“Tidak mungkin, ini sangat tidak masuk akal. Apakah benar pemuda itu yang membuat sang Kakek kembali sadar? Dia bahkan tidak menyentuh tubuh Kakek Tua itu sama sekali, apa hal seperti itu bisa di katakan sebagai sebuah pengobatan? Mustahil!” pikir Lu Guan.
“Kakek?! Apa kau baik-baik saja?” tanya Nona Muda Wang, wanita muda itu membantu Kakeknya untuk duduk sejenak, namun entah kenapa sang Kakek malah memutuskan untuk berdiri secara langsung.
“Kakek, kau seharusnya tidak memaksakan diri untuk berdiri, kau tetap harus istirahat sejenak.”
“Valencia, kaki dan tanganku tidak gemetar lagi, rasanya setiap perasaan seperti kesemutan itu telah menghilang, nyatanya punggungku tak lagi berat seperti biasanya.”
Kakek Tua Wang menggerakkan seluruh persendian pada tubuhnya, seolah tubuhnya telah menjadi bugar kembali, “Ini..., apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya dengan heran.
“Tuan, anda bisa menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada pemuda di samping anda. Karena hanya dia yang tau dengan pasti tentang penyakit yang anda derita,” ucap Meng Gu Cao melirik ke arah Ye Shao.
“Kakek, Tuan yang di sana mengatakan yang sebenarnya. Aku juga tidak tau dengan pasti apa yang telah terjadi, namun saat pemuda itu duduk di samping Kakek, tubuh Kakek langsung bereaksi, seolah Pemuda itu menyalurkan sesuatu seperti energi ke dalam tubuh Kakek, meskipun aku tidak dapat melihat energi yang ku katakan.”
“Tidak! Tidak mungkin, sesuatu seperti sihir itu tidak ada di dunia yang modern ini. Semua hal dapat di jelaskan menggunakan logika. Sama halnya dengan penyakit yang di derita oleh Kakek itu. Dia mengalami sudden Cardiac Arrest, dimana jantung tiba-tiba berhenti berfungsi dan membuat sang penderita hilang kesadaran. Yang membantu Kakek itu sadar adalah aku! Lu Guan, seorang dokter pertukaran dari Rumah Sakit Savior,” kata Lu Guan mengaku di depan semua orang.
“Semua orang disini dapat melihat bagaimana aku melakukan kontak fisik dengan Kakek itu saat dirinya tak sadarkan diri, akulah yang telah merawatnya. Bocah itu bahkan tidak menyentuh tubuh Kakek itu sama sekali, tidak masuk akal kalau dia dapat menyembuhkan seseorang tanpa menyentuhnya, ya kan?”
Meng Gu Cao menggelengkan kepala tanda tak suka, dokter yang mencoba menunjukkan superioritasnya di depan semua orang itu terlihat sangat menyebalkan. Tak peduli dengan tatapan sinis orang-orang disana, Lu Guan tetap meng-aku-kan dirinya.
“Di Rumah Sakit Savior, aku di sebut Lu Guan sang Tangan Pengasih. Apapun yang di sentuhku akan mengalami keberuntungan, sama halnya dengan kakek ini, pijatanku berhasil mengurangi rasa sakit pada tubuhnya,” ucap Lu Guan.
Meng Bing Bing berdecak kesal, “Tsk! Kalau Paman punya kemampuan seperti itu, apa gunanya Paman mempunyai sertifikasi Kedokteran, orang-orang bahkan secara alami akan membuatkan sebuah rumah sakit pribadi untuk paman walau tanpa memiliki sertifikat,” sindir Meng Bing Bing.
“Benar, sepertinya orang itu hanya sedang mengatakan sebuah omong kosong, dia tidak percaya pada sihir dan mengatakan semua bisa di jelaskan menggunakan logika, tapi dirinya sendiri mengatakan memiliki Tangan Pengasih, logikanya dari mana?”
“Awalnya aku berpikir pria yang mengaku dokter itu orang yang pintar, ternyata dia orang yang licik, dan sekarang karena kelicikannya dia malah terlihat bodoh.”
Meng Gu Cao semakin geram, Pak Tua itu hendak melakukan sebuah tindak kekerasan pada Lu Guan yang mulai tidak tau diri, namun Ye Shaon menghentikan Kakek Meng.
“Tuan Lu, Jika orang dapat melukai tanpa harus menyentuh seseorang, apakah anda akan percaya bahwa mereka juga dapat menyembuhkan tanpa menyentuh pula? Saya akan melakukannya dengan tangan kosong, setelah itu anda bisa memikirkannya menggunakan logika anda yang cerdas untuk mengetahui apa yang terjadi,” kata Ye Shao.
Pemuda itu kemudian meluruskan tangannya selurus bahu, mengarahkannya pada Lu Guan yang berdiri sekitar lima meter dari tempat Ye Shao berdiri. Jempol Ye Shao menahan jari telunjuknya yang tertekuk.
Semua orang terpana melihat hal itu, bukan tanpa alasan, itu karena aliran angin seakan berhembus di sekitar Ye Shao.
“Apa yang terjadi? Apa ini hanya kebetulan?”
Meng Gu Cao, Meng Bing Bing dan kedua pengawal mereka hanya bisa tersenyum di kala semua orang terperanga penuh heran.
“Akhirnya, Nak Ye akan menunjukkan kemampuannya setelah sekian lama aku tidak melihatnya. Jantungku selalu berdegup kencang saat dia ingin memamerkan ilmu beladirinya,” pikir Meng Gu Cao.
“Sesuatu yang tidak biasa aku rasakan dari pemuda itu, siapa dia? Apa yang hendak di lakukannya? Kenapa aku berpikir kalau ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa?” Pikir Kakek Wang.
Kemudian dengan sebuah sentilan kecil dari tangan Ye Shao, pria yang berada lima meter tepat di depannya ia terbangkan terpelanting ke belakang. Orang-orang yang melihat itu sontak berdecak kagum, Pak Tua dari Keluarga Wang pun merasa terpukau dengan apa yang di tunjukkan oleh Ye Shao.
“Kuat sekali, bahkan sebuah tinju tidak akan mendorong mundur seseorang sejauh itu.”
“Apa kalian melihatnya? Seorang pria dewasa di terbangkan oleh pemuda itu tanpa harus menyentuhnya. Jadi sihir yang di miliki oleh pemuda itu memang nyata. Kesembuhan yang di alami oleh Kakek tadi juga berkat tindakan pemuda itu.”
Mata Kakek Tua Wang tak dapat lepas dari memandang Ye Shao, “Lu-luar biasa,” takut, gemetar, namun takjub.
“Cough! Cough! Barusan itu apa? Seperti ada kumpulan angin yang menghembuskanku dari tempatku berdiri, apa itu dilakukan oleh bocah itu?” kata Lu Guan menahan batuk sembari memegangi dadanya sendiri.
“Tuan Lu, anda adalah seorang dokter yang hebat. Luka ringan seperti itu, seharusnya tidak akan menjadi masalah untuk anda, ya kan?” ucap Ye Shao yang kemudian melangkah pergi meninggalkan tempat itu.
“Ye Shao, tunggu aku! Kita berangkat sama-sama saja. Kita tidak punya banyak waktu lagi untuk sampai ke sekolah tepat waktu, Ayo!” seru Meng Bing Bing yang langsung menarik Ye Shao masuk ke dalam mobilnya.
Meng Gu Cao tersenyum ke arah semua orang yang masih terguncang dengan apa yang di lihat mereka baru saja, “Kalau begitu saya permisi,” ucap Pak Tua itu dengan sangat sopan dan juga ramah.
“Pantas Tuan Meng menjamin pemuda tadi, Tuan Meng sebenarnya sudah tau betapa luar biasanya pemuda itu.”
“Identitasnya membuatku penasaran, bisa saja..., dia adalah pemuda yang mengarahkan semua orang ke arah perubahan,” sahut salah satu orang yang berkumpul di sana.
Wang Tua mengambil tongkatnya dan memberikannya pada sang cucu yang berdiri di sampingnya, Valencia Wang tentunya terkejut dengan sesuatu yang tiba-tiba itu. “Kakek? Apa tidak masalah walau tak menggunakan ini?”
Pria Tua itu agak terbungkuk, namun itu normal untuk orang seusianya, Wang Jindan berjalan dengan dua tangan di lipat di belakang punggungnya, sedangkan sang cucu, Valencia. Dirinya terus mengikuti dari belakang.
“Meng Gu Cao, lama tidak melihatmu, terakhir kali aku melihatmu adalah saat kau berjalan dengan bantuan dua pengawalmu, tapi tampaknya sekarang kau menjadi jauh lebih bugar. Aku mengerti kenapa, alasannya adalah pemuda itu. Bahkan tubuhku yang sudah renta seakan kembali mendapatkan energinya untuk dapat berjalan seperti sekarang.”
“Kakek? Benarkan dia sudah baik-baik saja, aku masih tidak percaya. Kakek yang seharusnya berjalan dengan perlahan sambil kupegangi, kini bahkan dirinya berjalan lebih cepat dariku,” kata Valencia Wang dalam hati.
“Pemuda itu..., apapun yang terjadi aku harus menjalin hubungan dengannya. Lagipula aku masih belum mengucapkan rasa terimakasihku padanya sama sekali,” pikir Wang Jindan.
***
Di dalam mobil Keluarga Meng, Hao Di menjadi supir dan Shu Ao duduk di sampingnya sebagai seorang pengawal pribadi.
Di belakang tiga orang duduk bersama, Meng Gu Cao menyeringai dengan wajah jahil, Ye Shao terdiam dengan wajah menggerutu, Meng Bing Bing mengalihkan pandangan ke luar jendela menyembunyikan rona wajah yang berwarna merah padam.
“Kakek Tua yang licik, seharusnya dia membiarkanku duduk di pinggir dan membuat dirinya duduk di tengah,” pikir Ye Shao yang berwajah sebal.
“Nak Ye ini benar-benar seekor naga, aku harus membuat dirinya dekat dengan cucuku Meng Bing Bing, dengan begitu kemakmuran keluarga Meng di masa mendatang akan terjamin,” umpat Pak Tua licik di samping Ye Shao sambil tertawa kecil.
“Kakek? Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Awalnya aku merasa biasa saja pada Ye Shao saat kami menempel, tapi saat ini, dekat dengannya saja membuat jantungku seakan ingin meledak,” pikir Meng Bing Bing. “Apa aku mulai menyukainya?” imbuh Meng Bing Bing menekan pipinya yang terasa sangat panas kala itu.
“Ku dengar kalian akan segera melaksanakan Ujian Nasional minggu depan,” kata Meng Gu Cao.
“Itu benar,” jawab Ye Shao singkat, “Apa kau belajar dengan baik, Nak Ye? Karena ku perhatikan belakangan ini Meng Bing Bing belajar begitu giat. Ku harap kau sama giatnya dengan gadis kecilku itu,” sahut Meng Gu Cao.
“Aku belajar karena tekadku ingin menang dari Ketua Kelas Xia, aku bukannya peduli tentang pertaruhan yang ku lakukan di antara kami bertiga, hanya saja aku benci kalah.”
“Atau..., aku akan benci jika melihat Ye Shao berkencan dengan ketua,” ucap Bing Bing dalam hati sembari melirik Ye Shao.
“Jangan khawatir Kakek, aku belajar dengan sangat maksimal. Bagaimanapun itu adalah ujian akhir, akan sangat memalukan kalau aku gagal di saat semua keluargaku akan melihat bagaimana aku akan lulus dari SMA,” jawab Ye Shao.
“Lalu bagaimana dengan benda yang akan kita pamerkan di Pelelangan Akbar? Apa kau sudah menyiapkannya?”
Ye Shao tersenyum sungging. Dengan ringan ia jawab pertanyaan dari Kakek Meng.
“Aman!”