Part 7. Menginginkan Anak Dari Elena

911 Kata
Elena masuk ke dalam ruangan Grandpa William di rawat, gadis itu melihat Grandpa William yang di pakaikan mask oksigen di wajahnya. Wanita itu tak dapat menahan tangis, hanya Grandpa William yang dia ada, dia tak mau kalau sampai terjadi sesuatu pada pria paruh baya itu. " Grandpa.." Juan hanya berdiri di ambang pintu melihat istrinya yang sedang memeluk Grandpa William. Tapi pria itu mati rasa, dia sama sekali tak peduli dengan keadaan pria paruh baya itu. " Sebaiknya aku pergi saja.." Juan pergi dari rumah sakit. Dia masuk ke dalam taxi, lebih baik dia bertemu Keisha saja. Sesampai di rumah megah itu, Juan terus di sambut oleh asisten rumah tangga. Dan yang lain memanggil Keisha, kepulangan Tuan Juan begitu tiba tiba.. Pasti Nona Keisha akan senang dengan kejutan tersebut. Mendengar laporan dari maid bawa Juan pulang, Keisha terus turun dari ranjang. Baru saja wanita itu ingin keluar dari kamar, tiba tiba Juan sudah sampai depan pintu kamar. " Hey Sweetie.." " Sayang..." Keisha berlari memeluk pria itu, dia berulang kali mencium pipi Juan.. " Kamu apa kabar?" Juan memegang kedua pipi Keisha sambil mencium kening wanita itu. " Aku baik baik saja.." Keisha kembali mencium Juan. " Aku sangat merinduimu.." " Aku juga.." jawab Juan. " Sayang, apakah kamu yakin wanita itu akan hamil.." tanya Keisha sambil masuk ke dalam pelukan pria itu. " Pasti.." Juan menunduk dan mengecup dahi wanita itu. " Ayo lanjut.." Juan memiringkan tubuhnya kearah gadis itu. " Aku sangat merinduimu.." " Apakah wanita itu tidak bisa memuaskan kamu, bertemu aku masa kamu seperti orang lapar." " Aku tidak suka kamu membicarakan orang luar ketika kita bersama.." " Tapi dia bukan orang luar, dia adalah,—" " Aku pulang saja.." " Baiklah.." keisha menahan d**a pria itu sambil tertawa kecil. " Jangan marah ya, Suamiku.." " Nakal kamu.." Juan kembal berbaring sambil mengelus rambut Keisha. " Sekarang Elena ada di mana?" " Aku sudah bilang, kalau saat kita bersama aku tidak mau membahas orang lain.." " Baiklah.." Keisha mencium pipi itu sambil meraba perutnya.. Juan tersenyum lebar, dia menarik selimut untuk menutup tubuh mereka. Keisha berteriak kaget ketika Juan kembali menindih tubuhnya. Semantara itu Elena berulang kali menghubungi Juan, pria itu sedang di cari oleh Grandpa William. " Mana pria sialan itu.." Gumam Elena, dia kembali mengubungi Juan. Namun tetap saja Juan tak mengangkat panggilan. Sebenarnya mana pria itu? " Grandpa.." Elena kembali masuk ke dalam kamar. " Dia ada urusan, nanti dia akan ke sini.." " Baiklah.. Grandpa akan tunggu.." jawab Tuan William sambil tersenyum. Elena membalas senyuman Grandpa namun fikiran wanita itu sedang bertuju pada Juan. Pria itu tiba tiba menghilang ke mana dia sebenarnya? *** Keisha menghantar Juan sampai ke pintu utama, pria itu akan pergi. Wanita itu rasanya belum puas memeluk dan di temani Juan saat tidur. " Kamu baik baik ya di rumah.." Juan mengecup kening wanita itu. " Kamu juga, jangan nakal.." Keisha berjinjit mencium pipi Juan. " Apa yang di lakukan pria itu di sini.." tanya adik Keisha, gadis itu baru sampai di rumah. " Kayra.." " Aku tidak mau mendengar apapun, aku tahu kau akan membela pria itu.." Gadis yang di panggil Kayra terus berjalan menuju ke kamarnya. Keisha faham kenapa Kayra sangat marah pada Juan, tapi dia harus apa, dia adalah wanita tak sempurna yang tak bisa memberi Juan keturunan. Juan tak bisa menentang keluarganya sendiri, pria itu di tuntut untuk segera ada keturunan. Keisha tidak ada cara lain, dia harus menyuruh suaminya untuk menikah dengan wanita lain atas desakan keluarga. Walaupun pernikahan itu sangat membuat Keisha terluka, tapi Juan sudah berjanji untuk menceraikan isteri barunya setelah Elena sudah melahirkan anak untuknya. Dan bukankah mereka ada surat perjanjian, memudahkan untuk mereka berpisah nanti. Keisha sudah tak sabar saat itu akan tiba, karena biar bagaimanapun dia adalah seorang wanita yang tak mau berbagi kasih sayang dengan wanita lain. *** Juan kembali ke rumah sakit, sebelum keluar dari dalam taxi, pria itu sempat memeriksa ponselnya. Ada puluhan chat dan call dari Elena, ada apa wanita itu menghubunginya. Dia segera masuk ke dalam rumah sakit, dia terlalu malas sebenarnya berada di rumah sakit itu, tapi untuk memuluskan rencana, dia melakukan apapun. " Juan.." Juan terhenti melangkah, tak jauh di depan Elena sedang melangkah mendekatinya. " Kamu dari mana saja.." " Kenapa?" Tanya Juan dengan tenang. " Grandpa mencarimu.." " Terus?" Jawab Juan masih terlihat tenang. Elena terdiam sebentar, sepertinya Juan sama sekali tak peduli dengan keadaan Grandpa William. " Dia ingin bertemu denganmu.." " Baiklah.. tapi nanti aku masih ada urusan lain.." " Juan, Grandpa dari semalam menunggu kamu.." " Aku tidak ada urusan dengan Grandpamu.." jawab Juan sangat tenang. " Jadi kenapa aku harus menemuinya seolah dia adalah penting bagiku.." Elena mengetap bibirnya, dia tak tahan melihat wajah menyebalkan pria itu. Wanita itu mengangkat tangan dan terus menampar pipi pria itu. " Tega kamu bicara seperti itu.." Juan memegang pipinya. " Aku tidak akan bertemu dengannya.." " Juan.." Elena menarik lengan pria itu dengan kasar. " Dia adalah Grandpa kamu sekarang apa kamu tidak ingin bertemu dengannya.." " Tidak.." jawab Juan dengan tegas. " Aku memohon.." " Setelah kau menamparku sekarang kau memohon.." " Aku tidak sengaja.." Elena ingin menyentuh pipi, tapi Juan terus menghindar. " Hanya Grandpa sekarang yang aku ada, aku akan melakukan apapun asal kamu mau bertemu dengannya.." " Apapun.." Juan menepis tangan Elena di tangannya. " Baik, tapi bersyarat.." " Apa?" Tanya Elena merasa cemas, Juan sedang tersenyum aneh padanya. " Aku menginginkan anak darimu.."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN