Lagi-lagi tatapan mata mereka bertemu. Manik mata Hazel mengabsen setiap inci wajah Ariel. Di mulai dari kedua bola mata, hidung, dan terakhir tertuju pada bibir merah Ariel. Aroma sampo bunga mawar menyeruak ke dalam Indra penciumannya. Membuat Hazel menarik nafas dalam-dalam dan mulai memiringkan kepalanya. Tidak lupa pula memejamkan untuk matanya. "Ehem ... " dehem Ariel sengaja menghindar. Ia tidak boleh terlena dengan hal-hal yang akan membuatnya terjerumus. Bisa-bisa julukan Hazel padanya dulu akan dilontarkan kembali oleh pria dingin itu. Meskipun sebenarnya ia ingin sekali melumat habis bibir menggoda itu. "Ehm-ehm!" Hazel berdehem sambil mengalihkan pandangan. Tangannya bergerak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia benar-benar malu dan merasa bodoh. Bagaimana bisa ia m