang... Pemuda ini hanya seorang pemuda dengan tingkat halusinasi yang berlebihan, orang bilang dia selalu membual tentang sesuatu.”
“Apa kalian mendengar itu?!” sela Ye Shui Feng.
“Shui Feng? Apa aku memintamu untuk menyela pembicaraanku?” Pak Tua Meng itu menatap tajam ke arah Ye Shui Feng, Penatua keluarga Ye di buat menelan ludah olehnya.
“Aku yakin Tuan Muda Ye, tidak mengetahui siapa diriku sebelumnya, tapi setiap kata yang ia ucapkan tentangku, semuanya benar. Aku tidak merasa pemuda ini hanya asal tebak, dia tidak sedang membual. Bahkan kalimatnya yang menyatakan aku sedang sakit, juga tidak bisa ku sangkal.”
Semua orang terkejut mendengarnya. Mereka terombang-ambing, ingin percaya apakah Ye Shao sebenarnya masih gila atau dia sudah waras.
“Mustahil, direktur Meng mengakui pemuda itu.”
“Sebelumnya aku tidak pernah melihat Direktur Meng membungkuk pada siapapun, tapi beliau memberi hormat pada Tuan Muda Ye.”
“Sepertinya keluarga Ye telah di berkati, Tuan Muda mereka yang selalu membuat masalah, kini mulai menebus perbuatannya dengan membuat semua orang bangga.”
“Terima kasih, Kakek Meng. Karena sudah percaya pada saya,” ucap Ye Shao.
“Tentu saja aku percaya padamu, Nak. Semua yang kau katakan tepat pada jalurnya, kau begitu lurus dan tidak berkelak-kelok. Orang yang bisa menjaga perkataannya seperti itu, adalah tipe orang yang bisa di percaya. Percayalah, itu karena Kakek Meng mu ini sudah tua dan begitu banyak pengalaman,” jawab Kakek Meng sambil merangkul Ye Shao.
Meng Gu Cao, dia adalah seorang praktisi bela diri yang sangat di hormati, semasa muda dia banyak menorehkan banyak sekali pujian, hingga namanya menjadi buah bibir di seluruh penjuru negeri.
Berkat kemampuannya dalam beladiri, banyak sekali orang bergantung pada orang yang saat ini sudah berumur itu. Banyaknya relasi yang telah ia buat di masa lalu menjadikan dia orang yang kaya dan sangat sukses, setelah mengalami cedera dia berhenti berlatih.
Meng Gu Cao mendirikan sebuah perusahaan yang di pimpinnya sendiri, sambil melatih keturunannya untuk mengemban warisan yang membuat dirinya dikenal. Walaupun tidak memberikan praktek secara langsung, Pak Tua Meng tetap melatih anak dan cucunya.
Dia orang yang sangat tegas, sehingga sangat sulit dekat dengannya. Banyak orang yang ingin mendapatkan hati pak tua itu, tapi tak sembarangan orang yang bisa di sukainya.
Hari ini Pak Tua Meng merangkul Ye Shao dan mengatakan bahwa dirinya adalah Kakek Meng untuk Ye Shao. Itu menandakan rasa suka Kakek itu terhadap pemuda bernama Ye Shao. Ye Shao sudah lebih dari sekedar mendapatkan pengakuannya.
“Apa? Kakak Meng mengakui Ye Shao? Dalam sekali interaksi, anak ini berhasil mengambil hati Kakak Meng, padahal aku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun hubungan dengan Kakak Meng,” dengan wajah terkejut Ye Shui Feng mengatakannya dalam hati.
“Anak ini? Dia terlalu mendapatkan banyak perhatian sekarang. Padahal dulunya aku tidak perlu mengkhawatirkan generasi yang akan meneruskan warisan keluarga Ye, aku yakin anakku Ye Shuan Dahai yang akan mewarisi di generasinya. Dia adalah Putra paling berbakat di antara semua generasi Ye, Ye Shao, Ye Feng Hao, mereka tidak bisa di bandingkan dengan putraku,” pikir Ye Shuan Bai.
“Di generasiku, Kakak Tianlong adalah yang terbaik, dia yang bisa membuktikan betapa hebatnya dirinya dalam bisnis. Jika putranya menjadi sorotan, dan posisi keluarga harus di ambil alih putranya di masa depan, Kakak Tianlong akan mendapatkan banyak sekali kehormatan. Si4l! Putranya yang tidak berguna itu akhirnya bisa menunjukkan satu atau dua trik untuk menarik perhatian semua orang,” kata Ye Feng Qi dalam hati.
Semua orang mulai kagum pada Ye Shao, pandangan mereka terhadap pemuda pembuat ulah itu sekarang mulai berbeda.
“Tuan Muda Ye tidak mengatakan sebuah omong kosong, Direktur Meng sudah mengakui anak itu.”
“Aku penasaran bagaimana Tuan Muda Ye tau begitu saja apa yang dialami oleh Direktur Meng.”
“Aku juga, mari tetap disini dan melihat lebih banyak apa yang akan terjadi.”
“Aku tidak begitu kenal dengan Kakek Meng ini, aku tidak tau apakah Kakek Meng ini tulus mengatakannya, atau Kakek Meng sedang ingin menutupi omong kosong Ye Shao dengan mengiyakan setiap ucapannya.”
“Tapi tak peduli apapun itu, bagian tersulitnya adalah di sini, jika dia hanya mendiagnosis dan tidak tau cara mengobatinya, maka Ye Shao akan di anggap sebagai seorang pembual sekali lagi,” sambung Xia Ning Chan dalam hatinya.
“Nak Ye, kau bisa mendiagnosis gangguan yang ada di tubuhku, apa kau hanya mampu mendiagnosisnya, atau kau juga mampu mengobatinya?” tanya Kakek Meng.
Ye Tianlong, Ye Rou dan Nona Gong kaget.
“Direktur Meng, putraku Ye Shao... Dia hanya anak SMA biasa, dia sama sekali tidak mengerti tentang ilmu pengobatan apapun,” kata Ye Tianlong.
“Aku malu mengatakannya tapi, Direktur Meng. Ye Shao selalu mendapatkan nilai di bawah rata-rata di SMA nya, dia anaknya tidak suka dan tidak pandai dalam belajar. Bagaimana dia mempelajari ilmu medis yang jelas rumit? Saya rasa ini hanya kesalah pahaman saja,” imbuh Ye Rou.
Ke dua orang tua Ye Shao khawatir Ye Shao berbuat kesalahan dan berakhir membuat dirinya sendiri malu.
“Maaf Tuan Ye dan Nyonya Ye. Tapi aku ingin mendengar pendapat langsung dari putra kalian,” kata Meng Gu Cao yang kemudian melirik Ye Shao.
“Saya bisa, Kakek Meng.”
Semua orang langsung mematung setelah Ye Shao mengatakannya dengan sangat percaya diri. Meng Gu Cao tersenyum kecil.
“Sungguh pemuda yang tidak kenal rasa takut. Pepatah mengatakan lebih baik mati terhormat daripada hidup dengan malu. Artinya kehormatan seseorang lebih harus dijaga jika di bandingkan dengan nyawa mereka. Satu kesalahan saja maka anak ini akan menanggung malu seumur hidup, di saksikan oleh orang seantero provinsi... Ye Shao... Bagaimana kau akan menyelamatkan wajahmu itu?” kata Meng Gu Cao dalam hati.
“Kenapa harus di ambil pusing? Setelah mendapat warisan sang Kaisar Bintang, masalah ini hanya sebuah teri kecil, apa susahnya?” ucap Ye Shao dalam hatinya.
“Begini Nak Ye, apa yang sedang ku derita ini bukan hanya aku diamkan saja selama hampir sepuluh tahun. Akupun berusaha untuk sembuh, bagaimana pun aku menginginkan hal itu.”
“Aku sudah pergi ke sembarang tempat pengobatan, baik yang modern ataupun yang tradisional. Tapi semua usaha itu tidak membuat apa yang aku derita ini semakin baik. Bahkan orang tua ini sempat putus asa.”
“Aku tidak akan marah padamu jika kau tidak berhasil menyembuhkanku, aku juga tidak akan membencimu. Jadi katakan padaku, bagaimana cara menyembuhkanku?”
“Kakek Meng hanya butuh di urut,” balas Ye Shao dengan singkat, bahkan anak itu memberikan senyum polos.
Orang-orang menepuk jidat sambil menggelengkan kepala mereka, mereka hanya bisa berpikir apa yang baru saja di katakan oleh Ye Shao itu hanya sebuah lelucon.
“Ah... Anak ini sudah tidak selamat lagi, bagaimana dia menganggap apa yang di alami Direktur Meng sebagai sebuah candaan?”
“Aku tidak tau lagi apa yang di pikirkan Tuan Muda Ye yang satu ini.”
Ye Shuan Bai dan Ye Feng Qi mendengar keluhan orang-orang, dan kedua Paman Ye Shao ini malah merasa gembira.
“Tidak ada yang perlu di Khawatirkan, Ye Shao tetaplah Ye Shao.”
“Anak ini tidak pernah berhenti bertingkah konyol, percuma saja aku mewaspadainya, huft... Pada akhirnya Kakak Tianlong memiliki putra yang tidak berguna,” pikir Ye Feng Qi dalam hatinya.
Meng Gu Cao terdiam, wajahnya tidak bisa di jelaskan, apakah dia bingung atau kesal. Tapi Kakek tua itu tidak melepaskan pandangannya terhadap Ye Shao.
“Apa Kakek Meng juga menganggap apa yang saya katakan adalah sebuah lelucon? Kakek Meng, saya tidak main-main, saya bisa buktikan pada anda jika mau,” kata Ye Shao.
“Buktikan!” tegas Kakek Meng.
“Baiklah, pertama saya akan meminta dua penjaga anda itu untuk kemari, saya ingin salah satu dari mereka menekan titik penyakit anda.”
Kakek Meng menganggukkan kepalanya pada dua orang yang datang bersamanya itu, kemudian salah satu dari mereka menyentuh bahu Kakek Meng.
“Saya memang sempat mengatakan bahu Kakek Meng yang sakit, tapi sebenarnya itu di bagian yang sedikit ke bawah dari bahu. Disini!” kata Ye Shao sambil menunjuk bagian penyakitnya.
Semua orang menyaksikan hal itu dengan sangat serius, seolah itu adalah sebuah pertunjukan. Ye Tianlong dan Ye Rou tidak bisa berhenti berkeringat, mereka seperti menyaksikan sulap dari putranya, mereka khawatir anaknya gagal dalam mantranya dan malah menyakiti diri sendiri.
Pengawal Kakek Meng itu lalu menyentuh bagian yang di tunjuk oleh Ye Shao.
“Paman, sekarang kau tekan bagian itu dengan keras,” kata Ye Shao.
“Tapi...”
“Xiao Di! Lakukan saja!” kata Meng Gu Cao.
“Maafkan saya, Ketua,” dengan rasa takut menyakiti Ketuanya, Pria yang di panggil Xiao Di itu mengatakannya.
Xiao Di menekan bagian yang ditunjuk oleh Ye Shao dengan keras, tapi Kakek Meng sama sekali tidak meringis, mungkin Pria Tua itu bisa menahan rasa sakitnya, atau tekanan itu sama sekali tidak memberikan rasa untuk Meng Gu Cao.
“Cukup!” seru Ye Shao, Xiao Di segera berhenti menekannya.
“Apa maksudnya itu, Nak Ye? Aku sama sekali tidak merasakan apapun,” kata Meng Gu Cao.
“Paman? Apa kau yakin sudah menekannya dengan keras?” tanya Ye Shao pada Xiao Di.
“Aku sudah menekannya dengan keras, aku benar-benar melakukannya,” jawab Xiao Di.
Kemudian Ye Shao tersenyum.
“Bagus, Orang-orang juga melihat Paman melakukannya, mereka juga telah mendengar kalau Paman, menekan bahu Kakek Meng dengan keras. Jadi sekarang giliranku,”
“Kakek Meng, sekarang boleh saya yang melakukannya?” tanya Ye Shao.
“Aku tidak mengerti apa yang coba kau lakukan, Nak. Tapi lakukan saja,” jawab Meng Gu Chao.
Kemudian tangan Ye Shao menyentuh bahu Kakek Meng, dan Kakek Meng pun merintih kesakitan.
“Ketua!!!”