Belum saatnya. Kubilang pada diriku, pada hasratku. Tunggulah. Ada saat yang tepat untuk menghabisinya. Victoria McLean~ __________________ 'Lakukan!' Bola mata Victoria refleks terbuka saat wajah ayahnya tiba-tiba menguasai kepalanya lengkap dengan suara yang memerintah. Victoria makin memfokuskan pandangan. Bidikkannya telah siap dan tinggal menunggu dirinya menekan pelatuk. 'Kau suka berada di ruangan itu, kan?' Victoria mengerjap. Tidak tidak. Ia harus fokus. 'Jika aku mati, adikmu akan mati.' "Persetan!" teriak Vic. DOR Suara letusan pistol memecah suasana. Timah panas melesat tepat pada satu target. **** Dada Victoria naik turun menahan deru napasnya. Mendadak kedua tangan ikut terasa lemas hingga ke bagian lutut yang bergetar. DOR DOR DOR Edgar tak henti menembakka