"McLean?" gumam Leonard. Perhatiannya langsung terfokus pada Victoria. Sesuatu tiba-tiba melintas di pikirannya ketika Delinda menyebutkan nama McLean. Terlebih, wajahnya. Seolah tak asing lagi baginya. "Senang bertemu Anda, Mr. Van Der Lyn," ucap Victoria. Gadis itu menarik senyum lebar di wajah. Iris berwarna hijau biru yang memukau itu sanggup menyihir manik cokelat Leonard. Mata sang bos mengecil. Lebih-lebih ketika otaknya telah berhasil mengenali visual eskotis di depannya, "Oh, ya. Ehem!" Leonard akhirnya bergeming. Pria itu mendadak menjadi gelisah. ‘Bukankah dia gadis di hotel itu?’ batin Leonard. Ya. Leonard akhirnya ingat. Ingat dengan begitu jelas. Dia wanita yang berada di kamar 203. Mendadak saja Leonard merasa begitu gelisah. Akankah gadis itu tidak mengenalinya? Muda-m