Semoga Arman ke sini bawa pembalut. Semoga bawa. Aku benar-benar berharap. Bete menunggunya yang tak kunjung datang, aku membidikkan kamera ke laut, kapal, juga orang-orang yang tengah kapal di sekitarku. Aku tersenyum lebar lalu memotret diriku sendiri berlatar belakang laut biru. Semilir angin membuat rambutku beterbangan, tampak indah saat diabadikan dalam gambar. Aku melihat-lihat foto di galeri dan sesekali menghapus foto yang menurutku kurang bagus. Aku mendongak dan menatap ke tangga. Arman kok gak datang-datang, sih? Apa jangan-jangan dia gak tahu pembalut itu seperti apa? Atau malu membelinya? Aku menatap tas dan koper, menerka-nerka bakal hilang atau gak kalau aku meninggalkannya di sini. Melihat petugas tak jauh dariku, aku pun melangkah menghampiri, menitipkan barangku setelah