• Praktisi pertama Keluarga Ye
Ye Shao hanya menempelkan sedikit jarinya pada Meng Gu Cao, tapi jika di bandingkan dengan tekanan keras yang di tunjukkan oleh Xiao Di, sentuhan Ye Shao malah memberikan sakit yang luar biasa.
Meng Gu Cao sampai oleng ke kiri di buatnya.
Xiao Di dan juga pengawal Kakek Meng yang lain langsung memegangi orang tua itu, mereka juga menatap Ye Shao dengan kesal.
Tak hanya Xiao Di, Kakek dan juga Paman Ye Shao seperti melihat kesempatan untuk mengkambing hitamkan dirinya.
“Dasar tidak tahu malu, bagaimana kau bisa berani membuat Kakak Meng sampai merintih kesakitan seperti itu?!”
“Ye Shao, apa kau mencoba mencelakai Paman Meng? Kau masih saja bertindak tidak masuk akal!” imbuh Ye Shuan Bai.
“Jangan ada yang memarahi Nak Ye!” seru Meng Gu Cao.
Semua orang pun terdiam, pria tua itu seperti memberikan ancaman dengan auranya ketika mengatakan kalimat itu dengan keras, sehingga siapapun yang mendengar langsung diam tak berucap.
“Jika kalian memarahinya, maka aku sendiri tidak akan terima. Bahkan jika kalian memandang dia dengan amarah,” imbuh Kakek Meng.
Kedua pengawal Meng Gu Cao menunduk dan menurunkan pandangannya terhadap Ye Shao. Paman dan Kakek Ye Shao pun tidak bisa melakukan apapun.
“Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi jelas Ye Shao hanya menyentuh bahu Direktur Meng sedikit, di banding dengan Pengawal Direktur Meng yang menekannya dengan keras, harusnya sentuhan Tuan Muda tidak memberikan rasa sakit yang membuat Direktur harus merintih kesakitan.”
“Kau benar, aku penasaran... Sebenarnya apa yang telah di perbuat oleh Tuan Muda Ye?”
Semua orang bingung, tapi tidak sedikit yang takjub. Ye Shao terlihat seperti seorang ahli pengobatan yang sesungguhnya.
“Katakan padaku, Nak. Bagaimana caramu melakukannya?” tanya Meng Gu Cao.
“Apa Kakek Meng mulai percaya kalau cedera yang anda derita hanya perlu di urut?”
“Karena dirimu yang mengucapkannya, ntah kenapa aku bisa percaya. Kau... Mempunyai sesuatu yang kau sembunyikan dari orang lain selama ini, hari ini kau menunjukkan beberapa, mungkin kau memang punya cara menyembuhkanku, Nak Ye.”
“Tapi sebelumnya aku juga pernah di urut, tapi itu tidak membuahkan hasil,” imbuh Kakek Meng.
“Tentu saja itu tidak membuahkan hasil, mengurut memang cara untuk meluruskan urat yang melilit. Tapi yang terlilit di bahu Kakek Meng bukan hanya urat, tapi juga energi, itu menimbulkan penyumbatan, dan akibatnya Kakek Meng akan merasakan sakit saat menggerakkannya, itulah alasan anda berhenti mempraktikkan seni bela diri anda.”
“Anda bukan hanya melatih seni bela diri, tapi juga tenaga dalam. Mengurut menggunakan urat tidaklah cukup, mengurut energi harus menggunakan energi juga, Kakek. Paman Xiao Di hanya menekan menggunakan uratnya saja, tapi saya menggunakan energi atau tenaga dalam. Jelas Kakek kesakitan saat saya hanya memberikan sedikit energi saya.”
“Ye Tianlong, apa keluarga Ye membudidayakan seorang praktisi?” tanya Meng Gu Cao, namun pandagannya tidak beralih dari wajah Ye Shao.
“Direktur Meng, itu mustahil. Keluarga Ye adalah keluarga pengusaha turun temurun, dalam keluarga kami sama sekali tidak ada seorang praktisi ataupun peseni bela diri,” jawab Ye Tianlong.
“Kakak Meng, tidak ada orang seperti itu di keluarga Ye kami,” imbuh Penatua Ye Shui Feng.
“Kalau begitu selamat, kalian baru saja memilikinya,” balas Meng Gu Cao sambil tersenyum.
“Tidak hanya seorang praktisi muda, tapi dia adalah seorang praktisi yang sangat berbakat. Nak Ye... Selama ini kau menyembunyikannya, bakat yang hanya muncul sekali dalam sepuluh generasi.”
“Kakek Meng, itu hanya bakat kecil, tidak perlu di besar-besarkan. Saya yakin ada orang yang lebih hebat dari pada saya,” kata Ye Shao.
“Dan orang itu adalah sang Kaisar Bintang sendiri, sayangnya dia telah tiada,” imbuh Ye Shao dalam hatinya.
“Muda, berbakat, dan rendah hati... Kau seorang pria dengan karakter besar, Ye Shao. Aku pastikan kau sepuluh kali lebih baik jika di bandingkan dengan ayahmu, Ye Tianlong,” puji Kakek Meng.
Meng Gu Cao kemudian meminta pemuda itu menyembuhkannya, hanya membutuhkan sedikit waktu dan tangan kanan Direktur Meng yang pucat kembali memerh secara perlahan, hal itu menandakan aliran darahnya lancar kembali.
Meng Gu Cao memperaktekkan satu dua gerakan bela diri di hadapan semua orang, dengan wajah yang tampak sangat bersemangat, Kakek Tua itu akhirnya pulih kembali.
Meng Gu Cao menghampiri Ye Shao dan membungkuk padanya tiga kali.
“Terimakasih, Nak Ye. Orang tua ini tidak akan pernah melupakan kebaikanmu, selamanya orang tua ini akan berhutang budi padamu,” kata Meng Gu Cao.
Bahkan pengawal Kakek Meng juga ikut membungkuk berterimakasih kepada Ye Shao, karena berkatnya ketua mereka kembali pulih dan mendapatkan kesembuhan.
Ye Rou dan Ye Tianlong saling menatap dengan perasaan bangga terhadap putranya itu.
“Aku tau putraku Ye Shao memang tidak seperti anak kebanyakan, dia... Terlalu luar biasa,” kata Ye Rou.
“Aku bahkan tidak tau apapun sama sekali tentang putraku sendiri, dia selalu memberikan kejutan padaku. Dia tidak pernah berhenti membuat aku bangga, dan saat ini dia sudah lebih dari apa yang aku harapkan.”
“Tuan Ye, Nyonya Ye... Kalian memiliki seorang putra yang hebat,” sahut Nona Gong yang juga terharu melihat Ye Shao.
Sementara itu Kedua Paman Ye Shao kalang kabut, pemandangan di depan mata mereka kini menjadi sebuah beban pikiran. Jika Meng Gu Cao sendiri mengakui Ye Shao sedemikian, posisi pemimpin Keluarga Ye di masa depan sudah dapat di pastikan.
Sesuatu yang mengagetkan terjadi, Penatua Ye Shui Feng tiba-tiba tertawa dan mulai menyentuh bahu Ye Shao dengan lembut.
“Sudah kuduga, Ye Shao adalah keturunan keluarga Ye. Dia adalah cucuku yang paling membanggakan di generasinya. Kakekmu ini sangat bangga dengan usahamu, Nak.”
Meng Gu Cao terlihat kesal, begitu pula dengan tamu yang lain ketika melihat tingkah Penatua Ye yang tiba-tiba berubah.
“Ada apa dengan Penatua Ye, dia begitu plin-plan. Tak hanya berusaha menjatuhkan cucunya, dia bahkan menganggap Tuan Muda Ye Shao seperti seorang pengganggu, tapi giliran dia melihat sebuah kilauan giok dalam diri Tuan Muda Ye, pak tua itu langsung berubah.”
“Aku merasa Tuan Muda Ye Shao sama sekali bukan cucu Ye Shui Feng, sifat mereka berdua bagai bumi dan langit. Tuan Muda Ye adalah orang yang rendah hati, sedangkan Penatua Ye Shui Feng hanyalah orang tua yang rakus dan tidak tahu malu.”
“Menjijikkan,” ucap Meng Gu Cao dalam hati sembari memandang Ye Shui Feng.
“Ye Shao... Dia bukan seorang pembual, malahan dia memiliki karakter yang luar biasa. Selama tiga tahun terakhir dia membodohi kami semua dengan semua kelakuan konyolnya. Kupikir dia hanya seorang yang sempurna penampilannya saja, tapi ternyata dia adalah sosok sempurna luar dan dalam.”
“Sudah kuputuskan, pria seperti dia... Adalah pasangan paling cocok untuk Dewi Xia ini, aku akan membuat dia terpesona, dan menjadikan dirinya sebagai milikku,” imbuh Xia Ning Chan dalam hati.
Wu Zhong yang melihat Nona Xia tersipu dan merona hanya karena Ye Shao, membuat Wu Zhong merasa kesal, bahkan dirinya sampai menyimpan dendam.
“Ye Shao... Kau kira dirimu siapa? Aku akan membuat perhitungan padamu,” Wu Zong mengumpatnya dalam hati, tangannya mengepal dengan kuat dan matanya menyorot tajam ke arah Ye Shao.
Pesta kemudian berjalan meriah, semua orang tertarik untuk memberikan salam pada Ye Shao. Pemuda yang dulunya adalah pembuat onar itu kini telah menjadi bintang yang di eluh-eluhkan semua orang.
“Tuan Muda Ye, selamat atas kesembuhannya, kami dari keluarga Wu senang atas kesembuhanmu,” ucap Kepala Keluarga Wu, Wu Tian Lei.
Wu Zhong tampak merasa kesal pada Ye Shao, dia tidak menyerah untuk membuat perhitungan pada Ye Shao.
“Tuan Muda Ye, selamat ya... Akhirnya kau bisa berkumpul lagi dengan keluargamu, maafkan kami tidak sempat menjengukmu di rumah sakit,” kata Xia Wei Tian, kepala Keluarga Xia, ayah dari Xia Ning Chan.
“Tidak apa-apa Paman, Bibi... Saya juga tidak terlalu lama di rumah sakit itu.”
“Teman sekalas Ye, maaf terlambat mengatakannya, tapi selamat atas kesembuhanmu,” dengan wajah yang merona Xia Ning Chan mengatakannya.
Ye Shao membalasnya dengan mengangguk dan tersenyum.
Meng Gu Cao kemudian datang untuk berpamitan.
“Nak Ye, sebuah berkah bisa bertemu denganmu hari ini,” kata Kakek Meng.
“Kakak Meng, jika anda ingin menemui cucu saya, anda bebas datang kemari, saya akan sangat senang menyambur anda,” ucap Penatua Ye Shui Feng dengan sangat tidak tahu malu.
Meng Gu Cao hanya mengangguk dan terpaksa tersenyum padanya, kemudian Pak Tua Meng menoleh pada Ye Shao dan memegang bahu pemuda itu.
“Nak, sejak lama aku telah memimpikan hari dimana aku bisa kembali mempraktekkan satu atau dua jurus seni beladiri yang di budayakan oleh keluarga Meng ku, hari ini... Aku bisa mendapatkannya kembali, dan itu semua berkat dirimu.”
“Sekarang, aku bisa memenuhi keinginan cucu kesayanganku dirumah. Dia... Seumuran denganmu, tapi dia sangat keras kepala, dia orang dengan kemauan yang keras. Dia selalu menantangku bertarung, dia sangat ingin mengalahkanku, tapi dia tidak ingin melakukannya ketika aku sakit. Sekarang aku sudah sembuh, aku bisa memenuhi keinginannya...”
“Terimakasih banyak, Nak Ye.”
“Tuan Muda Ye, kami juga sangat berterima kasih. Berkatmu ketua sudah kembali, ini seperti anda telah mengembalikan kejayaan keluarga Meng kami,”
“Xiao Di benar, anda adalah dermawan keluarga Meng kami, Tuan Muda Ye,” imbuh Shu Ao salah satu pengawal Pak Tua Meng.
“Oh iya! Bagaimana kalau Nak Ye datang ke rumah kami, aku mengundangmu secara pribadi. Dan ya! Cucuku itu tidak terlalu mempunyai banyak teman, karena kalian seumuran, mungkin nantinya kalian bisa akrab. Tolong jangan tolak keinginan orang tua ini,” kata Meng Gu Cao.
“Pergilah nak, ini kesempatan yang bagus,” sahut Ye Tianlong.
Ibu Ye Shao dan Nona Gong mengangguk memberikan ijin padanya.
“Baiklah, Kakek Meng. Karena orang tua saya tidak keberatan, maka saya akan pergi.”
“Bagus sekali, aku akan membuat beberapa persiapan di kediamanku untuk menyambutmu, Nak!”
“Haha... Kakek Meng, tolong sambutannya yang biasa saja,” jawab Ye Shao.
“Tenang, Nak. Kakek Meng mu ini akan mengaturnya, hehe...”