Pagi itu Elena terbangun dari tidurnya dengan tubuh sakit semua.
Elena mengetuk kepalanya, samar samar percintaan tadi malam terlintas di fikirannya.
Dia melihat Juan yang masih tertidur, wanita itu mengurut pelipisnya.
Wanita itu tak menyesal apa yang sudah dia lakukan dengan Juan.
Dia membenci Mario!
Juan terbangun, dia membalikkan tubuhnya kearah istrinya.
Wanita itu sudah terbangun. " Morning.."
Elena hanya melihat sekilas pada Juan, lalu mengalihkan pandangan kearah lain.
" Bagaimana setelah ini apakah kamu masih bisa mengatakan aku gay, setelah membuat kamu menjerit sepanjang malam..".
" Tidak, tapi maaf semalam adalah pertama kali dan terakhir kali, terima kasih sudah mau menjadi pelimpiasanku semalam.."
Senyuman mengejek terukir di bibir wanita itu melihat wajah Juan yang berubah dingin ketika dia mengatka itu.
Wanita itu turun dari atas ranjang, dia berjalan pelan menuju ke kamar mandi.
" Apa dia masih meremehkan aku.." Gumam Juan kesal..
***
Vanessa mendekati Mario yang sedang bersiap. " Kamu sudah siap.."
" Lepaskan.." Mario menjauhi wanita itu,. lalu melanjutkan untuk membutang kemejanya.
" Sudah saatnya kamu melupakan wanita itu dan memulakan hidup baru denganku.."
" Aku menyesal sudah mengikuti saran darimu, lihat apa aku dapat.."
" Kamu yakin Elena akan menerima kamu apa adanya setelah mengetahui rahasia kamu selama ini.."
Mario menghela nafas kesal, dia melihat wanita itu yang sedang tersenyum padanya.
" Ayo berangkat.." kata Vanness lagi.
Mario mengangguk, sessmapai di mobil pria itu merogoh ponsel dalam saku celananya.
" Apa kalian sudah mendapak information.." tanya Mario membuat Vanessa melihat kearahnya.
" Aku akan ke sana, kirim alamatnya.."
" Jangan bilang kamu mau bertemu Elena.." kata Vanessa.
" Iya.. aku tidak mau lagi mendengar cerita kamu, aku akan menjelaskan semua pada Elena."
" Kamu gila ya.."
Mario tak menjawab, dia melihat alamat yang baru saja di kirim orang suruhannya.
Dia melajukan mobilnya ketika sudah tahu alamat yang di kirim.
" Apa kamu baik baik saja.." tanya Juan ketika mereka keluar dari villa.
Wanita itu berjalan seperti biasa, padahal Juan sangat yakin dia adalah orang pertama yang menyentuh Elena.
" Aku baik baik saja.." jawab Elena, dia menatap suaminya. " Siapa kamu sebenarnya, tadinya aku fikir kamu adalah gay.."
Juan tersenyum. " Tapi setelah kamu merasakan, apa kamu masih bisa bilang aku gay.."
" Tidak.." Elena menjawab cepat. " Tapi kamu sangat mencurigakan, awal kamu menolong Grandpaku, kamu adalah seorang gay tapi kenapa sekarang kamu tiba tiba menjadi seorang pria.."
Juan tersenyum tenang, dia maju beberapa langkah di depan wanita itu. " Kamu akan tahu juga nanti.."
" Okay.. jadi kamu bukan gay.."
" Pertnaya kamu sudah aku jawab tadi malam, haruskah kita mengulangi di saat kamu tidak mabuk.."
" Aku tidak mau.." Elena melangkah menjauhi Juan. " Semoga saja aku tidak lahir.."
Juan tersenyum, dia malah berharap sebaiknya, pria itu segera mengikuti istrinya.
Tapi saja beberapa langkah di depan, Juan melihat ada sebuah mobil terparkir tak jauh dari sana.
Lalu dia mengalihkan pandangan kearah Elena, sepertinya dia tahu siapa yang ada dalam mobil itu.
" Tidak ada yang bisa merosak rencanaku.." pria itu merogoh ponsel dalam saku celananya.
Dia akan menyuruh orang untuk mengusir orang itu.
Setelah itu dia mengikuti Elena, wanita itu sudah duduk di dalam restaurant di dekat pantai.
" Elena.."
Wanita itu menoleh ketika mendengar namanya di panggil, suara Mario.
Tapi ketika dia menoleh dia melihat Juan sedang mendekatinya.
" Kamu memanggilku.."
Juan hanya memandang datar pada wanita itu, lalu duduk di depannya.
Elena mendelik, Juan aneh sekali terlihat lebih dingin, dan misterius.
Juan menerima pesan dari seseorang pria itu terae, lalu menghela nafas lega.
" Pastikan dia tidak akan datang ke tempat ini lagi..." Juan membalas pesan tersebut.