Part 4. Elena Mabuk

749 Kata
Elena menoleh kearah Juan, dia melihat pria itu sedang tersenyum aneh padanya. Dia segera menghabiskan minumannya, setelah ini dia akan keluar untuk mencari Mario. Tentu saja tanpa di ketahui Juan, dia tak mau sampai di cium Juan, enak saja ciuman pertamanya akan di serahkan pada seorang gay. Gadis itu menoleh kearah Juan lagi, aneh sekali pria itu sejak tadi hanya melihatnya saja. " Lama sekali obat itu beraksi.." Gumam pria itu, dia melihat Elena masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian gadis itu keluar dari kamar mandi sudah bertukar pakaian. " Kamu mau ke mana?" Juan masuk ke dalam kamar.. " Aku mau keluar jalan jalan.." jawab Elena, gadis itu mengambil tasnya. Juan melihat kepergian Elena dengan bingung, kenapa obat itu langsung tidak ada kesan di tubuh Elena. Dia merogoh ponsel dalam saku celananya, Juan akan menanyakan pada Grandpa William. " Hello Juan.." " Grandpa, kenapa obat itu tidak ada kesan pada Elena.." tanya Juan pelan. " Kamu tahu dari mana kalau tidak ada kesan?" Grandpa William balik bertanya. " Aku sudah mencampurkan di minuman Elena, tapi sama sekali tidak ada kesan.." " Kamu sudah sentuh dia belum?" Tanya Tuan William sambil tertawa. " Bagaimana mau sentuh, obat itu saja tidak ada kesan pada Elena.." " Obat itu adalah orang kesuburan agar Elena cepat hamil, kamu fikir apa? Obat perangsang?" Juan terdiam sebentar, karena memang dia mengira obat yang di berikan Grandpa William adalah obat perangsang. " Ya sudah.. terima kasih, Grandpa.." Juan menghela nafas berat, dia harus segera memikirkan cara untuk membuat Elena takluk padanya. *** Elena sampai di sebuah apartment, sesuai laporan yang dia berikan padanya oleh orang suruhann. Gadis itu keluar dari taxi, dia harus tahu apa yang membuat Mario sampai melarikan diri. Dia mengetuk pintu apartment, karena setelah beberapa kali menekan bel, namun tidak ada yang menjawab. " Apa mereka salah memberi informasi.." Gumam Elena, gadis itu sudah bersedia pergi. " Cari siapa?" Tanya seorang wanita, dia baru membuka pintu untuk Elena. Detik kemudian wajah wanita itu terus berubah, babgaia Elena bisa sampai di tempat itu. " Aku ingin mencari seseorang.." jawab Elena tanpa merasa curiga. " Sayang, siapa yang datang.." tanya seorang pria sambil mendekati wanita itu. Wanita itu tak menjawab, malah dia ingin menolak tubuh pria itu. Tapi Elena sangat mengenali suara pria itu terus saja daun pintu lebih luas. " Elena, aku bisa jelaskan.." kata Mario merasa tidak ada kesempatan lagi untuk bersembunyi. " Tidak perlu, kamu meninggalkan aku demi wanita ini.." Elena menatap wanita itu dengan jijik. " Elena, tidak seperti yang kamu fikir, izinkan aku menjelaskan.." " Tidak usah.." Elena mengusap air mata dengan kasar. " Sepertinya keputusanku sudah benar. " Maksudmu?" Elena mengangkat tangannya menunjukkan cincin di jarinya. " Aku sudah menikah.." Gadis itu terus pergi, dia tak memerlukan apa apa lagi penjelasan, apa yang sudah depan mata, rasanya sudah jauh lebih cukup. " Elena!" Pria itu ingin mengejar Elena untuk menjelaskan, namun terus di tahan dengan wanita itu. " Biarkan saja, dia sudah menikah, bukan.. jadi kita kapan.." Mario terus menolak tubuh wanita itu, lalu berlari mengejar Elena. Namun terlambat, Elena sudah masuk ke dalam taxo.. Pria itu menyugar rambutnya dengan kasar. " Elena sudah menikah, begitu cepat dia melupakanku.." Elena mengusap air mata di pipinya yang tak berhenti mengalir. Gadis itu berjalan menuju ke villa, gadis itu berjalan tak tentu cara karena mabuk. Dia meraung sepanjang jalan, berulang kali juga terjatuh ke tanah. " Mana gadis itu?" Gumam Juan, dia melihat ponselnya sudah lewat tengah malam. Tapi sebenarnya pria itu sama sekali tak khawatir dengan keadaan Elena, Hanya saja Tuan William sudah berulang kali mengirim pesan menanyakan Elena. Dia bingung harus membalas apa. " Gadis itu benar benar membuatku pusing.." Juan mengalihkan pandangan kearah pintu ketika seseorang membukanya. " Hey sayang.." Juan mengerutkan dahinya, gadis itu sedang mabuk. Elena menolak tubuh Juan ketika pria itu ingin beranjak dari duduknya. " Duduk saja.." Elena mengelus d**a pria itu dengan seksual, lalu dia duduk di atas pangkuan pria itu. " Elena—" Juan terdiam ketika bibir gadis itu menempel di bibirnya. Pria itu berusaha menolak tubuh Elena, namun Elena memeluknya sangat erat.. Elena mengalungkan kedua tangan di leher Juan. Juan bersorak gembira dalam hati, tapi tetap saja dia bingung. Kenapa gadis itu sampai mabuk, apa dia bertemu teman lalu datang ke club? " Aku ingin melakukan denganmu.." kata Elena sambil mengusap wajah Juan. Juan tentu saja tak menolak, dia beranjak sambil menahan tubuh gadis itu agar tak jatuh. Pria melangkah menuju ke ranjang tanpa melepaskan tautan bibir mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN