8

1282 Kata

Ha ha. Mbak, Mbak." "Ngeselin!" "Ha ha." Aku mendelik padanya, Arman membekap mulutnya dan menoleh ke arah lain, tapi bahunya masih bergetar, bisa-bisanya ia terus menggojlokiku bukannya merasa bersalah. Sumpah gara-gara dia aku jadi gak nyaman banget. Arman melirikku yang terus mengganti posisi duduk, bahunya terus bergetar. Ia sesekali menggelengkan kepala dan tersenyum kecil. Aku menyentak napas. Aku kesal, sebal, juga malu karena orang-orang di kursi hadapanku terus memperhatikan kami. Mereka jelas dengar dan tahu aku pakai pempes. Ya, ampuuun. Benar-benar Arman jail banget. Aku sebentar-sebentar membenarkan posisi duduk, sebentar-sebentar menggerakkan tisu ke hidung. Hari pertama flu pusing-pusingnya karena cairan ingus masih bening seperti air, nanti kalau sudah tiga hari lumayan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN