Tolong Kara, Ayah!

1080 Kata

Keesokan harinya, Ariel dan Hazel membuka matanya bersamaan. Kemudian, tatapan mata mereka tertuju pada tangan mereka masing-masing. Saat ini, mereka memeluk Kara. Namun, posisi tangan mereka saling menyatu. Punggung tangan Ariel dikungkung oleh telapak tangan Hazel. Dalam hitungan detik, mereka berdua menarik tangan mereka dengan cepat, dan langsung bangkit mengambil posisi duduk. Perasaan canggung menyelimuti keduanya dengan rona merah di pipi mereka. "Sa-saya mau ke kamar mandi dulu." Ariel bergegas menghindar dengan salah tingkah. Ia tidak ingin berlama-lama dalam posisi canggung. Di kamar mandi, Ariel menyentuh pipinya yang menghangat sambil tersenyum. Kemudian, ia mengipasi wajahnya dengan telapak tangannya karena merasa wajahnya kepanasan. Setelah itu, ia mencuci muka, dan mengg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN