Aeolian-24

1411 Kata
Selama perjalanan menuju pusat kerajaan Chazia Empire beberapa kali Jim Dye dan kawanannya dihadapkan pada sekelompok monster dan juga perampok yang berbeda dengan yang pernah dihadapi sebelumnya. Medan yang mereka lalui juga tidak sama. Bila hendak memasuki wilayah Kingdom of Sholleora lebih sering menemukan tipe monster yang menyerupai tumbuhan dan mudah ditaklukkan. Berbeda dengan tipe monster yang ada di wilayah Chacine Oasis. Lebih menyerupai bentuk hewan dan sulit ditaklukkan karena monster-monsternya bisa menggunakan ilmu sihir seperti menghilang dan berubah bentuk. Ada satu monster yang bahkan bisa berubah menjadi salah satu ksatria yang ada di dalam kawanan Jim Dye. Firasat Jim Dye mengatakan alur cerita dalam game War of Aeolian tidak seperti ini. Ada perbedaan yang belum bisa ia temukan titik perbedaannya dimana. Perasaan Jim Dye juga mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk di dalam persahabatannya dengan Travol. Karena tak hanya Deborah saja yang mendadak menjadi bisu, Travol juga ikutan tak bersuara sepanjang perjalanan menuju Chacine Oasis. “Apa yang membuatmu diam saja, Trav?” tanya Jim yang tak tahan melihat aksi bisu sahabatnya itu. “Oh… tidak ada, Jim. Aku hanya sedang tidak ingin saja.” “Apakah kau sedang memikirkan sesuatu?” “Tidak juga,” jawab Travol riang kemudian merangkul leher Jim Dye. “Aku hanya merasa prihatin pada peristiwa buruk yang menimpa Deborah. Aku membayangkan jika hal itu terjadi padaku. Diusir dari rumah saja sakitnya bukan main. Apalagi kehilangan keluarga untuk selama-lamanya.” “Daripada kau diam saja lebih baik hibur Deborah. Buat dia tersenyum dan mau berbicara lagi.” “Apakah itu sebuah saran untukku?” “Bisa dibilang begitu. Deborah gadis yang baik. Dia berhak mendapatkan kebaikan dari orang lain atas kebaikan yang dia sebar selama hidupnya. Jadi tidak ada salahnya kau menghiburnya. Anggap saja itu balasan baginya karena telah berbuat baik padamu.” “Kau paling bisa kalau disuruh menasehati orang lain. Tidak salah aku menganggapmu sebagai sahabat padahal kita bertemu dan saling kenal dalam kurun waktu yang terbilang singkat.” “Singkat tapi berkesan. Begitu maksudmu?” “Kau benar,” jawab Travol sambil melirik Deborah yang sedang duduk sendiri di atas batu. Tangannya bergerak menggambar sesuatu di atas pasir dengan menggunakan sebatang kayu. Tebersit di benak Travol untuk mendekati Deborah. Bahu Jim Dye menyentuhnya. Lalu ketika dia menoleh sahabatnya itu mengedikkan dagu ke arah Deborah. Sebuah kode yang diberikan oleh Jim Dye supaya segera mendekati Deborah. Ketika Travol hendak bangkit dari batu besar yang tengah dia duduki bersama Jim Dye, sudut matanya menangkap pergerakan Marcus yang tengah melangkah ke arah Deborah. Dan benar saja, saat Travol mengerjap Marcus sudah duduk di samping Deborah. “Sepertinya Marcus menunjukkan sebuah usaha untuk mendekati Deborah,” komentar Jim Dye. Dilirik sahabat yang sedang diajaknya bicara itu. Travol tertunduk lesu seperti orang yang kehilangan semangat hidup. “Aku kalah cepat,” gumamnya. “Lihatlah! Deborah tidak menunjukkan reaksi apa pun. Sepertinya Marcus telah gagal. Sekarang giliranmu, Trav.” “Sudahlah, Jim. Aku tidak mau memaksakan kehendak. Lagipula masih banyak waktu untuk mendekati Deborah. Lebih baik sekarang kita fokus pada perjalanan ini. Menurutmu Chacine Oasis masih jauh atau sudah dekat? Kenapa sepanjang mata memandang yang kita temui sejak kemarin hanyalah padang pasir dan angin kencang.” “Apa yang kau pikirkan juga sedang aku pikirkan,” jawab Jim Dye, merasa firasatnya mulai terjadi. Jim Dye mendekati Dogma untuk menceritakan soal firasatnya. Ternyata apa yang dirasakan oleh Jim Dye juga dirasakan oleh Dogma. “Apakah kau tahu suatu hal penting tentang Chazia Empire, Jim?” tanya Dogma. “Aku tidak mengerti maksudmu.” “Chazia Empire terkenal sebagai wilayah para ahli sihir. Bahkan konon katanya kerajaan ini berdiri atas kekuatan ahli sihir.” “Jadi apa yang sedang terjadi saat ini tidak luput dari kekuatan ahli sihir?” tanya Jim Dye heran. “Bisa jadi seperti itu. Kita harus meminta bantuan sebelum terjebak lebih lama lagi di gurun pasir tak berujung ini.” “Berarti rumor yang mengatakan bahwa sebenarnya Kingdom of Sholleora telah membantai habis seluruh pasukan Chazia Empire, tapi pasukan tersebut tidak pernah ada habisnya adalah benar adanya?” “Dari mana kau tahu soal rumor itu, Jim?” “Dari Kakek North. Kakek yang mengajarkan padaku ilmu bela diri. Bahkan katana yang sekarang menjadi milikku dia berikan dari hasil pertapaan.” “Ya, bisa jadi rumor itu benar. Tapi terlepas dari kebenarannya memang hanya orang-orang Chazia Empire sendiri yang tahu semuanya.” Tidak lama kemudian angin berembus dari selatan gurun. Membuat Jin Dye dan rombongannya bangkit dari batu dan peti yang sedang mereka duduki semenjak berjam-jam yang lalu. Tidak lama kemudian pasukan berkuda tapi tidak jumlahnya tidak terlalu banyak muncul secara perlahan dari balik bukit yang berada di selatan gurun. “Kira-kira siapa mereka?” tanya Hefta, salah satu ksatria yang bergabung dengan kawanan Jim Dye saat perjalanan menuju gurun. “Semoga saja pasukan Chazia Empire yang tahu soal kedatangan kita,” jawab Dogma. Ketika pasukan tersebut semakin dekat Dogma bisa melihat seragam prajurit yang dikenakan oleh pasukan tersebut. Benar dugaan Dogma tadi bahwa pasukan tersebut adalah pasukan Chazia Empire. Salah seorang dari pasukan turun dari kudanya kemudian menghampiri Dogma yang sudah berdiri di garda paling depan. Sementara yang lainnya diminta menunggu di jarak tertentu. “Siapa kalian? Ada kepentingan apa ada di sekitar gurun? Apakah kalian tidak pernah mendengar rumor soal kekejaman gurun?” ucap seseorang yang dari suaranya bisa ditebak kalau pemilik suara adalah seorang wanita. Tidak lama kemudian orang tersebut membuka penutup wajah. “Kami datang untuk membawa berita sekaligus meminta bantuan pada istana.” “Saat ini istana sedang tidak bisa diganggu. Kembali di kemudian hari.” “Aku mohon, berilah kesempatan pada kami untuk menyampaikan informasi ini pada raja atau siapapun yang bisa dipercaya untuk mendengar berita yang kami bawa saat ini,” mohon Dogma tapi tidak terkesan memaksa. “Apa jaminannya kalau berita itu sangat penting dan harus didengar oleh orang kepercayaan raja bahkan raja?” Kemudian Travol maju dan menunjukkan sebuah tanda pengenal yang menunjukkan bahwa si pemegang tanda pengenal tersebut adalah anggota keluarga kerajaan atau bangsawan Chazia Empire. “Apakah benda ini bisa dijadikan jaminan agar aku dan teman-temanku mendapat izin untuk memasuki wilayah Chazia Empire dan bertemu dengan orang kepercayaan raja?” ucap Travol menunjukkan sebuah batu berwarna hijau muda dengan garis seperti urat manusia di sepanjang permukaan batu. Perempuan yang bisa dibilang sebagai pemimpin pasukan Chazia Empire tadi memerhatikan tanda pengenal yang diserahkan oleh Travol. “Apakah benar benda ini milik Anda, tuan?” “Iya, tentu saja. Setiap anggota keluarga dalam keluargaku pasti memiliki benda itu. Aku biasa menggunakan tanda pengenal itu saat berkunjung ke kota-kota yang sulit dimasuki secara bebas meski kota tersebut masih di dalam wilayah Chazia Empire. Sayangnya aku tidak bisa menggunakannya saat berada di wilayah Kingdom of Sholleora.” “Apa maksud Anda saat berada di wilayah Kingdom of Sholleora?” “Aku dan kawan-kawanku baru saja melakukan perjalanan dari wilayah Kingdom of Sholleora,” jawab Travol dengan santainya. Pemimpin pasukan Chazia Empire tersebut siap menarik pedang masing-masing, yang tentu saja diikuti oleh prajurit-prajuritnya. “Aku tidak peduli sekalipun Anda berasal dari keluarga bangsawan. Aku tidak bisa menjamin Anda adalah seorang pengkhianat dan telah menjadi mata-mata untuk Kingdom of Sholleora.” Jim Dye serta ksatria yang lainnya segera membuat formasi bertarung karena para prajurit Chazia Empire telah mengeluarkan pedangnya masing-masing. Mau tidak mau mereka pun bertarung di padang pasir tak berujung ini. Seluruh ksatria mengerahkan kekuatannya masing-masing. Setelah melalui pertarungan melelahkan karena kondisi yang tidak memungkinkan bertarung secara maksimal, kemenangan dipegang oleh Jim Dye dan kawanannya. “Kami bukan pengkhianat apalagi mata-mata. Justru kami akan menunjukkan siapa pengkhianat yang sebenarnya,” ujar Jim Dye tak kenal takut saat berhadapan dengan pemimpin pasukan Chazia Empire. Merasa kalah jumlah, kekuatan serta ingin tahu seberapa penting apa informasi yang dibawa oleh kawanan di hadapannya ini, pemimpin pasukan Chazia Empire tadi bersedia membawa Jim Dye dan kawanannya memasuki wilayah kerajaan. “Sebelum kita berangkat bisakah Anda memperkenalkan diri pada kami, nona?” tanya Dogma. “Saya Zeta. Pelayan setia Princess Lyra.” “Oh, jadi Anda orang terdekat putri mahkota.” “Apakah orang kepercayaan raja yang akan kami temui sesaat lagi adalah Princess Lyra?” tanya Dogma mencoba meyakinkan. Zeta mengangguk lalu melompat naik ke atas punggung kudanya. Dia meminta Jim Dye dan kawanannya berjalan pelan mengikuti pasukan Chazia Empire. Setelah melewati bukit tempat pasukan Chazia Empire muncul tadi, istana Chazia Empire mulai tampak oleh mata. Membuat Jim Dye dan kawanannya terkagum-kagum akan keindahan istana yang semakin lama tampak semakin dekat itu. ~~~ ^vee^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN