"Saya terima nikah dan kawinnya Kayra Sasmita binti Rahmat Jayadi dengan mas kawin tersebut di bayar tunai," Ucap Rama dengan satu kali tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi? " Tanya pak penghulu.
Semua orang yang di sana menjawab sah. Dan doa pengantin pun di bacakan oleh pak penghulu. Sayangnya pengantin wanita masih pingsan didalam kamar.
Sekarang para tamu undangan di buat heboh dengan mahar yang diberikan Rama pada Kayra, yakni sebuah motor scoopy dan satu unit rumah.
Tidak banyak orang yang tahu jika keluarga Rama adalah orang berpunya. Mereka lebih suka hidup sederhana dan jauh dari kata mewah.
Ibunya Rama sendiri adalah anak seorang pemilik hotel namun hotel itu sekarang di kelola oleh saudaranya. Rama sendiri belum mau untuk bekerja di sana. Kakak Rama juga lebih memilih bekerja di perusahaan lain.
Rama bingung saat melihat kekacauan yang sedang terjadi. Dia tidak menyangka pernikahan orang yang ia cintai berakhir kacau seperti ini. Dia tidak tega melihat pak Rahmat yang marah pada mantan calon menantunya sampai berujung penyakitnya kambuh. Ibu Kayra yang menangis, di tambah lagi dengan Kayra yang jatuh pingsan.
Melihat semua yang terjadi sebuah pemikiran muncul di benak Rama. Laki-laki itu berfikir jika ini adalah kesempatannya untuk bisa bersama Kayra. Memberanikan diri ia menghampiri pak Rahmat yang keadaannya mulai membaik untuk mengutarakan niatnya untuk menikahi Kayra. Laki-laki paruh baya itu pun terkejut dengan keinginan Rama yang ingin menikahi putrinya. Rama pun mengungkapkan jika dia mencintai Kayra.
Amaya dan Rita yang berada di sana akhirnya menjelaskan jika Rama memang menyukai Kayra. Pak Rahmat pun akhirnya menyetujuinya. Dia pun berpikir tentang keluarganya yang akan menjadi bahan omongan orang jika pernikahan hari ini gagal.
Omongan para tamu undangan sudah berganti. Tadinya mereka membicarakan pernikahan yang gagal serta calon suami Kayra yang ternyata sudah beristri. Namun sekarang mereka membicarakan Kayra yang beruntung mendapatkan Rama yang memberikannya mas kawin sebuah rumah.
Sebelumnya Rama pun meminta restu pada ibunya untuk menikahi Kayra. Dan bu Mila dengan senang hati memberikan ijin. Dia juga menyetujui jika Rama memberikan salah satu rumah yang mereka miliki sebagai mas kawin.
Rama bersyukur bisa menikahi Kayra. Ia merasa ini adalah kesempatan yang di berikan Tuhan untuknya. Jika ia melewatkan kesempatan ini Kayra belum tentu akan menjadi miliknya. Jika menunggu Kayra sadar, Rama yakin gadis itu akan menolak niatnya. Katakanlah dia jahat karena menggunakan kesempatan dalam kekacauan.
Tapi ia pun kepikiran bagaimana reaksi Kayra saat sadar nanti. Pastinya akan terkejut karena statusnya sudah berubah menjadi seorang istri. Bukan istri seorang Abid melainkan Rama.
Kayra sendiri masih pingsan di salah satu kamar di rumahnya. Ada saudara ibunya yang menungguinya.
"Alhamdulillah... Akhirnya kamu sadar juga, " Kata bude Kayra yang senang melihat keponakannya sudah sadar.
Tak lama ibu dan Amaya masuk ke kamar itu. Mereka pun senang melihat Kayra yang sudah sadar.
"Sayang... Alhamdulillah kamu sudah sadar, " Ucap Rita seraya mendekati anaknya.
Kepala Kayra rasanya masih sakit. Gadis itu mencoba bangun dari posisi tidurnya yang di bantu oleh ibunya. Kayra pun teringat akan kejadian tadi. Ada pengharapan jika yang terjadi tadi hanyalah sebuah mimpi. Namun yang ada semuanya adalah nyata. Abid benar-benar menghancurkan semua harapan serta mimpinya. Dasar laki-laki b******k, b******n, kurang ajar, tak punya hati. Mengingat yang sudah terjadi air mata Kayra pun tumpah.
"Sayang... Jangan nangis. " Pinta ibu Kayra yang tidak tega melihat putri bungsunya menangis.
"Ma... " Ucapnya parau.
"Sudah... Jangan menangis. Seorang pengantin tidak boleh menangis. Seharusnya kamu harus bahagia."
Kayra tidak mengerti maksud ibunya. Bagaimana dia bisa bahagia setelah kejadian yang terjadi barusan.
" Kamu harus bertemu suami kamu. " Lanjut mama.
Kebingungan tampak di wajah Kayra.
Suami? Bagaimana ia bisa mempunyai suami sedangkan seingatnya Abid telah pergi meninggalkannya begitu saja. Atau jangan-jangan yang terjadi tadi hanya mimpinya saja dan tanpa ia tahu Abid sudah menikahinya. Walaupun berpikiran seperti itu ada sebagian hati Kayra masih merasa ragu.
"Suami, " Ucap kayra pelan.
"Iya, sayang. Kamu sekarang sudah menikah dan sudah menjadi seorang istri. "
"Iya, Kay. " Sambung Amaya.
Kakak Kayra pergi keluar kamar seperti menyuruh seseorang untuk masuk. Dan betapa terkejutnya Kayra saat melihat Rama masuk kedalam kamar.
Ini maksudnya apa? Kenapa yang masuk kamar malah Rama bukannya Abid.
"Itu suami kamu, " Ucap mama.
Dan karena terlalu syok Kayra pun jatuh pingsan kembali.
***
"Dasar b******k. " Teriak Renata marah setelah pintu kamar itu di tutup. Suaminya benar-benar b******k. Wanita mana yang tidak akan marah saat tahu suaminya berniat akan menikah lagi.
"Sayang... " Abid berusaha merayu istrinya.
"Diam kamu. " Bentak Renata. "Tega kamu mas sama aku... Dimana hati kamu, huh? Aku ini istri kamu, ibu dari anak kamu tapi tega-teganya kamu mau duain aku."
"Ak-aku minta maaf sayang. "
"Kamu pikir dengan minta maaf sudah cukup? Enggak. Kamu udah keterlaluan sama aku. Apa kurangnya aku sebagai seorang istri sampai kamu tega sama aku. Aku sayang dan cinta sama kamu tapi kamu tega nyakitin aku mas... " Renata menangis.
"Aku udah kasih semuanya sama kamu. Aku ngorbanin masa muda aku demi nikah sama kamu. Aku udah kasih kamu anak, aku menentang orang tua aku, aku mohon-mohon sama papa buat kasih jabatan tinggi di kantor sama kamu. Tapi ini balasan yang kamu kasih ke aku. Benar kata papa kamu memang laki-laki tidak baik. Aku menyesal karena tidak mendengarkan papa. " Renata tergugu dengan tangisnya.
Melihat istrinya seperti itu Abid merasa bersalah.
"Keluarga kamu juga sama brengseknya. Bagaimana bisa mereka dukung kegilaan kamu buat nikah lagi. Apa mereka lupa kalau kamu sudah punya menantu dan cucu?"
Abid hanya diam saja. Dia sadar dirinya bersalah. Seharusnya dia juga tidak menikahi Kayra sebab dirinya sudah memiliki anak istri.
Hubungannya dengan Kayra memang lebih lama di bandingkan dengan Renata. Hubungannya dengan Kayra memang tidak ada masalah namun ia merasa sedikit bosan dengan hubungannya dengan Kayra yang lempeng-lempeng saja.
Sampai akhirnya ia bertemu dengan Renata yang lebih cantik, menarik, di tambah lagi berasal dari keluarga berada. Ia pun terpikat dengan gadis yang dua tahun lebih muda darinya itu. Sampai akhirnya ia menikahi Renata.
Walaupun sudah menikah Abid tidak bisa melepaskan Kayra begitu saja sebab ia menyayangi kekasihnya itu. Ia pun memutuskan masih menjalin hubungan dengan Kayra meski statusnya sudah menjadi suami orang.
Tadinya Abid pikir semua kelakuannya bisa mulus seperti jalan tol tapi nyatanya tidak. Renata tahu semua kelakuannya dan membiarkannya sampai dengan hari ini. Wanita itu benar-benar sakit hati. Rasanya ingin sekali ia melempar suaminya jauh-jauh.
"Aku minta maaf sayang. " Pinta Abid sambil berlutut didepan istrinya sambil menggenggam kedua tangan wanita itu. " Aku tau aku salah. "
Dengan cepat Renata menghempaskan tangan suaminya. Dia benar-benar muak, marah, sakit hati dan kalau bisa ingin menelan suaminya hidup-hidup.
"Aku minta maaf sayang... Aku tau aku salah. Aku khilaf."
Renata berdecih dalam hati. Dia tidak sudi percaya dengan ucapan suaminya itu.