Hanan membuka pintu rumah dengan perlahan-lahan. Saat ia sudah masuk, ia mendapati Naya masih terlelap di sofa. Sama sekali tidak merubah posisi. Hanan lalu berjalan ke dalam rumah, sambil menutup pintunya kembali. Dengan masih pelan-pelan. Supaya Naya tidak terbangun. Ia lalu melihat jam dinding. Sudah hampir tengah malam. Setelah menyelimuti Naya tadi, Hanan sempat keluar lagi. Ia memutuskan untuk pergi membeli bohlam lampu emergency. Karena sudah malam, jadi ia mencari toko yang masih buka. Untung saja ketemu, hanya tempatnya agak jauh. Hanan menenteng kantung plastik berisi delapan bohlam lampu yang dibawanya. Hanan pikir, setelah mengganti semua bohlam lampu di rumahnya dengan lampu emergency ini, meski listrik padam, lampu ini akan tetap menyala. "Tenang saja. Aku tidak akan