Aeolian-25

1111 Kata
Zeta membawa Jim Dye ke kantor kerajaan dan bertemu Princess Lyra. Dogma kemudian memperkenalkan satu per satu tujuh orang yang ada di dalam rombongannya. Mereka semua merupakan ksatria-ksatria hebat yang memiliki kisah suram, tragis dan kelam. Namun karena kisah hidupnya itulah yang membentuk jiwa mereka menjadi ksatria yang tidak hanya sakti dan hebat tetapi juga memiliki pribadi yang tangguh. “Maaf mengganggu waktu Anda, Princess. Perkenalkan saya Dogma. Saya adalah pemimpin pasukan prajurit bayaran yang pernah menjalin hubungan saling menguntungkan dan berkepentingan dengan Kingdom of Sholleora. Sayangnya markas besar milik saya beserta seluruh prajurit saya dibantai habis oleh seseorang yang keji. Ketika saya meminta bantuan dan perlindungan pada Kingdom of Sholleora ternyata saya didepak dan difitnah dengan mengatakan bahwa saya adalah pengkhianat dan mata-mata Chazia Empire. Padahal saya lahir dan besar di wilayah Sholleora. Menyedihkan bukan, diusir dari tanah kelahiran sendiri?” Meski sambil tertawa, tetapi ada luka menganga di hati Dogma ketika menceritakan kisah pilunya pada Princess Lyra. Tak ingin mengingat kisah sedihnya lagi, Dogma melanjutkan sesi perkenalannya. “Yang pertama ingin saya perkenalkan adalah Jim Dye. Dia adalah ksatria yang dikirim langsung oleh Dewa Langit melalui Kakek North,” jelas Dogma. “Kakek North? Jovanka North? Kau pernah bertemu dengannya?” tanya Princess Lyra serius. “Iya, dia yang melatihku dan memberiku sebuah pedang katana lewat sebuah pertapaan sakral. Travol juga sama,” jelas Jim Dye seraya memperkenalkan diri. “Travol? Travol Canesta?” tanya Princess Lyra seraya menyebutkan nama lengkap Travol. “Ba… bagaimana kau tahu nama lengkapku?” tanya Travol heran. “Kau menunjukkan tanda pengenal yang hanya dimiliki oleh bangsa-bangsa tertentu di Chazia Empire, salah satunya adalah kaum bangsawan seperti keluargamu.” Travol hanya mengangguk paham. Bagaimana bisa dia dengan mudahnya lupa pada perbuatan gegabahnya tadi. Kalau sampai ayahnya, Martes Canesta mendengar perbuatannya itu, bisa-bisa Travol akan mengalami hari-hari yang lebih buruk daripada hari ini. Ketika tadi Jim Dye menyebutkan nama Kakek North sebagai orang yang paling jasa dalam membantunya selama ini, Princess Lyra bahkan Jendral Lucas menunjukkan reaksi yang sama. Sangat terkejut bahkan lebih terkejut ketika mendengar soal latar belakang keluarga Travol sendiri. Jendral Lucas mulai bercerita soal jasa-jasa Kakek North pada Chazia Empire. Tidak hanya Travol saja yang berasal dari keluarga terpandang. Siapapun yang memiliki hubungan baik dengan Kakek North akan menerima perlakuan istimewa dari pihak kerajaan. Jim Dye tentunya tidak lupa bahwa Kakek North bukan veteran perang biasa. Melainkan seorang jenderal dan panglima perang Chazia Empire. Ceritanya dua belas tahun yang lalu saat perang Ganbate pecah. Saat Chazia Empire dan Kingdom of Sholleora yang telah hidup dalam perdamaian selama puluhan tahun kembali berseteru hingga menyebabkan terjadinya perang besar, sementara tidak ada satupun yang tahu sebab utama sampai perang harus terjadi di antara kedua kerajaan yang telah bersahabat dan hidup bersama dalam kedamaian. Ada banyak cerita yang beredar soal sebab terjadinya perang Ganbate puluhan tahun yang lalu sebelum Perang besar terjadi kembali. Akan tetapi hanya satu yang benar yaitu, Kingdom of Sholleora yang pertama memulai penyerangan. Diam-diam Kakek North mengajukan perjanjian perdamaian pada pihak Kingdom of Sholleora. Perjanjian perdamaian mendapatkan sambutan hangat dari kedua kerajaan yang tengah berseteru. Namun ada satu pihak dari wilayah kerajaan Kingdom of Sholleora tidak setuju diadakannya perdamaian, yaitu pemimpin tertinggi Ibukota Sentoria yang sangat tidak suka dan iri pada Kakek North yang merupakan kesayangan dan kepercayaan raja-raja di tanah Jackstone Universe karena kebijakan serta pengetahuannya akan banyak hal. Karena tidak ingin terjadi perang dan pertumpahan darah di mana-mana lagi, Kakek North menawarkan, apabila perjanjian perdamaian yang diajukan oleh Kakek North diterima, dia akan mengundurkan diri dari kepemimpinannya, mengasingkan diri di desa serta tidak akan pernah ikut campur lagi urusan kerajaan. “Lalu di mana sekarang Panglima North?” tanya laki-laki bertubuh tinggi dan kekar di samping Princess Lyra. “Kakek North sudah meninggal. Tidak lama setelah aku dan Travol berangkat bersama pasukan muda Chazia Empire.” Kabar kematian Kakek North memang sangat ditutupi oleh Red Nevo. Sepertinya dia juga mengkhawatirkan sesuatu apabila kabar kematian pahlawan perang Chazia Empire sampai ke istana ditambah hal itu adalah hasil perbuatannya. Hal itu tentu saja membuat Princess Lyra dan laki-laki di sampingnya menjadi geram mendengar kabar itu. “Pasukan muda yang dipimpin oleh Kapten Zigad? Bukankah seluruh prajurit pasukan muda tewas dibantai oleh pasukan bertopeng yang diduga ulah pasukan senyap Kingdom of Sholleora?” hardik laki-laki yang merupakan pemimpin seluruh pasukan Chazia Empire. “Jendral Lucas! Tenangkan dirimu,” ucap Princess Lyra. “Maaf, Princess. Aku mudah tersulut emosi pada hal-hal yang ada hubungannya dengan Sholleora.” “Tidak hanya kau saja yang merasakan hal itu. Aku bahkan seluruh rakyat Chazia Empire juga merasakan hal yang sama.” “Maaf, Princess. Lain kali aku akan mengontrol diriku lebih baik.” Lalu Jim Dye menceritakan seluruh rangkaian kejadian pada malam penyerangan yang dilakukan oleh Red Nevo dibantu oleh Kapten Zigad. Tidak hanya itu saja Jim Dye juga menceritakan seluruh petualangannya dari sejak bertemu dengan Kakek North, hingga Jim Dye dan kawanannya sampai di tempat ini tanpa terkecuali. Rahang Princess Lyra mengetat penuh amarah. Wajah cantiknya berubah menjadi merah padam dalam hitungan detik. Sementara itu Jendral Lucas mengepalkan kedua tangan hingga urat-urat pada punggung tangannya menyembul menunjukkan betapa kuat dirinya. “Bagaimana bisa seorang anak dari keluarga kerajaan dan pejabat wilayah bisa bertindak seperti itu,” ujar Princess Lyra tak percaya. Saat Princess Lyra tengah berpikir membayangkan perbuatan keji Red Nevo, terjadi keributan di dalam kantor kerajaan. Marcus dan Dogma dikepung oleh prajurit kerajaan yang menodongkan pedang ke arah dua pria itu. Sementara itu ksatria-ksatria selain Jim Dye dan Travol menghadapi masing-masing satu prajurit. Mereka tidak melakukan pertarungan, hanya saling menodongkan senjata satu sama lain. “Dari awal aku sudah curiga, kalian semua adalah mata-mata Sholleora,” ujar Zeta sembari menodongkan pedang ke arah Deborah. Gadis itu saat ini tengah meringkuk di sudut ruangan. “Hentikan perbuatan kalian!” ujar Travol sembari melompat ke arah Deborah dan menutupi tubuh gadis itu. “Lebih baik kami mati dipenggal daripada harus menjadi mata-mata Sholleora.” Travol merangkul Deborah dan meminta gadis itu untuk berdiri. Tanpa perlawanan sekaligus penyerangan Travol membawa Deborah ke samping Jim Dye yang juga sedang memasang kuda-kuda menghadapi kondisi genting di hadapannya. “Penjarakan mereka semua!” perintah Zeta. “Hentikan, Zeta! Aku rasa mereka semua bukan orang-orang seperti yang sedang kau pikirkan,” ujar Princess Lyra bijak. “Ta… tapi, Princess!” “Turunkan senjata kalian!” perintah Princess Lyra lalu meminta maaf atas kondisi tidak nyaman ini pada Jim Dye dan Travol. Princess Lyra memang terkenal bijak dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Meski dia hanyalah seorang putri mahkota yang belum pernah menjalani upacara naik tahta, tetapi dia sudah mampu menjalani perannya sebagai ratu yang bajik selama dua tahun terakhir. ~~~ ^vee^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN