Kau Terlambat

1627 Kata
Di Rumah Sebagai fotografer profesional, banyak orang memakai jasa foto Damar. Beberapa waktu yang lalu, Damar mendapat pekerjaan untuk memotret prewedding pasangan di tempat-tempat romantis yang ada di Prancis. Setelah pulang dari Prancis, Damar membawakan oleh-oleh untuk orang terdekatnya termasuk keluarga Olivia. Hari ini Damar datang ke rumah Olivia untuk memberikan oleh-oleh sekaligus untuk melepas rindu karena sudah satu bulan tak bertemu dengan Olivia. Hal ini karena beberapa waktu belakangan ini, Damar mendapatkan banyak pekerjaan memotret sehingga ia tak punya waktu untuk bertemu dengan Olivia. Ketika Zoya pulang ke rumah, ia melihat ada pacar Olivia, Damar sedang duduk di ruang tamu. Zoya menyapa Damar, “Eh ada kak Damar,” “Baru pulang kamu Zoy?” tanya Damar. “Iya kak. Btw, kak Damar sendirian aja disini? Kak Olivnya mana?” tanya Zoya. “Lagi ngambil minum. Oh iya nih aku punya sesuatu buat kamu,” ucap Damar memberikan bingkisan untuk Zoya. Zoya menerima bingkisan tersebut dan melihat isinya, “Wah. Tas!” “Kemarin aku habis dari Prancis dan aku beli oleh-oleh buat kak Cinka, Olivia, Sarah, dan kamu. Berhubung aku gak tahu kamu sukanya apa ya udah aku beliin aja tas. Kalau dilihat-lihat tasnya cocok kamu pakai ke sekolah,” ucap Damar. “Bener kata kak Damar tas ini cocok banget aku pakai ke sekolah,” ucap Zoya sambil mencoba tas pemberian Damar. “Syukur deh kalau kamu seneng,” ucap Damar. Beberapa saat kemudian, Olivia datang dengan membawa nampan berisi minuman. “Nih jus jeruk spesial buatanku.” “Makasih sayang,” ucap Damar pada Olivia. “Cieee dapat oleh-oleh tas. Bilang makasih dong sama kak Damar,” ucap Olivia pada Zoya. “Makasih ya kak Damar,” ucap Zoya pada Damar. “Sama-sama,” jawab Damar. “Oh iya. Pandu jadi kerja di sekolah kamu?” tanya Olivia pada Zoya. “Bang Pandu udah diterima jadi tukang kebun di sekolahku dan besok bang Pandu udah bisa mulai kerja,” ucap Zoya. “Ya udah kalau gitu, aku ke kamar dulu ya kak. Kak Damar, sekali lagi makasih ya!” ucap  Zoya tersenyum kemudian pergi ke kamarnya. Setelah Zoya ke kamarnya, Olivia duduk disamping Damar. “Gimana enak gak jusnya?” tanya Olivia ketika ia melihat Damar meminum jus buatannya. “Minuman atau makanan apapun kalau kamu yang bikin, pasti enak dan aku pasti suka,” ucap Damar. “Kamu nih bisa aja,” ucap Olivia tersenyum. “Btw, tadi kamu nanyain orang yang namanya Pandu ke Zoya. Emangnya dia siapa?” tanya Damar. “Pacarnya kak Cinka,” jawab Olivia. “Jadi pacarnya kak Cinka sekarang profesinya tukang kebun?” tanya Damar. “Dulunya tukang kayu sekarang jadi tukang kebun,” jawab Olivia. “Kenapa sih kak Cinka selalu aja ketemu pria yang gak sederajat sama dia. Apa dia gak belajar dari yang udah-udah,” ucap Damar. “Tau nih kak Cinka,” ucap Olivia. “Terus kenapa kamu diam dan biarin kak Cinka tetep pacaran sama tukang itu?” tanya Damar. “Yang diem aja itu siapa sih Mar. Aku sama Sarah udah bilangin kak Cinka tapi kak Cinka gak mau denger. Kak Cinka bilang kalau Pandu itu laki-laki yang baik dan beda sama mantan-mantannya yang sebelumnya,” ucap Olivia. “Terus kamu percaya gitu?” tanya Damar. “Ya enggak lah tapi aku juga gak tahu harus gimana. Kak Cinka susah banget dibilangin,” ucap Olivia. “Lagian kenapa sih kak Cinka nyantolnya sama yang dibawahnya terus padahal kak Cinka kan kaya, baik, ples cantik lagi. Pasti banyak pria-pria tajir yang mau sama dia tapi kenapa kak Cinka milihnya yang dibawahnya terus,” ucap Damar. “Nah itu masalahnya. Pokoknya kamu harus bantuin aku,” ucap Olivia. “Bantuin apa?” tanya Damar. “Misahin kak Oliv sama Pandu,” ucap Olivia. Tiba-tiba Cinka masuk ke dalam rumah, “Ehem.” “Eh kak Cinka udah pulang,” ucap Olivia. “Hai kak Cinka,” ucap Damar. “Kayaknya ada yang habis ngomongin aku nih,” ucap Cinka. “Kak Cinka ngomong apa sih. Siapa juga yang habis ngomong kakak,” ucap Olivia. “Gak usah pura-pura gak tahu deh. Kalian pikir aku gak tahu? Aku denger apa yang kalian bicarakan tadi,” ucap Cinka. “Nih aku bawain oleh-oleh buat kak Cinka,” ucap Damar memberikan bingkisan untuk Cinka. “Kamu mau nyogok aku biar aku gak jadi marah gitu? Kamu pikir dengan kamu kasih hadiah ini aku bakal diem dan biarin kamu sama Oliv terus ngomongin aku gitu? Gak ya!” ucap Cinka. “Kak Cinka jangan suudzon gitu dong. Damar kesini emang mau ngasih oleh-oleh buat kita. Aku sama Zoya juga dapet kok oleh-olehnya,” ucap Olivia. “Iya kak. Kebetulan aku baru pulang dari Prancis. Makannya aku ngasih oleh-oleh,” ucap Damar. “Oleh-olehnya buat kamu aja,” ucap Cinka memberikan oleh-oleh tersebut pada Olivia. “Aku udah dapet dari Damar kak,” ucap Olivia. “Yaudah ini aku tambahin (memberikan oleh-oleh itu pada Olivia). Pokoknya aku minta kalian berdua gak usah ikut campur sama hubunganku. Mau aku pacaran sama siapa, orangnya gimana, dan apapun tentangnya, biarin aja. Yang menjalani hubungan itu aku berarti yang tahu cocok atau enggaknya itu ya aku. Lebih baik kalian berdua diem aja!” ucap Cinka. “Maksud kita baik kok kak. Kita gak mau kakak memilih orang yang salah seperti apa yang pernah terjadi sama kakak dulu,” ucap Damar. “Sekali lagi aku bilang, jangan ikut campur hubunganku. Aku lebih tahu tentang pasanganku dan aku yakin aku memilih orang yang tepat,” ucap Cinka. Cinka kemudian berbicara dengan Damar, “Damar, kalau kamu masih aku restui sama Olivia, kamu gak usah mencampuri hubunganku sama pacarku. Dan jangan bantu atau turuti apapun yang ingin Olivia lakukan untuk memisahkan aku dan pacarku.” “Ii..ii..iya kak,” ucap Damar gugup. Di Rumah Pandu Ketika Pandu pulang ke rumah, Pandu melihat ada Tika dirumahnya. Tika terlihat sedang duduk diteras sambil memainkan ponselnya. Entah apa tujuan Tika datang ke rumah Pandu, padahal dia sudah sering datang ke rumah Pandu. Sebenarnya Pandu tidak nyaman dengan kedatangan Tika tetapi ia juga tidak enak jika harus mengusir Tika dari rumahnya. “Tika, kamu ngapain ke rumahku?” tanya Pandu. “Mau ketemu kamu lah. Gak mungkin dong aku kesini mau ketemu bapakmu,” ucap Tika. “Iya terus ngapain mau ketemu aku?” tanya Pandu. “Orderan furniture kamu lagi sepi kan?” tanya Tika. “Tau dari mana kamu?” tanya Pandu. “Aku tahu dari Miko,” ucap Tika. Sementara itu, Ibu Pandu baru pulang dari warung. Ketika melihat Tika dan Pandu sedang mengobrol di luar, Ibunya pun meminta mereka untuk masuk dan mengobrol di dalam rumah. “Loh kok pada ngobrol diluar? Ayo masuk aja ke dalam. Gak enak dilihat tetangga tuh,” ucap Ibu Pandu. “Iya bu,” jawab Pandu. Pandu mengajak Tika masuk ke ruang tamu, “Ya udah Tik kita ke ruang tamu aja ya.” Di Ruang Tamu Sekarang Tika dan Pandu sudah berada di ruang tamu. Usut punya usut, ternyata Tika ingin mengajak Pandu bekerja di tempatnya. Agar Pandu mau bekerja di tempatnya, Tika sampai menawarkan gaji yang besar untuk Pandu. Ibu Pandu mendukungnya untuk bekerja di tempat Tika tetapi Pandu menolak. “Sebenarnya maksud dan kedatangan aku kesini itu untuk ngajak kamu. Aku mau ngajak kamu kerja di toko tasku,” ucap Tika. “Di toko kamu kan udah banyak karyawan. Ngapain masih nyari karyawan lagi,” ucap Pandu. Tika diam sebentar untuk mencari alasan, “Iya sih tapi kan karyawan doang, belum ada modelnya. Rencananya aku mau jual tasku secara online dan aku butuh orang buat jadi model tasku. Kalau tasnya dipakai model kan pasti lebih menarik.” “Kamu kan jual tas cewek, terus ngapain kamu nyari model cowok? Hahaha ada-ada aja ya kamu,” ucap Pandu. “E..e.. nanti kan aku juga jual tas cowok. Please kamu mau ya jadi model tasku. Aku bakal bayar kamu Rp 10 juta perbulan,” ucap Tika. “Besar sekali bayarannya. Pandu, kamu ambil aja tawaran Tika. Gajinya besar dan tokonya juga dekat dari rumah kita,” ucap Ibu Pandu. “Aku tahu Tika ngasih pekerjaan ini pasti bukan tanpa tujuan. Kemungkinan dia suka sama aku, makannya dia berusaha nyari perhatian aku. Aku emang butuh uang buat modal bisnis tapi aku juga gak mau kerja di tempatnya. Kalau aku kerja ditempat Tika, otomatis aku bakal sering ketemu Tika, dan aku takut Cinka cemburu. Apalagi sekarang aku udah resmi pacaran sama Cinka berarti aku harus bisa menjaga perasaan Cinka,” batin Pandu. “Gimana Pandu? Kamu mau kan kerja di tempatku?” tanya Tika. Pandu menjawab, “Sorry, aku gak bisa.” “Gak bisa? Kenapa?” tanya Tika. “Aku udah dapat kerjaan,” ucap Pandu. “Udah dapet kerjaan? Kerja apa?” tanya Tika. “Aku keterima jadi tukang kebun di sekolahan dan besok aku udah mulai kerja,” ucap Pandu. “Kamu batalin aja jadi tukang kebun terus kamu kerja sama aku,” ucap Tika. “Gak bisa gitu dong Tik. Soalnya aku udah tanda tangan kontrak dan aku gak bisa batalin segampang itu,” ucap Pandu. “Cuma jadi tukang kebun aja ada kontraknya?” tanya Tika. “Hati-hati kalau ngomong. Jangan suka merendahkan profesi orang,” ucap Pandu. “Siapa juga yang merendahkan. Aku kan nanya,” ucap Tika. “Intinya aku gak bisa kerja di tempat kamu. Jadi lebih baik kamu cari orang lain aja ya,” ucap Pandu. “Tapi aku maunya kamu Du,” ucap Tika. “Kan aku udah bilang kalau aku gak bisa,” ucap Pandu. Tika mengatakan, “Ya udah deh. Tapi kalau kamu udah gak kerja disana dan kamu butuh kerjaan, kamu hubungi aja aku.” “Iya. Makasih ya udah mau bantu aku,” ucap Pandu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN