Khawatir

1005 Kata

Bawa aku lari, meninggalkan puing kenangan tentangnya. Bawa aku pergi, hingga tak mampu lagi untuk sekedar mengingatnya. *** Dinda berusaha memfokuskan diri pada lelaki di depannya. Kebetulan hari ini ia tengah melakukan latihan untuk pentas nanti. Satya tengah memegangi bahunya, mengucapkan kalimat romantis yang sayangnya tak mampu ia tangkap dengan baik. Kepalanya terasa berputar-putar, pula perutnya yang perih. Sepertinya penyakit maag Dinda kambuh. Kebetulan sejak pagi belum ada satupun makanan yang masuk ke perutnya, selain dua buah permen. Gara-gara pertemuannya dengan sang mantan kekasih, Dinda menjadi teringat terus pada lelaki itu sampai sulit tidur. Akibatnya ia bangun kesiangan hingga tak sempat sarapan karena ada kelas pagi. Siangnya ia langsung pergi ke aula karena Lando

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN