Pembicaraan mengenai Rayhan yang berhasil mengalahkan preman kampus membuat para mahasiswa kagum padanya. Apalagi selama ini Rayhan dikagumi karena kepintarannya dan juga ketampanannya namun ternyata bukan hanya dua hal itu yang membuat para mahasiswa kagum, tapi juga karena Rayhan memiliki kemampuan bela diri. Rayhan Candrama terlahir dari keluarga kaya raya yang merupakan konglomerat sejak lama dan keluarganya dikenal memiliki reputasi yang baik dibidang bisnis. Candrama grup merupakan grup besar yang merupakan perusahaan keluarga yang dikelola oleh para keturunan Candrama termasuk orang tua Rayhan Candrama.
Rayhan merupakan anak laki-laki pertama dari pasangan Raka Candrama dan Adinda. Raka Candrama dan Adinda memiliki tiga orang anak, anak pertama bernama Felisa Candrama, anak kedua bernama Rayhan Andraka Candrama dan anak ketiga bernama Biru Andraka Candrama. Dulu Raka Candrama ayah Rayhan merupakan seorang Dosen ternama dan beliau juga pernah menjabat sebagai rektor beberapa tahun yang lalu. Saat ini Raka fokus menjalankan bisnisnya walaupun ia masih juga aktif mengajar beberapa mata kuliah di Universitas, namun semenjak Rayhan menjadi dosen Raka memilih untuk mengurangi aktivitasnya.
Rayhan sebenarnya ingin mandiri dan tinggal di Apartmen miliknya atau di Rumah yang sedang ia bangun, namun Adinda ibundanya meminta untuk tetap tinggal di kediamannya. Adinda Ibundanya ini akan mengizinkannya tinggal terpisah darinya ketika Rayhan telah menikah, hanya saja terkadang Rayhan memilih untuk tidak pulang satu minggu sekali hanya untuk tinggal di Kediamanya atau di Apartemen miliknya.
Rayhan sedang duduk sambil membaca buku seperti kebiasaannya selama ini yang tidak akan jauh dari buku. "Mas..." panggil seorang laki-laki tampan lainnya namun lebih muda dari Rayhan.
"Ada apa Biru?" Tanya Rayhan kepada adiknya. Ia memilih untuk tidak menatap adik bungsunya itu dan tetap fokus membaca. Sudah beberapa hari Biru berada di Jakarta karena liburan semester, saat ini Biru sedang melanjutkan studynya diluar negeri.
Biru yang kesal segera mengambil buku yang ada dipangkuan Rayhan agar Rayhan mendengarkan apa yang ingin ia sampaikan. Rayhan menghela napasnya dan ia mengangkat wajahnya menatap Biru. "Ada apa?" Tanya Rayhan dengan nada kesal.
Biru duduk disampingnya san ia menatap Rayhan dengan tajam. "Mas, Mbak Feli katanya mau balikan sama suaminya," ucap Biru.
"Kamu setuju?" Tanya Rayhan.
"Enggak," ucap Biru.
"Ya udah nggak usah ngedukung!" Ucap Rayhan.
Biru menghembuskan napasnya "Mas Mbak Felisa hamil," ucap Biru membuat Rayhan mengeraskan rahang.
"Dimana Mbak Felisa?" Tanya Rayhan.
"Dikamarnya," ucap Biru.
"Kamu tahu dari siapa Mbak Felisa hamil?" Tanya Rayhan.
"Nggak sengaja dengar pembicaran Mbak Felisa sama Bunda," ucap Biru. Rayhan menatap Biru dengan tatapan tajam seakan ingin memukul laki-laki yang saat ini masih berstatus kakak iparnya itu. "Mas menurut Biru biarkan Mbak Feli menyelesaikan permasalahannya dengan suaminya, kita tidak bisa ikut campur karena bisa jadi kata Papa keributan Mbak Feli sama suaminya karena Mbak Feli lagi sensitif," ucap Biru.
"Jadi kamu tidak ingin Mas menghajar Kakak ipar kita yang sok hebat itu?" Tanya Rayhan.
Biru menghela napasnya "Mas, itu nggak terlalu kenal sama Kakak ipar karena Mas itu kan juga jarang bergaul gitu, kalau Kakak ipar ada di Rumah ini Mas sibuk baca buku, anti sosial sih," ucap Biru. "Aku hanya nggak mau Mas kalau lihat nanti Mbak Felisa lagi nangis saat bicara sama suaminya, Mas malah main tangan," jelas Biru.
Bagi Rayhan air mata Felisa kakak sulungnya itu adalah luka baginya, ia bahkan membela Mbaknya itu habis-habisan dan akan menghancurkan siapapu yang membuatnya terluka. Felisa Candrama memang bukanlah darah daging Ayah dan Bundanya karena Felisa merupakan anak angkat. Namun kasih sayang keluarga ini begitu besar kepada Felisa hingga Felisa selalu dimanja oleh keluarga besarnya.
"Dari dulu Mas pengen Mbak Feli menikah dengan laki-laki yang belum pernah menikah," ucap Rayhan kesal.
"Namanya jodoh Mas," ucap Biru.
"Biru kamu menjelaskan ini semua sama Mas membuat Mas kesal," ucap Rayhan membuat sosok yang sedang tadi mendengarkan pembicaraan mereka menghela napasnya.
"Kalian ini berbicara kayak gini, seperti Ayah nggak ada disini," ucapnya. Laki-laki parubaya yang tampan ini bernama Raka Candrama dan ia sejak tadi hanya mendengarkan pembicaraan Biru dan Rayhan.
"Ngapain ngajakin Ayah bicara kan Ayah yang pertama kali setuju Mbak Feli menikah dengan suaminya itu," ucap Biru kesal.
Raka tersenyum dan ia melipat kedua tangannya sambil menatap kedua putranya ini dengan tatapan hangat "Setiap rumah tangga itu pasti ada cecok nak, itu ujian. Kita sebagai keluarganya memang berhak melindungi namun tidak berhak ikut campur. Kita hanya mendengar dan berusaha memberikan yang terbaik untuk Mbak kalian, bisa saja besok pagi suaminya jemput mereka damai," ucap Raka.
"Iya Yah," ucap Biru.
"Makanya kalian cari pacar dong, terutama kamu Rayhan, Bunda kamu itu pusing karena kamu itu nolak terus kenalan sama anak temannya," ucap Raka.
"Kayak Ayah mau aja dijodohin," ucap Rayhan.
"Hmmm...mungkin kamu kayak ayah nanti ya Ray, jodoh kamu nggak jauh paling sama Mahasiswi kamu," ucap Raka membuat Biru tertawa.
"Hahaha bisa jadi Yah," tawa Biru dan ia melihat tatapan tajam Rayhan padanya membuatnya semakin tertawa terbahak-bahak.
"Kamu kapan balik ke Inggris?" Tanya Rayhan membuat Biru menyebikkan bibirnya.
"Kenapa Mas mau ngusir aku, tak bilangin Bunda ya!" Kesal Biru.
"Bilangin aja!" Ucap Rayhan dingin.
"Ini nih Yah, sifat Mas Rayhan yang paling menyebalkan kalau gangguin orang dia mau tapi kalau dia diganggu dia marah," kesal Biru. Rayhan menatap Biru dengan sinis membuat Biru menghela napasnya "Ngeselin banget."
Seorang wanita parubaya yang masih sangat cantik dan anggun mendekati mereka, ia duduk disamping Rayhan. "Bunda udah menasehatinya Feli kok, tapi ya gitu di masih ngambek," ucap Adinda yang merupakan ibu kandung Rayhan dan juga Biru. Felisa merupakan anak angkat Raka dan Adinda dari sebelum keduanya menikah. Kehadiran Felisa membuat kebahagiaan kekuarga mereka lengkap, apalagi bagi Adinda dan Raka, Felisa adalah anak sulungnya yang paling berharga.
"Biar nanti Rayhan yang bujuk Mbak Feli," ucap Rayhan.
"Tidak," teriak Raka, Biru dan Adinda membuat Rayhan menghela napasnya.
"Kalau Mas Ray yang ngebujuk Mbak Feli bukanya makin tenang tapi makin runyam," ucap Biru membuat Raka dan Adinda menganggukkan kepalanya.
Rayhan hanya akan mengatakan hal-hal sesuai logika yang pastinya akan terdengar menyakitkan misalnya, jika Felisa terlalu lama pergi, suaminya pasti kesepian dan mencari istri batu. Kalau Felisa tidak segera pulang mungkin saja istri simpanan suami Felisa akan muncul menguasai rumah. Itu yang akan keluar dati mulut Rayhan dan pastinya akan membuat Felisa menangis semalaman dan memaki suaminya seolah apa yang dikatakan Rayhan itu benar adanya.
"Lebih baik kamu diam dan tidak melakukan apa-apa!" Ucap Raka. Tentu saja ia tidak mau putri kesayangannya itu menangis hingga membuat istrinya khawatir dan istrinya memutuskan untuk menemani putrinya itu tidur dikamarnya lalu akan membuatnya tidur seorang diri.
"Jadi sekarang masalahnya sudah selesai ya Bun?" Tanya Rayhan.
"Sudah Ray, lebih baik kamu fokus sama pekerjaan kamu. Kata Ayah kamu juga sudah menangani salah satu perusahan keluarga," jelas Adinda.
"Iya Bun," ucap Rayhan.
Raka dan Adinda menghembuskan napas leganya dan keduanya segera berdiri "Ayah Bunda ke kamar ya, ingat kalian jangan sampai mengganggu Mbak Feli!" Ucap Raka.
"Iya Yah," ucap Biru.
"Tergantung kalau Mbak Feli nanya pendapatku tentang masalahnya pasti akan aku jawab," ucap Rayhan.
Raka dan Adinda menatap putra bungsunya Biru agar mengawasi Rayhan. Rayhan tidak diperbolehkan mendekati kamar Feli karena berpotensi mengundang keributan yang lebih besar. Dengan isyarat matanya Raka memperingatkan Biru, jika saat ini Biru harus mengawasi Rayhan malam ini. Biru menganggukkan kepalanya seolah mengerti apa yang dinginkan sang Ayah dan ia mengacungkan jari jempolnya. Rayhan menatap mereka dengan sinis dan ia menutup buku yang ada dipangkuannya lalu ia segera berdiri menuju kamarnya yang memang letaknya berbeda arah dari letak kamar Felisa.