Hanan membuka pintu mobilnya dari dalam setelah memarkirnya. Ia keluar dan menutup kembali pintu mobil. Hanan kemudian melihat rumahnya ketika pulang kerja. Suasana rumahnya sangat sepi. Tentu saja, karena di rumahnya tidak ada siapa-siapa. Dua hari ini, Naya berada di rumah orang tuanya. Bukan hanya rumah yang sepi, tapi hati Hanan pun juga. Hanan berjalan menaiki tangga teras, dan masuk ke dalam rumah. Ia menghela nafas saat sudah berada di rumah. Meletakkan tasnya di meja dan melinting baju bagian lengan. Hanan lalu mengambrukkan badannya di sofa. Menyandarkan tubuh karena rasa penat seharian. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan Hanan baru pulang. Hanan menghela nafas beratnya. "Proyek kali ini cukup besar. Sayang sekali jika ditunda. Besok, Hanan dan Gilang akan ik